Untitled Part 10

23 9 1
                                    

Hallo...

Siapapun kalian, darimanapun asal kalian, kapanpun kalian dan dimanapun kalian baca cerita ini, aku cuma minta jangan lupa VOTE SAMA KOMEN udah itu aja. Aku ngga minta macem-macem kok dari kalian. Setidaknya kita saling menguntungkan gitu loh.

Yaudah, baca aja. Siapa tau suka





Sejak pulang dari sekolah, Nayra bingung sendiri. Sedari tadi gadis itu hanya mampu berjalan mondar mandir seraya menggigit kuku jarinya.

"Nay, lo mau sampe kapan sih mondar mandir ngga jelas kaya gitu" ucap Adis jengah. Pasalnya sejak ia datang kesini gadis itu belum bicara apapun selain berjalan mondar mandir tidak jelas.

Karena kesal, Adis lantas menarik sebelah tangan Nayra, membuat gadis itu terduduk di kasur.

"Aws, sakit Adis" keluh Nayra.

Adis hanya memutar bola matanya malas.

"Nay, cerita sama gue, ada apa? Sejak istirahat di sekolah tadi lo aneh banget tau ngga, apalagi pas setelah istirahat tadi. Lo di apain sama kak Aksa?" Tanya Adis beruntut.

Gadis itu memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jadi wajar saja ia akan menanyakan sesuatu hingga ke akar-akarnya. Kalaupun bisa, sampai ke pangkal bijinya pun akan ia korek habis-habisan.

Nayra mendesah pelan, gadis itu menatap Adis yang tengah menatapnya memicing. "Sebenernya, kak Aksa tadi nembak gue" ucap Nayra pelan.

"Oohh nembak, WHAT!?!?!"

"Adis, plis, ngga usah kenceng-kenceng juga teriaknya" keluh Nayra.

"Sory sory, jadi, lo tadi di tembak kak Aksa? Terus terus, gimana? Lo terima nggak? Parah sih kalau nggak lo terima" ujar Adis beruntun.

Nayra hanya mampu menyengir lebar, "hehehe, engga"

"Engga apa?" Tanya Adis penuh selidik.

"Engga gue terima" jawab Nayra.

"WHAT?? Nayraaa plis, lo gila apa gimana sih ah, ngeselin banget" ucap Adis. Gadis bergerak memperbaiki posisi duduknya. "Heh, lo gak mikir apa? Lo itu ibarat menyia-nyiakan kesempatan berlian, anjir" lanjut Adis kesal.

"Lebay banget sih lo. Lagian gue ngga kenal sama kak Aksa" ucap Nayra.

"Ya, tapi kan, Nay-"

Nayra berdecak, "Dis, gue ngga kenal sama kak Aksa, apalagi suka sama dia. Kalaupun gue terima, percuma aja kan?" ujar Nayra.

Adis hanya mampu menatap sahabatnya itu prihatin, gadis itu lantas menghela nafas Panjang.

Kini Nayra menatap Adis, "Dis, kak Aksa pun belum tentu bener-bener cinta sama gue. Coba deh lo fikir, mana ada orang yang ngga kenal sama sekali terus tiba-tiba nembak gitu aja, aneh kan?"

Apa yang di ucapkan Nayra itu adalah hal yang benar menurut Adis. Tapi,

"Nay, tapi itu tuh ibarat keberuntungan buat lo. Kak Aksa aja ngga pernah deket apalagi nembak to the point kaya yang dia lakuin ke lo ke cewek lain" ujar Adis. "Mungkin lo special buat kak Aksa" tanmbah Adis.

"Dis, gue ngga mau kalau misal suatu hari nanti gue ngalamin hal yang sama kaya dulu lagi. Hubungan tanpa kejelasan tuh ngga enak" ucap Nayra.

Adis mungkin tidak bisa merasakan apa yang sedang Nayra rasakan, tapi percayalah Adis tetap bisa menebak apa yang sahabatnya itu fikirkan.

"Lo masih suka kan sama Gavin? Lo masih ngarep dia balik lagi ke lo kan?" Tanya Adis to the point.

"Nggak, mana ada" elak Nayra cepat.

Adis, gadis itu mendesah pelan. "Nay, ibaratin nih ya. Lo itu nolak batu permata yang udah ada didepan mata cuma buat nungguin batu aki yang tenggelem di dasar kali" ujar Adis. "Lo bisa ngomong kalau lo ngga ngarepin si Gavin balik dan sebagainya, tapi mata lo ngga bisa bohong Nay kalau lo jelas-jelas masih ngarepin tuh cowok" lanjutnya.

"Tapi balik lagi ke lo nya juga sih, gue sebagai sahabat lo cuma mau yang terbaik buat diri lo sendiri. Mungkin menurut lo kak Aksa bukan orang yang baik, tapi pliss jangan sampe lo ngarepin buntut kuda kaya si Gavin buat balik ke lo" ujar Adis lagi.

Nayra mengangguk, gadis itu lantas memeluk Adis dari samping.

"Makasih Adis, lo selalu baik sama gue, lo selalu pengertian sama gue, selalu ada saat gue butuh".

Adis melepaskan pelukan itu lalu menatap Nayra, "lebaya banget sih kaya mau mati aja" ucapnya.

Nayra berdecak kesal, "lo emang bener-bener ya suka banget ngerusak suasana" ucap Nayra kesal.

"Ya maap" ucap Adis seraya menyengir lebar.

"Dis, terus gue harus ngapain lagi sekarang?" Tanya Nayra.

Adis yang masih meminum susu kotaknya menatap Nayra heran. "Lo kemarin langsung nolak kak Aksa apa gimana?" Tanya nya.

Nayra menggeleng, "kemarin gue mau langsung nolak gitu, tapi keburu ada Bu Indi"

Adis menghela nafas panjang, "syukurlah kalau gitu"

"Kenapa?" Tanya Nayra.

"Besok senin, lo temuin kak Aksa, kasih dia kepastian. Kalau lo ngga suka dan nolak dia, tapi harus dengan cara baik-baik, jangan sampai nyakitin perasaan dia juga, ngga baik" ucap Adis.

"Harus ke kelasnya gitu?" Tanya Nayra.

Adis berfikir sejenak, "Ya nggak juga lah Nayra, ish. Tapi kalau lo berani juga ngga papa sih datengin ke kelas doi"

ctak

"sakit anjir" keluh Adis seraya memegangi jidatnya.

"Ya lagian lo juga, gue ngga segila itu kali datengin kelasnya kak Aksa" ucap Nayra.

"Terserah lo lah"

Nayra hanya bergumam.

Kedua gadis itu kini diam, sibuk dengan fikiran dan kegiatan masing-masing.

"Nay, ada rekomendasi drakor bagus ngga?"

Nayra menoleh, menatap Adis yang juga menatapnya. "Ada, gue habis download tadi. Lo cari aja di laptop gue"

Adis beranjak dari duduknya, mengambil laptop Nayra yang berada di meja lalu membukanya.

Kedua gadis itu kini sama-sama berbaring di tempat tidur dengan posisi tengkurap. Menatap sebuah layar laptop yang berada didepan mereka, yang menampilkan sebuah drama korea.

Tak terasa Waktu telah bergulir, hingga kedua gadis itu sama-sama terlelap.

Hallo gais, aku balik lagi di cerita ini hehehe

Btw ternyata aku udah gak up cerita ini lama banget ya hehehe

Yaudahlah, see u next chapt<3

PRA-AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang