bagi seungcheol, ngga ada yang bisa lebih membuatnya panik luar biasa sore ini selain suara jisoo yang menangis di telfonnya. jisoo itu bukan tipe orang yang bisa terbuka dengan perasaannya, dan mendengar dari dirinya sendiri yang menelfonnya sambil menangis, seungcheol lebih dari yakin kalo anak itu emang lagi nggak baik baik aja.
masih sambil tetap nempelin ponselnya ke telingnya buat nge-recall kesadaran jisoo yang kayaknya masih meracau ngga jelas di sambungan telfon mereka, seungcheol lari teburu buru mengambil jaket jeansnya sama kontak motor. lantas berlari keluar bengkel menaiki motornya.
mengabaikan teriakan brian dan pandangan beberapa anak bengkel yang melihatnya aneh, mungkin kayak lagi liat seungcheol yang abis dapet telfon either kabar super duka atau menang lotre. yang bikin cowok itu bahkan ngga sempat pamit sekata pun sama anak bengkel.
di pikirannya cuma ada jisoo yang lagi nangis, dan itu bikin seungcheol mendadak ikut susah bernapas, walaupun gas oksigen masih bisa menembus kaca helm balapnya leluasa.
saat membuka pintu appartmen milik cowok manis itu, seungcheol bahkan masih berdoa dan berharap kalo jisoo menyambutnya sambil berdiri dengan tatapan ngejek terus bilang dia cuma lagi nge prank atau apalah.
tapi dia salah, justru pikiran buruknya yang menjadi nyata.
yang ada di pandangan seungcheol kali ini, bukan kala jisoo menatapnya sinis atau kesal atau tertawa. tapi tatapan pilunya yang meminta tolong. cowok manis itu lagi meringkuk memeluk lututnya erat di depan pantry dengan ponsel, pecahan mug dan obat obatan yang berserakan di lantai.
seungcheol bersumpah, rasanya napasnya sempat terhenti sesaat.
"jis hey, lo kenapa. ada apa?" tangannya perlahan menyentuh hati-hati lengan cowok manis itu yang tertutup kaos lengan panjangnya. memutar tubuhnya buat menghadap ke arahnya pelan.
jisoo masih menangis dan meracau gak jelas.
"hei hei kenapa? ada gue. ada gue. jiss?" berulang kali mencoba mengguncang pelan tubuh lelaki manis itu, menyadarkan jisoo jika ada dirinya di sini untuk membuat cowok manis itu sedikit merasa aman.
"pusing..." rintihnya pelan.
"pusing? lo sakit?" tanya seungcheol setengah panik sendiri. tangannya menyentuh kepala cowok manis itu, berusaha melihat wajah jisoo yang ia sembunyikan dalam lipatan lututnya.
nggak sengaja menyentuh kulit wajahnya, yang anjir panas banget.
"badan lo panas banget gila! lo demam." serunya panik. jisoo menggeleng pelan. tapi diliat dari demamnya yang panas banget, cowok manis itu kayaknya udah nggak sepenuhnya sadar juga sih.
"gue izin gendong ke kamar ya?" tanpa menunggu ucapan iya dari cowok manis itu, tangan seungcheol bergerak cepat memposisikan di punggung dan lipatan kakinya, mengangkatnya perlahan buat menggendong tubuh jisoo ke kamar miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Couple
HumorMereka berempat tidak pernah tau jika usulan jeonghan untuk bertukar pasangan malam itu ternyata menjadi sebuah mimpi buruk di kemudian hari. Tentang mereka berempat dan kisah pelik di dalamnya. 🍁warn!!! -BXB - cheolsoo seokhan seoksoo jeongcheol...