1. Algieba Archie, Bintang paling Bersinar

5 3 4
                                    

Malam ini rasanya menjadi malam yang paling menyebalkan dari malam-malam yang sudah ku lalui. Terlebih siang tadi, orang-orang yang ku anggap limited edition di muka bumi ini ternyata mereka sama saja seperti orang-orang yang sudah aku temui sebelumnya, bahkan bisa dibilang mereka lebih jahat dari orang-orang sebelumnya.

Tetapi jahatnya mereka aku rasa sebanding sih dengan baiknya mereka padaku selama ini, balance-lah jadi aku tidak begitu merasa rugi karena pernah kenal dekat dengan mereka.

Mereka yang ku maksud adalah sahabat-sahabatku yang selalu kubanggakan pada orang-orang. Aku selalu menceritakan sahabat-sahabatku itu pada orang tuaku bahkan mereka tahu nama-nama sahabatku dan sudah saling kenal.

Awal mula sahabat-sahabatku berubah itu karena dua alasan, pertama karena kemunafikan seseorang yang sudah aku percayai memitnahku, dan kedua karena satu orang yang sama yang berhasil transisi, dari jelek jadi cantik, to the point saja kali ya. Menyebalkan memang kenapa sih aku harus hidup di zaman di mana yang good looking selalu dipuja-puji dan yang jelek dilirikpun tak pernah. Padahal menurutku standar kecantikan seorang wanita itu berbeda-beda, Mungkin iya ada yang cantik dari segi wajahnya, bahkan bukan ada lagi tapi sekarang banyak sekali cewek-cewek cantik di luar sana. Tetapi, definisi cantik menurutku tak hanya dilihat dari wajah dengan bulu mata lentik, hidung mancung, pipi tirus, kulit mulus, putih, bersih, shining, shimmering, splendid, atau rambut bergelombang seperti ombak tepi pantai. Cantik juga bisa lahir dari hati, attitude, cara berbicara, pokoknya tidak melulu tentang wajah dan body goals.

Aku menopang daguku dengan sikut yang ku tindihkan di atas buku fisika. Begini ya rasanya tak punya sahabat atau teman, sepi.

ARGHHHHH!!!!!

Menyebalkan sekali sih! Kenapa sahabat-sahabatku melupakan ku secepat itu?

BULLSHIT!!!!!!!!!

Mereka bilang kami akan selalu sama-sama, dan bersahabat sampai surga. Kenyataanya sekarang sudah tak pernah tuh yang namanya saling sapa.

Aku menghela napas kasar sambil melipat kedua tanganku di atas meja dengan malas, lalu menengadahkan kepalaku ke langit yang kini tengah gelap tapi tetap cantik karena ada banyak sekali bintang yang berkerlipan dan bulan yang bersinar sangat terang.

Setiap aku menatap langit malam-malam, selalu ada saja satu bintang yang bersinar paling terang di antara bintang-bintang yang lainnya dan itu selalu membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian.

"Bintang gue gak tau siapa nama lo, tapi tunggu biar gue searching dulu di google apa nama bintang paling terang di langit." Kataku seolah-olah aku sedang berbicara pada manusia.

Aku mengambil ponsel yang letaknya tak jauh dengan posisiku sekarang, aku langsung membukanya dan mencari nama bintang paling terang.

"Daftar nama bintang paling terang," Kataku membaca judul artikel.

"Ma-ta-ha-ri."

Aku membaca tabel di kolom pertama yang terdapat tulisan matahari, dan itu membuatku bertanya-tanya.

"Iya sih matahari emang bintang dan paling terang, tapi masa iya gue harus manggil matahari jelas-jelas itu kan bintang." Kataku berbicara sendiri.

Aku menggeser layar ponselku ke atas memperlihatkan nama-nama bintang paling terang yang lainnya.

"Al-de-ba-ran."

"Hah? Aldebaran Andin maksudnya? Yang di sinetron Ikatan Cinta itu? Oh jadi namanya terispirasi dari nama bintang, baru tahu gue." Kataku lagi-lagi berbicara sendiri.

Aku membaca nama-nama bintang di kolom demi kolom, dan kembali menemukan nama yang menurutku familier.

"An-ta-res."

PHPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang