45. 🔹

1.6K 173 21
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa POV🌸

Pertama kali terbangun pascaoperasi, tangan hangat menggenggam erat bagian jemari menemani. Perasaan yang penuh khawatir, rasa sakit yang ingin aku kalahkan, dan air mata yang sudah tidak bisa kututupi. Jennie duduk di sampingku kala aku tertidur tadi.

Tapi sekarang kami sudah banyak bicara, tak pedulikan rasa sakitku, yang penting Jennie merasa aku baik-baik saja. Sebenarnya untuk bicara juga masih sakit, tapi aku tidak boleh terlihat lemah di depannya, karena istriku jauh lebih penting dari kondisi tubuhku. Bagaimana pun kehamilan kedua Jennie ini harus tetap terjaga seperti Lion.

Putra kedua kami ini mengalami banyak peristiwa yang lebih menguras kekuatan ibunya, pikiranku, juga usahaku untuk menjaga kondisi mereka. Tapi aku percaya, Jennie dan bayi kami jauh lebih kuat dari cobaan yang datang menimpa.

Buktinya dia selalu menguatkanku dan Jennie.

Tiga jam sudah aku meminta pada perawat untuk tidak diganggu saat aku mengerahkan sisa-sisa tenagaku untuk berbicara dengan istriku, mengajaknya bercanda agar dia bisa tertawa dan mengusir rasa cemas berlebihnya, meski sedikit.

Kami saling menguatkan di tengah sama-sama lemah. Fungsi sebuah ikatan pernikahan adalah salah satunya.

"Sayang, kau sudah makan hm?" aku sangat mengkhawatirkan kondisi Jennie, apalagi dia sampai duduk di kursi roda begini, rasanya perih sekali melihat istriku menderita.

"Aku hanya ingin makan bersamamu"

"Aku masih belum boleh makan sayang, kau makan lebih dulu hm? Pikirkan kondisi bayi kita. Meskipun tidak ingin, kau tetap harus makan Jennieku"

"Tapi aku ingin makan bersamamu"

"Kita akan makan bersama di lain waktu. Sekarang kau makan dulu ya? Aku akan memanggil suster"

"Tidak usah hon.. Biar aku saja"

"Baby.."

"Honey.."

Dia menekan tombol untuk memanggil perawat, dan tidak lama perawat datang menghampiriku.

"Iya nona? Ada yang bisa saya bantu?"

"Sus, tolong panggilkan orang yang bernama Ruth, atau Jisoo" titahku, suster itu mengangguk.

"Baik, kalau begitu saya permisi"

"Nee. Terima kasih suster"

"Iya nona Lalisa"

"Genit" gumam Jennie yang terdengar jelas di telingaku. Ah! Ini sangat lucu. Apa dia sedang cemburu?

"Siapa yang genit hm?"

"Kualah! Siapa lagi?"

"Ya ampun istriku.. Aku tidak mungkin tertarik pada wanita lain, istriku sudah sangat mempesona, sempurna dan.. Seksi" aku mengusap tangan istriku dan mengecupnya. Wajahnya sedikit cemberut tapi sudah tersenyum merona sekarang.

Self Healing ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang