15. Berpisah

360 65 18
                                    

Sebelum mulai, aku cuma mau bilang. Aku sebenernya lupa selisih antara Leon sama Reon, wkwk.

Jadi aku buat aja mereka selisih 7 tahun, ya. Waktu Reon TK A, Leon masih kelas 6.

Eh, bener nggak, sih? Aku khawatir kalau jomplang 😭
Tapi yaudah lah, ya. Intinya waktu Reon lulus TK, Leon naik ke kelas 8.

Eh, bener, 'kan?

Kalian paham lah, ya 😭
Selamat membaca~

•°•°~DLRG2~°•°•

Hari yang dinanti-nanti telah tiba. Setelah berjuang di Taman Kanak-kanak selama dua tahun, akhirnya Reon dan teman-teman bisa lulus. Yeeeeyyy ... makan-makan!!

Reon sepertinya juga bahagia menyambut hari kelulus—

"NGGAK MAU! NGGAK MAU, REON NGGAK MAU! PAPA, REON NGGAK MAU PISAH SAMA NAO. MAMA, REON NGGAK MAU. HUWAAAAA...."

Di hari kelulusan yang seharusnya di sambut dengan bahagia, Reon justru menunjukkan sikap yang berkebalikan. Ia menangis kencang sambil memegang erat tangan Nao sampai yang punya tangan kesakitan. Saat mau dipisah pun genggaman Reon malah semakin menjadi. Apalagi Nao tubuhnya kecil, 'kan. Tulangnya serasa mau remuk.

"Reon sayang, dengerin Mama dulu, ya. Nao 'kan pindahnya nggak jauh dari sini, walaupun nggak bareng di SD, tapi Reon masih bisa main sama Nao. Ya, Reon? Nggak papa, ya," ucap Ran yang berusaha menenangkan Reon.

Reon menggeleng kuat. "Bohong! Nao pindahnya pasti jauh! Pokoknya Reon nggak mau, Mama. Reon takut nggak ada yang mau temenan sama Reon sebaik Nao," jawabnya.

Ayah dan Bunda Nao juga bingung harus apa. Kepindahan mereka memang tidak bisa dibatalkan. Alasan keluarga Nao harus pindah adalah karena pekerjaan ayah Nao.

Kalau sudah begini, mau dibujuk pakai stroberi jenis apapun, Reon tidak akan luluh. Teman lebih berharga daripada stroberi karena stroberi mudah dicari, tetapi kalau teman seperti Nao ... Reon tidak yakin akan menemukannya dengan mudah.

"Nanti setiap hari Sabtu atau Minggu kita main ke rumah baru Nao, ya, Reon. Adek tenang aja," kata Shion berusaha membujuk. Lagi-lagi, Reon menggeleng.

"Nao jangan pergi aja...." ucap Reon dengan air mata yang masih mengalir deras.

Pada akhirnya Reon berhasil dipisahkan dari Nao walaupun harus mendaki gunung lewati lembah, eh. Lalu, perubahan sikap Reon mulai muncul. Dari yang awalnya selalu ceria, kini sering murung, jarang bicara, suka menyendiri di kamar dan yang paling mengejutkan adalah ... Reon menghindari stroberi.

Bayangkan. BAYANGKAN!

Reon yang bisa dibilang strawberry addict itu kini menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan stroberi. Baik itu buah, makanan, minuman, atau gambar stroberi.

Separah itu tingkat galau Reon karena pisah dari Nao!

Tentu saja Shion, Ran dan Leon merasa heran. Mereka sudah mencoba berkali-kali untuk mengembalikan keceriaan Reon, tetapi belum bisa.

Bagi yang pernah kehilangan teman baik atau sahabat pasti paham perasaan Reon. Walaupun sebenarnya Reon tidak kehilangan Nao sepenuhnya, sih. Nao 'kan hanya pindah, Reon bisa teleponan, video call-an, atau mengunjungi Nao langsung ke rumahnya.

"Dek." Leon tiba-tiba datang dan masuk ke kamar Reon. "Maaf, ya, tadi Kakak udah ngetuk pintu berkali-kali, tapi kamu nggak jawab, jadinya Kakak masuk aja." Reon masih diam di atas tempat tidurnya.

Leon menghampiri sang adik dan duduk di sebelahnya. Leon ingin memberi saran, tetapi ia tidak pernah serius dalam berteman. Jadi walaupun ada teman sekelas Leon yang melupakannya, menggibahinya, mengatakan yang tidak-tidak tentangnya, Leon tidak akan peka dan tidak peduli. Maka dari itu Leon sebenarnya takut jika ia sampai salah bicara karena Leon tidak terlalu paham bagaimana rasanya ditinggal seorang teman.

Daily Life Reon Gerald 2 (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang