CHAPTER 3

16 1 0
                                    

Jihye merasakan langkahnya lebih ringan dari biasanya. Mungkin saja jika ia punya kekuatan untuk bisa melawan gravitasi, ia akan menari di udara dengan senyumnya yang semakin mengembang. Walaupun seharusnya ia pergi ke tempat lain, namun sepertinya yang ia lakukan sekarang adalah sesuatu yang lebih penting. Sambil sesekali melirik ke arah pemuda di sampingnya, Jihye masih saja menunjukkan senyum bahagianya. Ia berkali-kali menghindari tatapan pemuda itu atau pipinya akan semakin memerah.

Setelah lima menit berjalan dari halte bus, akhirnya mereka berbelok ke sebuah toko yang dipenuhi botol kaca dengan berbagai bentuk dan warna. Senyum Jihye semakin mengembang karena akhirnya ia akan mendapat hadiah ulang tahun yang telah pemuda itu janjikan sebelumnya.

"Bagaimana dia bisa tahu aku ingin parfum," gumamnya pelan.

"Sebenarnya aku sudah memesannya minggu lalu, tapi aku tidak yakin apakah pilihanku tepat atau tidak."

"Apapun pilihanmu pasti itu yang terbaik," ucap Jihye sambil tersipu.

"Benarkah? Kalau begitu aku harus memastikannya dulu." Ia mengambil paper bag yang disodorkan staf toko kemudian mengeluarkan isinya.

"Tidak.. tidak. Tidak perlu." Jihye langsung menyambar paper bag dari tangan Jungkook. "Selama ini tidak ada yang salah dengan pilihanmu, jadi kurasa kali ini pun sama."

Jungkook yang awalnya berniat ingin melontarkan kalimatnya pun langsung terdiam begitu Jihye menariknya keluar dari toko. Tentu saja setelah mengucapkan terima kasih pada staf toko.

"Aku pernah bilang akan menraktirmu kan? Aku akan menepatinya hari ini. Kau mau makan apa?"

"Sesuatu yang ringan." Jihye menunjuk sebuah restoran yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Pizza."

Jungkook menatapnya tak percaya. "Bagimu itu ringan?"

"Aku hanya memakannya seminggu sekali jadi itu masih ringan bagiku. Ayo cepat! Aroma pizzanya sudah menggelitik hidungku." Jihye bergegas mendahului Jungkook yang masih melangkah dengan ragu.

Jihye membuka pintu kaca restoran dengan berseri-seri. Saking bersemangatnya, bahkan ia sudah memesan pizzanya ketika Jungkook baru saja melangkah masuk. Gadis itu mendadak berubah menjadi anak kecil yang terlalu bersemangat menunggu kedatangan makanan kesukaannya.

"Jangan sampai besok aku mendengar keluhanmu lagi." Kata Jungkook begitu pizza pesanan Jihye datang.

"Tidak, aku tidak akan menimbang berat badanku hari ini. Tidak akan kubiarkan timbangan itu merusak kebahagianku. Aku akan jauh-jauh darinya hari ini."

***

"Kau baik-baik saja?"

"Kau sudah menanyakan hal itu belasan kali."

"Tapi aku takut Mina benar-benar akan mendiamkanmu." Pizza di depan Hwarin sama sekali belum tersentuh. Sedari tadi ia hanya melempar tatapan khawatirnya pada Minho.

"Aku sudah puluhan kali mendapat ancaman semacam itu." Hwarin masih menatapnya dengan tatapan yang sama. "Sudahlah jangan pikirkan itu lagi. Cepat makan dan temani aku membeli sesuatu. Aku belum memberinya hadiah kemarin."

Hwarin langsung terbelalak. "Ah ya, hari ini ulang tahunmu kan. Bisa-bisanya aku melupakan ulang tahunmu."

"Wah, ternyata kau dan Jisung sama saja." Minho kembali menyantap pizzanya.

Setelah sekitar lima belas menit berlalu, mereka pun meninggalkan restoran dan mulai berpikir ke arah mana mereka harus melangkah.

"Kira-kira apa yang dia butuhkan," gumam Minho.

GONE TO STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang