Part 8

4.1K 483 75
                                    

Adis pov

"Hm! Siapkan saja, 5 menit lagi saya akan hadir" sebentar lagi akan dilaksanakan meeting ruting dengan divisi keuangan.

"Baik pak!"

Berjalan menuju lantai 8 tempat dilaksanakannya pertemuan, Rudi sudah ku suruh untuk berangkat terlebih dahulu dan menyiapkan keperluan.

Begitu masuk suasana yang tercipta cukup kondusif dan terlihat sangat siap, aku langsung menuju kursi tempatku dan mempersilakan untuk dimulai.

"Sepertinya pada tabel kedua bulan Juni kurang Rp 600.000 dibagian kanan" koreksiku

"Hasil pada bulan Agustus juga tidak balance. Seharusnya masalah seperti ini sudah tidak terjadi lagi, mengingat kalian bukan sehari dua hari bekerja disini. Kamu sebagai manager bagaimana Anto, urus divisi ini dengan benar saya tunggu perbaikannya besok. Buang-buang waktu saja, meeting selesai"

Aku keluar dan langsung memencet lantai 16 dimana ruanganku berada, di paling atas gedung ini, suasana koridor lantai ini tidak begitu ramai.

Aku mengecek ponsel ku sebelum melanjutkan pekerjaan dengan berkas-berkas ini, dan benar saja ada pesan masuk dari Fiara

Mas bekelnya udh aku kirim y!
Mungkin sebentar lg sampai

Ck!
Aku berdecak malas dan langsung menelfonnya.

"Kok kamu tidak ikut mengantar" tanyaku tanpa berbasa-basi

"Saya nanti harus menghadiri interview calon karyawan mas, ini sedang menyiapkan keperluan"

"Lalu...?"

"saya takut ada yang terlewat, kalau nanti saya kesana"

"Fiara..."

"Pleaseee!"

"Tidak akan telat, saya jamin"

"Jauh dari kantor mas. Bekelnya kan sudah saya kirim"

"Kesini, atau saya batalin kontrak!" tegasnya

Terdengar helaan nafas berat dari sana

"Oke!"

Tut

"Pak! Ini ada titipan dari satpam" Rudi masuk dan menyerahkan kotak makan itu, setelah melihat Adis yang mengangguk dia segera pergi meninggalkan ruangan milik atasannya itu.

"Huh! Bisa tolong katakan pada divisi marketing, senin besok saya tunggu laporan kuartal ini saat meeting" melalui interkomnya Adis menyampaikan pesan pada Rudi, karena tidak ingin mengganggu waktu makan siang bawahannya

Tok!tok!

"Masuk!"

"Pak! Sudah sampai kan makanannya" suara dari depan pintu membuatku mengalihkan fokus dari dokumen yang sedang ku baca. Dengan isyarat mata menyuruhnya untuk duduk di sofa.

Menurut, adalah satu-satunya hal yang dapat dilakukan Fiara. Tak lama Adis menghampirinya dan menyerahkan kotak bekal itu pada Fiara

"Kok dikasih ke saya pak?" tanya Fiara

"Jangan geer! Saya suruh kamu suapin" sahutku

"Kenapa tidak pakai daun pisang seperti semalam" tanyaku setelah dia membuka tutup tempat itu, walaupun aroma yang tercium hampir sama.

"Gak ada daunnya pak, bapak mau sponsorin?"

"Boleh, tapi buatkan saya makan siang terus ya"

"Hehehe engga usah pak. Gaji sama adsense masih cukup buat saya jajan"

"Kenapa bapak lagi?" tanyaku malas

"Kan ini dikantor"

"Kantor kamu?" sarkasku, dia hanya menggeleng sambil menutup tempat yang dibawanya.

"Jadi kamu youtuber?" mendengar dia tadi membicarakan tentang adsense

"Iya mas, sini deh pinjam handphonenya" kulihat dia menyodorkan tangannya.

"Sekalian buka youtube juga hehe" katanya masih dengan senyum lebar

Memberikan ponselku padanya dan dia terlihat mengetikkan sesuatu disana

"Nih lihat, aku subscribe ya" tanpa persetujuanku dia langsung menekan tanda berwarna merah itu. Dan mengembalikannya lagi padaku.

Ku gulir ke bawah melihat video di laman youtube miliknya.

"Terus ini semua videonya hanya kegiatan kamu saja?" Dia mengangguk sebagai jawaban

"Memangnya ada yang mau melihatnya?" Senyum diwajahnya luntur seketika, berganti menjadi wajah tidak terima

"Banyak tau mas, kan videonya seru"

"Kamu beli penonton ya?"

"Astaga mulutnya, kalo ngomong pedes ben-"

Getaran ponsel menghentikan ucapannya, ternyata bunyi alarm yang sudah dia setting dan mematikannya.

"Aku balik kantor ya mas, takut telat" pamitnya

Aku mengangguk dan menyodorkan sebelah tanganku, ku lihat dia menatap tanganku yang menggantung bingung

"Salim!" titahku

Dia menurut dan mengambil tanganku lalu ditempelkan di pipinya. Aku berdeham menekan euphoria yang tiba-tiba datang dan menarik paksa sudut bibirku ke atas.

"Besok saya jemput jam 10, survey lokasi"

•••

"Ayah dari tadi nonton apa sih? Ga selesai-selesai deh" kata Ayas yang bosan melihat ayahnya melihat sesuatu di ponselnya sambil sesekali tersenyum.

Karena masih tidak didengarkan oleh ayahnya, Ayas berinisiatif untuk mengintip apakah gerangan yang membuat ayahnya menjadi aneh saat ini.

Suara yang terdengar tidak asing saat dia mendekat, dan terlihat seseorang sedang menjelaskan bagaimana cara memakai sesuatu berwarna cokelat di kelopak mata, tunggu

Sejak kapan ayahnya menyukai sesuatu berbau kecantikan?

Bergerak untuk memastikan jawaban dari pertanyaan yang ada di kepalanya, lagi lagi Ayas mendekat kemudian mendengus saat tau yang dilihat adalah bundanya.

"Ayah ngapain nonton bunda dandan?"

•••

Sedikit dulu gapapa ya hehe.
Aku gemes tau sama cerita ini karena nyari feel nya susah bgt.

SEMOGA SUKA YAAA

MatterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang