Setelah makan siang, Tom melanjutkan untuk tidur siang dari pukul 13.00-15.30. Teridurlah Tom di ranjang box bayinya. Sorenya Tom bangun dengan segar dan bermain-main di sekitar kamarnya yang menyambung dengan kamar mainnya.
Tak lamaa kemudian kemudian suster Tom datang membawakan Tom sebotol susu hangat dan kinder joy sebagai snack sore Tom. Tom bermain dari sore hingga malam. Hingga Tom mengantuk.
Keesokan harinya
Nampaknya kalau digambarkan dalam cerpen kehidupan Tom di rumah memang membosankan tidak ada drama-drama kehidupan lagi seperti di sekolah, tapi tidak apa-apa, saya akan tetap menceritakannya.
Yak jadi pagi hari ini Tom bangun pukul 08.00 pagi karena tidak sekolah lagi dan biasanya bangun lebih siang. Terdengar suara baby monitor Tom sudah berbunyi, itu tandanya Tom sudah bangun.
Mami dan suster Tom pun segera menuju ke kamar Tom untuk mengecek sang buah hati. Terlihat jika Tom sudah bangun, kedua matanya sudah terbuka, meski Tom masih berguling-guling di kasur menggunakan piyama merah kotak-kotak.
"Eh udah bangun Tom." Seru mami Tom sambil tersenyum.
Kemudian mami Tom nampak menggendong Tom dari kasur dan membawa Tom turun ke bawah untuk sarapan. Setelah sarapan Tom diajak berjemur matahari di halaman rumah selama 15 menit.
Setelah berjemur Tom dimandikan oleh mami atau susternya. Kemudian setelah itu Tom biasanya lanjut bermain di pagi hari, ia bermain perosotan, kuda-kudaan, ayunan, dll. Selain bermain biasanya Tom juga menonton serial animasi anak-anak dan mendengar lagu anak-anak, itulah yang membuat Tom senang. Setiap harinya Tom selalu dibelikan mainan baru seakan dimanjakan.
Namun biasanya Tom akan kembali menangis ketika popoknya penuh, itu tandanya Tom minta digantikan dengan popok baru. Tom menangis ketika ditinggal sebentar saja dengan maminya.
Karena begitulah Tom dididik manja sejak bayi dan tidak diajarkan perkembangan kemampuan sesuai usianya, seperti duduk, berdiri, bicara. Tom bisa duduk saja di umur 3 tahun sedangkan berdiri dan belajalan baru-baru ini ketika telah berusia 5 tahun. Sedangkah bicara belum bisa sama sekali.
Apapun yang orang katakan pada Tom tidak bisa menyerap perkataan itu ke otaknya. Entahlah memang Tom yang tidak diajarkan sejak kecil atau memang Tom merupakan anak yang memang memiliki gangguan perkembangan atau bisa dibilang autis.
Belum lagi banyak ketakutan Tom seperti takut ditinggal maminya, takut naik pesawat, takut dengar lagu pop, takut dengar suara kereta atau pesawat, takut bertemu dokter, dan paling parahnya Tom sangat ketakutan jika bertemu orang baru.
Karena Tom takut bertemu dokter, jadi mami Tom tidak pernah membawa Tom untuk imunisasi bulanan. Oleh karena itu tubuh Tom menjadi tidak kuat untuk menopang segala macam jenis penyakit dan akhirnya Tom jatuh sakit.
Malam harinya
Malam itu hujan deras dan petir membasahi daerah Menteng, Jakarta Pusat yang merupakan kawasan perumahan Tom. Tom yang sedang tertidur pulas tiba tiba terbangun dan menangis sangat kencang karena kaget mendengar suara petir menggelegar "DUARRRR". Kali ini suara tangis Tom tak kalah kencang dari suara petir.
Baby monitor Tom pun langsung segera berbunyi karena Tom menangis sangat kencang, itu membuat mami dan suster Tom juga kaget di tengah tidurnya. Baby monitor Tom berbunyi, itu tandanya Tom menangis.
Langsung saja mami dan suster Tom pergi mengecek Tom, sesampainya di kamar Tom. Mami dan suster Tom kaget ketika mulai menggendong Tom, mami dan suster Tom merasa tubuh Tom panas sekali.
"Tom demam, suhu Tom panas sekali, harus di cek." Kata mami Tom.
Mami Tom segera mengambil termometer untuk mengecek suhu Tom. Langsung saja termometer itu diarahkan pada dahi Tom. Dan benar saja jika suhu Tom sangat tinggi, yaitu 42,7 derajat celcius. Karena suhu Tom sangat tinggi, maka langsung saja mami Tom memberi Tom tempra dan mengompres Tom dengan koolfever. Tak hanya suhu Tom yang tinggi sepertinya Tom juga terlihat kedinginan menggigil.
Melihat Tom kedinginan begitu Mami Tom pun mengambil tindakan dengan membungkus sekujur tubuh Tom dengan kain bedong dan memakaikan Tom kaus kaki dan sarung tangan agar Tom tidak kedinginan.
Lanjut agar Tom merasa hangat, mami Tom mulai membuat susu hangat dalam botol dot agar Tom merasa tubuhnya hangat. Akhirnya sepanjang malam itu pun mami dan suster Tom tidak bisa tidur berpisah dari Tom, mereka tidur di kamar Tom.
Pagi harinya
Suhu Tom tak kunjung turun, masih sangat tinggi. Tangis Tom menggelegar ke seisi rumah karena Tom sedang demam tinggi hingga kejang-kejang dan muncul bintik merah di sekitar wajah dan permukaan kulit Tom. Mami dan suster Tom pun kaget melihat bintik merah itu yang bermunculan. Mami dan suster Tom menduga jika Tom terkena cacar air.
"Ini semua karena Tom gak pernah di imunisasi lagi setelah bayi, Nyon." Kata suster Tom.
"Hush kamu ini kalau bicara jangan sembarangan, Tom ini sehat gemuk tidak perlu diimunisasi lagi, lagi pula juga untuk apa nanti Tom pasti akan ketakutan ketika disuntik dan bertemu dengan dokter." Kira-kira seperti itulah tanggapan bodoh mami Tom.
Sepanjang hari itu Tom menggigil dan kejang-kejang meski sudah minum obat. Hingga keesokan harinya lagi mami Tom pun memutuskan untuk membawa Tom ke dokter anak, meskipun mami Tom tau pasti nanti Tom akan menangis ketakutan ketika bertemu dengan dokter. Tapi mau bagaimana lagi suhu Tom yang sangat tinggi tak turun-turun dari kemarin, dan bintik merah pada permukaan kulit Tom semakin banyak.
Keesokan harinya
Tom akan dibawa ke dokter hari ini, dan kini suster Tom sedang memperiapkan barang-barang yang akan dibawa ke rumah sakit, tentunya Tom ini merupakan anak kecil yang super rempong jadi akan banyak sekali barang bawaannya kemanapun ia pergi. Barang bawaan tersebut di antaranya, stroller, baju ganti, popok ganti, empeng cadangan, tissue basah dan kering, minyak telon, perlak, botol dot susu dan air, sweater jika Tom kedinginan, topi kupluk, termos, sapu tangan.
Hari ini karena Tom sedang sakit dan akan ke rumah sakit jadi outfit Tom untuk hari ini adalah jumphood berbentuk beruang, sengaja dipakaikan jumhood yang berbahan bulu itu agar Tom tidak kedinginan. Setelah semuanya siap Tom mulai masuk ke mobil dan duduk pada carseat nya. Sepanjang perjalanan Tom nampak terus kejang-kejang, sangat miris. Melihat hal itu membuat mami Tom menambah kecepatan mobil yang dikendarainya agar semakin cepat sampai di rumah sakit.
YOU ARE READING
Kisah Tom Si Bocah Cengeng
RastgeleKisah si Tom, bocah berusia 5 tahun yang terkenal sering menangis setiap saat , selain itu ia juga memiliki perkembangan yang lebih lambat daripada anak-anak se usianya.