Konser telah usai. Namun, Vanessa dan rombongannya belum mau pulang ke Jakarta. Rencananya, baru Sabtu nanti mereka kembali. Itu berarti masih ada satu hari bagi mereka untuk melewatkan hari di kota beringin kembar.
Jum'at pagi-pagi sekali, mereka berangkat menaiki angkutan umum ke Candi Borobudur. Sebenarnya tak hanya mereka. Satu rombongan lelaki dengan kacamata hitam dan topi juga ikut. Ya, anggota Chicser.
Sekitar pukul 9 pagi mereka sampai. Zira, Rea, dan anggota Chicser, serta manager mereka pun meminjam kain batik terlebih dahulu untuk di pakai. Sedangkan Vanessa dan Giselle yang notabene belum memasuki usia 17 tahun pun tidak diwajibkan. Vanessa masih bulan September nanti berusia genap 17, sedangkan Giselle satu bulan lagi.
Setelah memakai perlengkapan, mereka segera naik ke atas. Tangga per tangga mereka lewati. Tak terlalu banyak anak tangga sepertinya, tapi entah kenapa rasa lelah langsung menjalar.
Di tingkat paling atas, mereka menghela napas lega. Mengamati lingkungan sekitar dari ketinggian. Tak terhitung jumlahnya berapa kali mereka berkeliling di atas.
Mengingat mitos yang beredar, apabila tangan bisa menyentuh stupa, keinginan kita akan terkabul, mereka tertarik untuk mencobanya. Satu persatu dari mereka pun mencoba. Tapi hasilnya nihil. Tak ada yang bisa menyentuhnya.
"Gue pernah baca sih, kalo diameter candi luar stupa nya itu satu meter ato berapa, entah gue lupa. Trus panjang tangan kita itu bisa satu meter kalo di gabungin dua-dua nya," kata Zira sok tahu saat mereka berada di salah satu tempat makan sekitar candi.
"Yang jelas panjang tangan kita itu nggak lebih panjang dari jarak candi luar ke stupa nya. Makanya butuh perjuangan keras. Trus mitos itu, gue pikir gini. Kalo kita usaha keras, kita bakal bisa nyentuh itu stupa, sedangkan di dunia nyata, kalo kita usaha keras, kita bakal bisa hidup bahagia dan keinginan kita terkabul. Mungkin gara-gara gitu ada mitos itu disini," lanjutnya.
"Ah sotoy lu!" Kata Vanessa.
"Eh, tapi masuk akal loh. Siapa tau emang gitu? Gue nggak pernah sih nyari tentang asal-usul mitos disini," sahut Giselle.
"BTW, My-Lovely-Prince kemana ya?" Tanya Rea.
"Ranz maksud lo? Ya masih di candi lah sama pemandu wisata nya," Jawab Vanessa ketus.
Vanessa diam. Sosok masa lalu nya terbayang di pikirannya saat melihat candi besar itu. Ia mengaduk-aduk es teh manis di depannya tanpa berniat meminum sama sekali.
Rea yang menyadari kelakuan aneh sahabatnya pun angkat bicara, "Lo kenapa sih? Ngeliatin Chicser? Nggak keliat neng dari sini!"
"Ah enggak. Gue ..."
"Keinget Mike," sahut Zira tiba-tiba.
"Apaan sih lo!"
"Tau nggak, Nes, Mike dari kemarin nge whatsapp gue melulu," kata Giselle tak mau kalah.
Vanessa menoleh kepadanya, "Emang gue peduli gitu?"
"Lo kok gitu sih? Dia nanyain lo mulu tau."
"Masa?"
"Tuh kan langsung nyaut," ujar Zira.
"Diem deh kak! Trus-trus, dia nanya apa aja?"
Zira dan Rea menahan tawa sambil berpandangan penuh arti.
"Dia nanya kabar lo, udah punya pacar belum, ngapain mau ke Jogja, ke Borobudur nggak, ya gitu-gitu sih."
"Emang ada apa sih kok Mike nanya nya Borobudur?" Tanya Rea.
Vanessa melayang tinggi. Tak mengindahkan hukum gravitasi yang selama ini dipakai di bumi. Ia melayang menembus angkasa dan mencapai bintang di langit Jogja.
"Sebenernya ... gue sama Mike jadian disini. Waktu Study Tour, dan gue juga putus disini, waktu lomba seni," Jawab Vanessa sembari menyembunyikan wajah merah nya.
"Lomba seni Nasional waktu awal kelas XI itu?" Tanya Rea lagi.
Vanessa hanya mengangguk mantap. Ia tetap menunduk malu. Kini Rea berubah menjadi seperti tante-tante yang mau tahu semuanya.
"Kan gue dulu juga ikut, tapi kok lo nggak bilang? Pantes waktu manggung muka lo pucet banget," Cerocos Rea.
"Ya masa dengan PD nya gue umumin kalo baru putus?"
"Seenggaknya lo bisa cerita ke gue."
---
Okey, finished.
Keep Reading guys,
Share, Vote, or Comments :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranz in My Dream
Hayran Kurgu[ C O M P L E T E D ] Dance group asal filipina, Chicser, yang sedang mengadakan konser di Indonesia mengundang segerombol Chicserific datang ke Gelora Bung Karno untuk melihat konser tersebut. Dan disana lah perjalanan baru Vanessa bermula.