1 - Car Free Day

752 26 3
                                    

Minggu pagi menyambut bangunnya Vanessa dari tidur panjang layaknya hibernasi. Sinar matahari yang baru saja menampakkan wajahnya masuk lewat jendela kaca di kamar Vanessa. Matanya belum benar-benar terbuka saat notifikasi line berbunyi di telinganya.

"Ah, ini terlalu pagi untuk berangkat ke car free day." Gerutunya.

Vanessa berjalan gontai ke kamar mandi. Suara deburan air berkali-kali terdengar dari luar. Tampaknya, Vanessa mandi dengan cepat sekali karena menghindari dinginnya air.

***

"Vanessa! Telat setengah jam dan ku jamin ini akan masuk koran mingguan di halaman depan." Cerocos seorang wanita saat Vanessa menghampirinya.

"Oh ayolah, kau terlalu berlebihan, Re! Hanya setengah jam saja, dan ini masih.. ," Balas Vanessa lalu menengok jam hitam yang melingkar di pergelangannya, "Jam Tujuh lebih dua belas menit."

Rea membuang napas panjang, "Yah, setidaknya kita punya waktu 3 menit lagi untuk tidak terlambat."

"Loket dibuka jam setengah delapan, kan? Dan..."

"Maksudku untuk tidak terlambat antri paling depan." Sela Rea sebelum Vanessa menyelesaikan kalimatnya.

Dua wanita tersebut berjalan menuju sebuah bangunan semi-permanent yang dibangun untuk kepentingan penjualan tiket. Di depan bangunan yang menurut Vanessa lebih terlihat sebagai Pos Satpam perumahannya tersebut, terdapat sebuah baner putih dengan foto enam laki-laki sedang berfoto gaya candid. Tepat di bawah foto tersebut, ada tulisan merah menyala yang berbunyi 'Chicser : Tour de Indonesia'

"Oh tidak, kita terlambat!!" Teriak Rea.

"Oh God, help me!!!" Teriak Vanessa tak kalah keras, "Itu hanya 5 orang, Re!"

"Sebenarnya apa sih hebatnya mereka? Sama saja kan dengan 1D yang kemarin konser juga di GBK? Itu loh, yang membuat supporter PSSI marah besar." Ujar Vanessa sembari melirik poster yang terpampang.

"Diamlah, Nes. Nanti ku jelaskan saat dua tiket berada di tanganku."

Sejujurnya, Vanessa tidak terlalu mengerti tentang Chicser. Oh, mungkin akan ku ralat. Lebih tepatnya, Vanessa tidak tahu-menahu tentang Chicser. Yang ia tahu mungkin hanya Matematika dan Pelajaran Menghitung lain yang amat membosankan bagi sebagian orang. Atau mungkin Harry Potter dan karakter fiksi lain yang hidup abadi di benak wanita berkacamata itu.

Setengah delapan tepat loket di buka. Rea antri di nomor 6 dan Vanessa di belakangnya. Mereka berhasil keluar dari antrian panjang sekitar 10 menit setelahnya.

"Untung saja kita datang cepat. Kalau tidak, tahun depan kita baru dapat tiket." Kata Rea memandang orang-orang yang berjajar sangat panjang.

"Dan tadi kau memarahiku karena ini." Balas Vanessa, Rea hanya mencibir.

Mereka memutuskan jogging kecil-kecilan mengisi kekosongan. Sebelum Car Free Day yang tenang berubah jadi Full Car Day.

Lima belas menit jogging dan mereka menemukan sebuah banner besar menutupi pohon. Banner itu bertuliskan 'Car Free Day sampai jam 3 Sore pada hari Minggu, 29 Maret 2015'

"Apa maksudnya sampai jam 3 sore? Mustahil tapi Real" Tanya Rea.

Vanessa mengangkat bahu tanda tak mengerti. Mereka berdua duduk di salah satu bangku yang tersedia dan meminum minuman isotonik yang baru saja Rea beli.

"Tahu nggak, .."

"Nggak, kan kamu belum ngomong, re?"

Rea mendengus sebal, "Dengerin dulu!"

"Kamu tadi kan tanya tentang Chicser, nah sekarang aku mau jelasin. Chicser itu dance group terkenal dari Filipine. Terkenal dari video nya di Youtube yang berjudul Teach Me How To Dougie tahun 2012." Rea kembali menengguk minumannya.

"Mereka terdiri dari enam orang : Ully sebagai leader, Biboy, Oliver, Cav, Ranz, sama Owy. Jelas mereka nggak sama kayak 1D. Dengan bakat dance dan wajah yang tampan, mereka bisa meluluhkan hatiku." Lanjut Rea mendramatisir kata-kata terakhir.

---

Hai, haii..
Di bulan yang penuh kemuraman karena ujian tak berperikemanusiaan merajalela di muka bumi ini, sempat-sempatnya author menulis fanfiction.
Hitung-hitung refreshing lah, meskipun besok ujian (lagi) dan pelajarannya bisa membinasakan seluruh umat manusia *ceilahh*

Jadi kalo ceritanya amburadul jangan salahkan ya, menulis ditengah terbakarnya otak sungguh melelahkan kau tahu?
Dan jangan nagih lohh, apalagi mendekati bulan-bulan UN SMP (kayak laku aja nih cerita?)

Author tahu kok, Ranzters dan Chicserific di Indo nggak terlalu banyak. Jadi, author nggak ngarep yang baca sebanyak fanfic yang sebelumnya :"

Ranz in My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang