Matter

Part 2

"Kok bisa hilang mba?" Tanyaku pada wanita yang ada di depanku ini.

"Maaf pak!" Katanya sambil menunduk

"Kamu kerjaannya apa sih? Saya heran jagain anak kecil saja tidak bisa, kamu cari sama pak mamat, kalau sampai tidak ketemu kamu saya pecat. Sekarang!" Perintahku

Siapa yang mengatakan bekerja menjadi direktur hanya berleha-leha dan bermain wanita. Tunjukkan wajahnya padaku sini.

Menjadi seorang Adis Mahendra (31) yang memiliki sebuah perusahaan dan rumah besar tidak serta merta membuatku lepas dari tanggung jawab.

Banyak sekali hal yang harus ku korbankan, salah satunya waktu ku bersama ayas.

Anak laki-laki menggemaskan itu yang selalu menjadi semangat hidupku. Ya! Benar aku sudah pernah menikah sebelumnya dan gagal. Wanita yang ku nikahi ternyata hanya sebuah benalu yang menumpang hidup pada inangnya.

Dia hanya memanfaatkan kekayaanku dan berfoya-foya setiap hari tanpa pernah memperdulikan ayas. Entah bagaimana dulu aku pernah mempercayai ucapaannya dan menjadi orang bodoh.

Kurasa dunia ini tidak seindah negeri dongeng, dimana kita dapat menemukan wanita baik hati, tulus, dan mencintaimu. Mereka hanya ingin uang, uang, dan uang.

Hah! Aku menarik menarik nafas panjang berusaha untuk mengurangi beban. Berkas-berkas yang menumpuk ini tidak dapat ku tinggalkan begitu saja.

Rutinitas ku setiap hari, pulang larut dengan tubuh luar biasa lelah. Dan lagi ayas hilang. Lengkap sudah masalahku hari ini.

•••
Fiara POV

"Perut ayas udah penuh bun, sekarang malah ngantuk" katanya sembari menggosok matanya

"Loh cepet amat ngantuknya, sini duduknya dipangku aja ya biar ga jatuh" bujukku, dia hanya mengangguk diam saat aku menaruhnya dipangkuanku.

Kamu bertiga makan di warung bubur di dekat kontrakkan untungnya mereka buka malam hari, walau sedikit ramai karena memang makanannya enak dan hari ini lumayan dingin.

Sesampainya di kontrakkan aku menaruh ayas di atas tempat tidurku, lalu keluar menghampiri nada.

"Ini beneran polisinya ngomong gitu" kata nada

"Suer deh! Makanya gue langsung bawa pulang lagi, gara-gara ayas laper juga sih tadi"

"Terus ini orang tuanya nyari ga ya? Kalo kita dikira penculik gimana? besok pas kita kerja dia sama siapa?" aku menganggukan kepala mendengar pertanyaan nada yang beruntun.

"Bunda ayas haus" seseorang muncul dari balik pintu kamarku

Aku menepuk jidatku, kenapa aku bisa lupa membeli susu. Aku langsung menatap nada.

"Eh kok bangun? Mau minum susu?" Tanyaku

"Yes! Strawberry milk please"

"Gue lupa beli susu nad, gimana nih?" Bisik ku

"Adanya susu diet ra" balas nada dengan bisikan pula

"Rasanya enak ga?"

"Lumayan manis sih"

"Minta ya besok gue ganti pulang kantor" ujarku sambil melenggang menuju dapur untuk membuatkan susu