10 - Citra Pura II

265 13 2
                                    

Pukul 11.43 WIB

Setelah dari Candi Borobudur, mereka dan anggota Chicser pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Parangkusumo yang terletak tak jauh dari Pantai Parangtritis.

Di pantai itu sepi. Tak banyak pengunjung, apalagi di hari biasa seperti hari itu. Dan itulah memang yang mereka inginkan.

Semua anggota Chicser melepas kacamata dan topi yang selama ini berjasa melindungi mereka dari serangan fans-fans brutal. Kehadiran mereka di tengah masyarakat telah tersamarkan berkat dua benda yang kini tergeletak di atas pasir.

***

Pukul 20.37 WIB

Jalan Malioboro sangat indah di malam hari. Lebih dari cukup untuk sekedar berjalan atau menikmati makanan pinggir jalan yang tentu saja, berbeda dari Filipina.

Malam itu malam terakhir bagi mereka di bawah naungan Jogja yang indah dan kental akan suasana mistis nya.

Sebelum sampai di Malioboro, mereka juga menyempatkan diri mengunjungi alun-alun kota dan mencoba mitos berjalan dengan mata tertutup diantara pohon beringin.

Tak terduga sama sekali, Vanessa dan Ranz hampir berhasil melewati pohon tersebut. Mereka hanya butuh beberapa langkah lagi. Tapi apa boleh buat, dan perlu mereka ingat bahwa itu hanya mitos yang berkembang di masyarakat.

Kabarnya, tak ada yang bisa melewati pohon tersebut karena dengan mata tertutup, kita tidak bisa berjalan lurus meskipun sudah berusaha. Ya, pikiran logis Vanessa menenangkan hati nya sendiri.

***

"Jakarta I'm Coming!!!!!!" Teriak Vanessa saat selesai mengepak barang dan bersiap check-out dari hotel yang empat hari tiga malam ini ia tempati.

Yang Vanessa tidak tahu, si hotel ini bilang ke hotel tetangga nya, "Akhirnya manusia aneh yang sering banget jerit-jerit sambil nyanyi di kamar mandi yang dengan biadab nempatin salah satu kamar gue udah balik ke Jakarta."

"Diem! Bikin malu lo!" Bentak Zira.

Vanessa menjulurkan lidahnya tanpa rasa bersalah. Kekanak-kanakan memang. Tapi tak ada salahnya bukan?

Pukul 9 pagi mereka berangkat ke Bandara Adi Sucipto menggunakan taksi. Di sepanjang perjalanan, tak henti-henti nya Rea menebar tawa. Mulai dari mencoba gombalan aneh kepada supir taksi, sampai peristiwa-peristiwa gila yang ia ceritakan.

Pukul 12 tepat.

Burung besi yang mereka naiki sudah melayang di udara. Tak sedikit dari penumpangnya sudah terlelap. Tak terkecuali Zira, Giselle, dan Rea. Sedangkan Vanessa hanya bisa memandang langit luar dari jendela kecil di sampingnya.

Beberapa kali bayangan Mike terlintas di benaknya. Tak jarang juga bayangan Ranz muncul tiba-tiba.

"Ahh kenapa harus Ranz? Padahal aku lebih mengidolakan aktor-aktor Hollywood," gumam Vanessa dalam hati.

Saat sudah mendarat dan menunggu jemputan dari Kakak Vanessa dan Zira, Kevin, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di Starbucks. Mereka duduk di salah satu sudut tempat tersebut dan tak menyadari bahwa ada rombongan Chicser di sebelah mereka.

"Ranz menetap di Jakarta," Ujar salah satu wanita di belakang Vanessa.

Vanessa menoleh tanpa suara. Masih bingung dengan ucapan wanita tersebut.

"Saya Rita. Penerjemah bahasa mereka di Indonesia. Tapi sepertinya Ranz sudah mengerti banyak tentang bahasa kita, dan dia akan tinggal di apartemen Citra Pura II. Menetap disini, di Jakarta," lanjutnya sambil melirik Ranz di bangku sebelah.

Vanessa mengekor mata Rita, "Maksudnya? Lalu di Filipina tak ada lagi Dance Group bernama Chicser?"

"Masih ada. Kau tak memperhatikanku tadi? Yang menetap hanya Ranz. Ully, Owy, Cav, Oliver, dan Biboy akan kembali besok."

Hening sejenak. Zira, Rea, dan Giselle mencoba mendengarkan pembicaraan Vanessa dan wanita di belakangnya, namun gagal. Suara mereka kurang dari 20Hz Giselle rasa.

"Dan kau tahu?" Ujar Rita masih dengan suara pelan.

"Ranz mengajakmu dinner di tempat kalian pertama bertemu. Kau sendiri. Tanpa mereka," lanjutnya.

Hati Vanessa mencelos. Keringat mengucur lebih deras dari pelipis dan telapak tangannya. Bibirnya tak kunjung mengatup.

"Kenapa lo?" Tanya Zira memandang adiknya aneh.

"E, enggak," balas Vanessa dengan jantung yang bekerja sangat cepat.

"Kak Kev dateng tuh, ayo pulang," lanjut Vanessa mengalihkan pembicaraan.

---

Ranz tinggal di Indo!!

Haha..
Vanessa dilema nih ceritanya

Tunggu chap selanjutnya, guys!!

Ranz in My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang