10. Aku jadi Culun?

2 2 0
                                    

Mata Pelajaran hari Rabu memang membosankan, pagi-pagi Sejarah, lanjut Kimia, Fisika, Matematika, dan ditutup dengan Biologi.

Huhhhh! Harusnya sekali-kali aku bolos saja kalau hari Rabu.

Algi tiba-tiba menarik tanganku mengajak pergi.

“Apa sih? Gak usah narik-narik!” Kataku sambil berusaha melepas tangan yang digenggam cowok itu dan berhasil.

“Kita harus ikutin Mettasya pulang sekarang.” Kata Algi.

Aku berdiri sambil berusaha menggendong tasku.

“Buat apa?” Tanyaku heran.

“Ya buat cari surat dari Ghea yang dititipin sama dia.”

“Enggak, gue gak mau. Gue mau bikin laporan baru buat di kasih ke Bu Tari.”

“Nara itu tinggal nge-print doang kali, lagipula kan deadline nya masih lama.”

“Bukan cuma print, gue juga mau cari bukti dan selidiki siapa yang udah ganti laporannya.”

“Soal itu lo gak usah pusing, gue janji bakal bantuin lo.”

Aku menatapnya sambil menyipitkan mata, sedikit tak percaya dengan perkataannya.

“Serius?” Tanyaku memastikan.

“Serius, gue gak bohong.” Katanya sambil mengangkat dua jari.

Awalnya aku sedikit tak percaya, karena mana mungkin cowok itu peduli dengan masalahku, tapi setelah dilihat-lihat dari mimik wajahnya, sepertinya cowok itu serius.

“Ya udah, gue mau.” Kataku akhirnya.

Algi menjelaskan semua rencananya padaku dan dia sudah memastikan tidak akan ada orang yang curiga ketika aku dan Algi mengikuti Mettasya.

Aku dan Algi diam di dekat pintu menunggu geng Fraternite keluar dari kelas mereka yang bersebelahan dengan kelasku. Setelah sekitar kurang lebih satu menit menunggu, akhirnya mereka keluar dari kelas, lalu aku dan Algi diam-diam mengikutinya sampai parkiran.
Sesampainya di parkiran Algi mendekati sebuah motor, awalnya aku pikir dia hanya megajakku bersembunyi saja di balik motor itu, tapi ternyata motor itu memang miliknya. Aku sempat ingin bertanya kenapa Algi malah membawa motor bukannya mobil agar mudah bersembunyi, tapi sebaiknya aku diam saja mengikuti rencananya. Mungkin alasan Algi membawa motor agar mudah menyelip sehinga tidak kehilangan jejak Mettasya.

Algi menyodorkan helm padaku dan Aku cepat-cepat memakainya, lalu naik ke atas motornya.

Bisa kulihat Mettasya masuk ke dalam mobil berwarna pink cerah yang kutahu itu milik Viola. Dulu waktu aku masih jadi bagian dari Fraternite aku juga sering pulang sekolah bareng mereka menaiki mobil itu.

“Gi, kayaknya mereka ke basecamp Fraternite dulu deh.” Kataku memberi tahu Algi.

“Kita tunggu sampe mereka pulang ke rumah.”

Algi kalau sudah ada maunya tidak bisa nanti dulu, harus langsung dituruti.

Aku dan Algi sampai di basecamp Fraternite, semua anggota Fraternite turun dari kendaraan mereka dan masuk ke dalam. Ilyas sempat menoleh ke belakang ke araku dan Algi, mungkin sadar ada orang yang mengikuti mereka, tapi bersyukurnya Algi cepat-cepat membelokkan motornya untuk bersembunyi, jadi Ilyas tak tahu keberadaan kami.

PHPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang