22. wish you were sober

1.2K 84 13
                                    

⚠️warning: seks implisit 🔞







































lima hari berlalu begitu saja dari hari minggu saat mereka pulang dari bromo. dan lima hari ini juga berlalu tanpa kabar atau penjelasan lanjutan dari percakapan mereka yang belum sepenuhnya rampung. tapi sepertinya semua orang juga sedang kembali membangun topeng pura-pura lagi seperti tak ada yang berubah. atau mungkin hanya lebih parah.

seungcheol tak ambil pusing walaupun tak bisa berbohong juga jika lima hari ini cukup membuatnya nyaris frustasi. ia hanya jadi lebih menyibukkan waktu untuk berada di bengkel hampir setiap hari, gym, atau pergi ke studio jujitsunya. group chat juga tidak ada kabar apapun. ia juga tak mengerti kabar jisoo, jeonghan, dan seokmin sejak hari itu.

hanya satu pesan jeonghan yang dikirim dua hari lalu, anak itu mencoba memintanya untuk bertemu. tapi seungcheol hanya membalasnya jika ia masih tidak ingin diganggu.

seungcheol hanya masih tidak tau harus bersikap gimana kalo berhadapan dengan jeonghan. apa dia harus kecewa atau marah.

"menurut lu kalo diremix sama ini gimana?" pertanyaan vernon membuyarkan lamunannya. adiknya itu menyodorkan macbook miliknya yang tengah menampilkan layar arrasment lagu miliknya. yang langsung diterima seungcheol.

iya malem ini seungcheol emang lagi ada di rumah. Di studio miliknya dan vernon lebih tepatnya. adeknya itu tiba-tiba mengajaknya diskusi buat peluncuran album baru bandnya. dan seungcheol yang cuma iya-iya aja menurut, karena ya dia bisa jauh lebih gila kalo disuruh buka laptop skripsian buat menghalau perasaannya yang belum pulih.

jadi dari siang tadi, dua kakak beradik itu sibuk sendiri di depan pc dengan macbook mereka yang berantakan di meja kerja studio. ditambah bekas bungkus snack yang berantakan dan kaleng bir dan coca cola juga bungkus dan putung rokok yang tersebar berantakan di seluruh studio.

"kak han ngechat gua tadi pagi. Dia nanyain lo." vernon membuka obrolan lagi di antara mereka. "udah gue jawab sih, sehat."

"bilang aja nanti gue pasti temuin dia kalo udah bisa."

vernon hanya mengangguk paham. "tapi daripada lo harus menghindar dan benci sama han, harusnya lo berterima kasih gak sih sama dia."

"ya akhirnya jisoo tau perasaan lo dong ke dia, ya bagus kan?"

"harusnya dia ngga tau dengan cara kayak gini."

"iya sih tapi emang lu mau mendem sampe kapan lagi? seenggaknya lega aja gak sih kalo akhirnya jisoo tau."

"harusnya dia ga pernah tau kalo bisa sampe gue move on."

"anjing masokis. aiapa tau dia jadi kasian sama lo terus berakhir mau nerima lo?"

"bullshit. yang ada gue kehilangan dia."

vernon langsung spontan ketawa keras. menurut dia seungcheol tuh konyol banget gak sih. kalo dia aja ngga berani cuma sekedar mengungkapkan perasaannya ke jisoo selama ini terus buat apa dia berharap dalam diam supaya cintanya berbalas. ngga ngerti dia juga. ada orang yang malah bertujuan buat menyakiti hatinya sendiri.

drrttt.

iphone seungcheol mendadak bergetar kontan di meja depannya. ada telefon masuk di sana. membuat cowok itu agak malas malasan meraih ponselnya.

ada nama yuta di sana. setengah berpikir ngapain temen jurusannya itu menelfonnya malem gini, walaupun tetap ia angkat.

"apaan?"

"lo dimana? gua di table 55 gabung sini lah."

"hah?" alis seungcheol mengernyit bingung kala sang teman menyebutkan nomer meja bar. "apaan orang gua di rumah."

Switch CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang