Untitled Part 8

31 15 4
                                    

Halloo kalian semuanya, pi balik lagi nih

Udah siap buat ramein setiap paragraf??

Jangan lupa vote ya<3

Nb: kalau ada typo tandain❤

Happy reading...

Hari sudah beranjak siang, di hari libur seperti ini Nayra lebih sering menghabiskan waktunya di rumah untuk sekedar tidur dan bermalas-malasan. Namun pagi ini ia terpaksa bangun lebih pagi karena semalam Adis, temannya itu menginap disini. Dan pagi tadi gadis itu sudah dijemput oleh pacarnya, yaitu Dylan.

Nayra berniat hari ini ia akan pergi ke Gramedia untuk membeli beberapa alat lukisnya yang sudah rusak serta membeli beberapa kanvas. Ia juga berencana untuk pergi ke mall guna mengganti lensa salah satu kameranya yang sudah rusak. Gadis itu menghela nafas pelan saat mengingat besar biaya yang akan ia keluarkan nantinya. Tapi tidak apa, demi menyenangkan diri sendiri ia akan meminta uang kepada mamanya.

"Mah, Nayra minta uang buat beli kanvas sama yang lainnya" ucap Nayra saat ia baru saja duduk di sofa samping mamanya.

Ratih, wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya, merasa sedikit curiga pada putri semata wayangnya itu.

"Ck, mama mah ngga percayaan sama anak sendiri" decak Nayra kesal.

"Berapa?" Tanya Ratih.

Nayra berfikir sebentar, "lumayan banyak, buat ganti lensa kamera juga soalnya, hehehe" ucapnya.

"Kamera kanvas novel kamera kanvas novel, itu terus" ujar Ratih, wanita itu tak habis fikir dengan putri semata wayangnya yang hobi menghabiskan uang untuk hal-hal seperti itu.

Nayra hanya menampilkan cengiran lebarnya, "Sebenernya mau ituin senar biola juga sih ma" ucapnya kemudian.

Ratih mendelik, menatap putrinya dengan tatapan tak percaya. Kemudian wanita itu mengambil bantal sofa untuk dilemparkan dan mengenai putrinya.

"Boros banget sih kamu, biola nya lain kali aja" ucap Ratih kesal.

Nayra berdecak, "iya ma"

🌵🌵🌵

Mobil putih milik Ratih berhenti di depan Gramedia, wanita paruh baya itu duduk di kursi belakang penumpang bersama putrinya, Nayra.

"Kamu di Gramedia lama nggak?" Tanya Ratih.


Nayra berfikir sejenak, kemudian mengangguk.

"Yaudah, mang Ujan biar nganterin mama dulu. Nanti kalau udah selesai, telpon mang Ujang suruh nganteril ke mall, ya" ucap Ratih.

Nayra hanya mengangguk seraya menyampirkan ransel kecil di pundaknya. "Nayra berangkat dulu, Assalamualaikum" ucapnya seraya mencium tangan mamanya.

"Waalaikumsalam"

Nayra berjalan memasuki tempat favoritnya sedari kecil, Gramedia.

Gadis itu menarik nafas panjang kemudian membuangnya perlahan. Bahkan aroma buku khas dari Gramedia sudah tercium di inderanya.

Nayra memasuki tempat itu, hal pertama yang ia lihat adalah jajaran alat tulis dengan berbagai macam merk, bentuk serta warna. Ini lah yang Nayra suka dari toko buku seperti Gramedia, selalu bisa memanjakan mata.

Nayra memegang erat tali ransel mininya, gadis itu berjalan menyusuri beberapa rak yang menyediakan alat tulis. Ia memilih beberapa macam dan tak lupa untuk mencobanya terlebih dahulu.

PRA-AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang