16

16 6 9
                                    

Hari ini Aksa sudah membulatkan tekadnya perihal perasaannya terhadap Nayra. Cowok itu aakan melakukan apapun agar Nayra bisa menjadi miliknya. Termasuk menembak gadis itu di depan semua orang.

Seperti saat ini, lelaki itu menarik Nayra menuju lapangan sekolah di saat jam istirahat. Disaat ramainya siswa siswi berlalu lalang.

"Kak lepas" ujar Nayra seraya mencoba melepaskan cekalan tangan Aksa pada lengannya.

Gadis itu menoleh ke arah belakang, dimana Adis dan Alina mengikutinya namun tak bisa berbuat apa-apa.

Sampai akhirnya cekalan itu lepas saat Nayra dan Aksa sudah berada di tengah lapangan. Beberapa siswa siswi yang sebelumnya tak acuh, kini memusatkan pandangan mereka ke arah tengah lapangan-dimana Aksa dan Nayra berdiri, karena teriakan cowok itu.

"SEMUANYA DENGERIN GUE" Teriak Aksa menggema. Membuat beberapa murid mengerubunginya.

"MULAI SAAT INI, DETIK INI, MENIT INI, JAM INI DAN HARI INI, SEORANG CEWEK BERNAMA LAVINDA CHERRIN NAYRA DARI KELAS SEBELAS IPA DUA RESMI MENJADI PACAR GUE, PRADIKSA AKSA BAGASKARA" ujar Aksa lagi.

Hal tersebut sontak membuat teman-teman Aksa heboh sendiri, begitu juga dengan siswa siswi lainnya. Namun tidak dengan Nayra, gadis itu menatap Aksa dengan tatapan tak percaya.

"Kak, gue ngga bisa" ucap Nayra pelan, seraya menatap siluet cowok itu.

Nayra bisa melihat jika cowok itu tengah menyunggingkan senyum remeh, seolah-olah bagaimanapun Nayra menolak, ia akan tetap menjadi pacar Aksa.

"Gila" ucap Arland melihat apa yang telah dilakukan Aksa di tengah lapangan sana.

Hal tersebut sontak membuat Ragasa, Darren dan juga Gerry menatap Arland dengan tatapan berbeda-beda.

"Buju buset, si bos nyalinya gede banget" gumam Gerry dari tempatnya.

Sedangkan Darren dan Ragas lebih memilih diam, menatap ke arah lapangan.

"Gue ngga yakin sama keputisan dia" ucap Arland kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Lah, si es batu main pergi gitu aja" ucap Gerry seraya menatap punggung Arland yang kian menjauh.

Sedangkan Nayra, gadis utu tidak tau harus berbuat apa lagi. Jujur, ia tidak bisa menjadi pacar Aksa. Ia tidak sanggup, ia juga tidak siap untuk menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.

"Semuanya bubar bubar, udah kelar ya. Mending lu pada balik kelas" ucap Gerry seraya membelah kerumunan orang-orang disana. Menyisakan Aksa, Nayra dan juga teman-temannya.

"Selamat datang princess nya bos Aksa" ucap Gerry seraya menundukkan badannya.

Nayra kikuk, ia bergerak canggung menatap kedua temannya yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Kak, sorry" ucap Nayra begitu saja kemudian berlari meninggalkan area lapangan.

Ia ingin menenangkan fikirannya dulu, ia tidak boleh gegabah untuk mengambil keputusan. Bagaimanapun ia tidak boleh egois, tapi menerima Aksa sebagai pacarnya juga bukan hal yang baik untuk Nayra.

🍁🍁🍁

Aksa duduk bersender pada tembok pembatas rooftop dengan sebelah kaki yang ia selonjorkan. Matanya terpejam, meresapi setiap kepulan asap yang keluar dari bibirnya.

"Bego"

Aksa membuka matanya, menatap seseorang yang kini berdiri di depannya. Siapa lagi kalau bukan Arland.

Aksa hanya terkekeh, cowok itu memperbaiki posisi duduknya.

"Tumben banget lo ngga ngapelin buku-buku lo" ucap Aksa yang hanya mendapat respon datar dari Arland.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRA-AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang