12. Pertarungan Algi dan Fraternite

1 0 0
                                    

Aku berjalan di koridor sendiri, sepertinya orang-orang belum datang ke sekolah karena ini masih terbilang sangat pagi. Syukurlah.
Aku tiba di kelas, dan belum ada satu orang pun di sini.

Semalam aku sudah berjanji pada diriku kalau aku akan bersikap biasa saja pada Algi, tak akan menunjukan sikap kalau aku menyukainya.

Algi datang di waktu yang tepat, di mana aku sedang merasa kesepian dan mengharapkan kehadiran seseorang. Wajarkan kalau aku mencintainya dan berharap lebih padanya?
Satu persatu siswa datang, sekolah menjadi ramai dan semakin ramai.

“Tumben dateng pagi, mau nyontek tugas lo?” Kata Levy, membuatku memutar kedua bola mata.

 “ALGI BERANTEM SAMA FRATERNITE DI BELAKANG SEKOLAH!” Teriak seseorang dan seketika itu juga semua orang langsung berlarian ke belakang sekolah.

Jujur aku kaget dan sedikit tak percaya, setahuku Algi tak ada masalah apapun dengan Fraternite. Apa jangan-jangan ada anggota Fraternite yang sadar kalau kemarin aku dan Algi sempat mengikuti mereka ke basecamp dan mereka salah paham dengan itu.

Aku cepat-cepat bangkit dari kursiku dan berlari ke belakang sekolah.

Setelah sampai di sana ternyata benar saja, Algi sedang bertarung dengan cowok Fraternite, kecuali Radin aku tak melihat keberadaannya di sana.

Kakiku dibuat gemetar melihatnya, aku hanya bisa melongo melihat itu, ingin tak percaya tapi ini nyata, dan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.

“Algiiii Berhenti!!! Kalian semua juga berhenti! Jangan main keroyokan!” Teriakku berharap mereka berheti bertarung, tapi tetap saja mereka tak mendengarkan teriakanku.

“Lo semua kenapa malah pada nonton? Pisahin mereka!” Teriakku pada orang-orang yang kini sedang berdiri sambil menontoninya.

Bersyukur Pak Surya selaku guru Kimia sekaligus Wakasek kesiswaan cepat-cepat datang bersama seorang satpam dan melerai mereka.

“BERHENTI! APA-APAAN KALIAN INI!” Teriak Pak Surya.

Mereka berhenti berkelahi, setelah satpam menahan Algi menjauh dari keenam anggota Fraternite.

“KALIAN SEMUA BUBAR!” Teriak Pak Surya pada siswa-siswi yang tadi menonton perkelahian itu.

Mereka semua bubar, tapi aku, Mettasya, Viola, dan Tiera masih tetap berdiri di tempat.

“Kalian semua ikut Bapak sekarang!” Perintah Pak Surya pada Algi dan keenam anggota Fraternite.

Mereka semua mengikuti Pak Surya. Aku menatap Mettasya, Viola, Tiera, dan mereka membalas menatapku dengan penuh kebencian.

Satu masalah belum selesai, dan sekarang ditambah masalah baru. Semangat Nara kamu pasti bisa melewati semua ini.

Aku mengikuti Pak Surya yang kini membawa Algi dan keenam anggota Fraternite ke ruang BK, dan ternyata Mettasya, Viola, dan Tiera juga mengikutinya.

Kami berempat melihat mereka di depan jendela ruang BK, dan semua cowok-cowok itu tertunduk kecuali Algi, cowok itu malah membuang muka seolah malas mendengarkan Pak Surya yang kini sedang mengoceh.

“KALIAN INI KURANG KERJAAN BERANTEM PAGI-PAGI?”

Pak Surya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“BAPAK TAHU KALIAN ANAK-ANAK KEBANGGAN SEKOLAH DAN ITU TIDAK MENJAMIN KALIAN UNTUK TIDAK BERANTEM, TAPI APA HARUS KALIAN BERANTEM?”

“HARIZ! BAPAK TANYA SAMA KAMU, KENAPA KALIAN BERANTEM?”

Aku mendekatkan telingaku ke jendela ruang BK, penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka sampai berantem seperti itu?

PHPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang