7

36 21 20
                                    

Halo semuanya, hari ini aku balik lagi. Tentunya di cerita yang sama tapi di chapter yang berbeda.

Jangan lupa vote dan komen ya❤

Happy reading...

"Kak Aksa ngajak kenalan lo? Beneran? Serius? Demi apa?" Pertanyaan berturut-turut terlontar betidu saja dari mulut seorang gadis bernama Adis yang tentu saja ditujukan kepada Nayra.

Nayra hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang, dan kembali memasukkan biji kuaci yang sebelumnya telah ia kupas kedalam mulutnya. Ia mengangguk malas untuk menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Wah parah parah, gila. Demi apasi kak aksa ngajak kenalan orang, eh maksudnya minta kenalan. Eh, apasi? Ya intinya itulah" tanya Adis.

Gadis itu lantas memperbaiki posisi duduk silanya didepan Nayra, "Jangan jangan, kak Aksa naksir sama lo? Kaya cinta pandangan pertama gitu" ucap Adis lagi.

Nayra berdecak kesal, ia melempar kulit kuaci yang telah ia gigit tepat mengenai wajah Adis. "Apaan sih lo, ngarang" ucap Nayra.

"Ih, Nayra, jorok banget sih"

Nayra tak menggubris, gadis itu menyibukkan dirinya sendiri untuk memakan kuaci daripada harus meladeni sahabatnya itu.

"Nay, gue mau nanya"

"Hmm?"

"Kalau misal nih, nanti, suatu saat, kak Aksa beneran suka sama lo terus dia nembak lo, lo gimana?" Tanya Adis, gadis itu menatap Nayra dengan penasaran.

Sedangkan Nayra, gadis itu berbalik menatap Adis, "gausah ngarang cerita" ucap Nayra kesal.

"Ya siapa tau aja kan ya" ucap Adis.

"Atau, jangan-jangan lo masih ngarepin si Gavin?" Tanya Adis curiga.

"Enggak! Mana ada!" Elak Nayra tak terkalahkan.

"Ya siapa tau aja ya kan" ujar Adis.

Nayra pernah sempat berfikir, apakah dirinya masih mengharapkan masa lalunya itu atau engga? Jujur, Nayra sudah tidak memiliki rasa apapun pada cowok yang bernama Gavin itu. Tapi, Nayra seringkali merasa kesal jika mengingat pengkhianatan yang sudah dilakukan oleh cowok itu.

"Tapi nih Nay, gue lumayan kenal sama kak Aksa, eh nggak kenal deng, tapi sedikit tau karakter cowok itu dari cerita Dylan. Kak Aksa itu tipikal orang yang ngga mau kenal sama orang" ucap Adis.

Gadis itu mengetuk beberapa kali dagunya sembari mengingat-ingat sesuatu, "maksudnya gini, kak Aksa itu nggak suka kenalan atau ngenalin diri dulu ke orang lain, paham nggak lo?" Tanya Adis.

Nayra berusaha mencerna kalimat rumit yang di ucapkan oleh Adis, kemudian ia mengangguk. "Maksud lo, dia ngga suka kenalan dulu sama orang, tapi harus orang itu dulu yang ngenalin diri ke dia?" Tanya Nayra memastikan.

Adis menjentiikan jarinya, "Tepat banget, apalagi kalau sama cewek" ucap Adis lagi. "Nih ya kalau lo perhatiin dengan seksama, kak Aksa itu ga pernah ngomong sama cewek, bahkan cewek sekelasnya pun jarang. Apalagi buat ngenalin diri ke cewek kaya yang dilakuin dia ke lo tadi" lanjutnya.

Nayra berusaha menimang-nimang, perkataan Adis memang ada benarnya. Bahkan Nayra pernah melihat sendiri dulu saat ia masih menjadi siswi baru disini pernah ada siswi seangkatannya yang terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada cowok itu, namun balasan yang didapat justru hanya cacian dari Aksa. Hal itu sudah sering terjadi beberapa kali, bahkan Nayra juga sempat melihat dari jauh ada seorang siswi teman sekelas cowok itu mengajak berbicara namun ditinggal begitu saja oleh Aksa. Dalam artian "di kacangin"

PRA-AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang