* * * *
Vira berusaha menahan tangisnya sekarang dengan posisi masih menunduk dan bahunya yang di tahan pak Iqbal.
"Kenapa? Takut gue ngadu sama orang tua Lo"suara itu membuat semua yang ada di sana kaget karena baru pertama kalinya mereka mendengar Vira menyebut kamu-lo aku-gue,selama Vira berada di SMA 2 Cakrawala,maupun di luar Vira tidak pernah mengubah kata aku-kamu jadi gue-lo.
Vira bangkit dari duduknya menjadi berdiri menghadap Navied.
"Belum puaskan? Ayo puasin sekarang,mau mukul gue? Mau tampar gue? Mau celakain gue atau sekalian Lo mau bunuh gue silahkan dengan senang hati gue sambut"ucap Vira nada suara nya berbeda dengan Vira sebelum nya yang penuh kelembutan.
Plak
Tamparan keras mengenai pipi Vira yang seperti bakpao menoleh ke arah kanan.
Bahkan tetesan darah meluncur begitu saja ke dasar lantai putih."Lo emang gak tau diri"ucap Navied setelah tangannya menampar begitu saja pipi Vira.
"Jangan ada yang halangin kita"pinta Vira pada semuanya.
"Jangan ada yang mendekat semuanya mundur"lanjutnya.
Semua orang pun mundur satu langkah dari Vira mau pun Navied,mereka tidak mau kalau mereka terlalu jauh bisa-bisa Vira bakalan mati di tangan Navied.
"Iya gue emang gak tau diri, kenapa?"ucap Vira.
"Pantesan jadi perebut kebahagiaan keluarga gue"ucap Navied.
"Gue gak pernah rebut kebahagiaan keluarga Lo"elak Vira.
"Terus kenapa bisa keluarga gue lebih peduli sama Lo dari pada gue hah kenapa jawab"sentak Navied.
"Gue gak tau, itu juga bukan kemauan gue"sentak Vira lagi.
"Dasar emang gak tau diri"bentak Navied.
"Iya gue gak tau diri terus?"tanya Vira.
"Lo gak di didik yah sama orang tua Lo sampai-sampai kaya gini"tanya Navied.
"Iya gue emang gak di didik sama orang tua gue emang kenapa?"tanya Vira setelah menjawab.
"Pantesan,Lo kurang kasih sayang orang tua ternyata,kemana orang tua Lo Sampe-sampe gak ada waktu buat didik Lo biar baik"ucap Navied yang membuat Vira berkaca-kaca lagi matanya.
"Iya.... Vira emang kurang kasih sayang dari orang tua,karna orang tua vira meninggal waktu aku umur 1 tahun jadi mereka gak ada waktu buat didik Vira jadi baik,tapi Vira di didik sama omah,Bi Inah,pak Yanto,sepupu Vira,guru di sekolah sama yang terakhir keadaan yang didik Vira...."jelas Vira kembali memakai perkataan semula, seperti Vira yang berjiwa lemah lembut kembali merasuki Vira yang murka.
Vira menutup matanya karna matanya memanas ketika matanya tertutup air mata meluncur tanpa permisi.
Navied,dia teringat dengan perkataannya yang mungkin membuat Vira sakit hati,Navied marah hanya karna hal sepele mungkin,perkataan yang menyangkut orang tua begitu panjang perdebatannya hingga Navied terbawa emosi dengan ucapan Vira yang seakan memancing emosi nya keluar.
Tapi rasanya dia sangat keterlaluan membawa nama orang tua yang jelas-jelas orang tua Vira sudah meninggal waktu Vira kecil.
"Dan kamu tau? Kenapa orang tua kamu baik sama Vira?"tanya Vira.
Semua orang di sana entah terbawa suasana atau gimana, mereka malah menangis seperti sedang menyaksikan film secara nyata.
Vira menghela nafas panjang-panjang sebelum sembari tahu sebuah kebenaran yang dia ketahui namun di jaga rapat-rapat oleh omah mau pun orang tua Navied.
"Vira gak salah dalam menyangkut orang tua Navied yang baik sama Vira,karna orang tua Navied lah yang sudah membuat orang tua Vira meninggal"
Jderrr
Bagai petir yang menyambar seluruh tubuh Navied dia terdiam kaku setelah mendengar kenyataan yang baru saja Vira jelasnya.
"Itu alasannya kenapa orang tua Navied baik, perhatian, peduli sama Vira,mereka cuma mau bertanggung jawab atas kesalahan mereka di masa lalu setelah menabrak orang tua Vira,bukan karna Vira yang menghasut mereka buat jadi baik sama Vira"jelasnya lagi.
"Dan untuk pelaporan tauran kemarin itu juga bukan Vira yang melaporkan melainkan Felix sendiri yang melaporkan ke kepala sekolah, Vira cuma di suruh guru BK buat datang ke sana dan menulis nama-nama kalian karna Vira ketua OSIS yang harus ikut bertanggung jawab dengan acara,masalah, kejadian dll yang bersangkutan dengan sekolah" kenyataan yang kedua membuat semua yang ikutan tauran melirik ke Felix dengan tatapan mematikan sedangkan Felix dia cuma tersenyum sambil melihat Vira yang melihatnya.
"Jadi dua hal yang buat Navied marah barusan bukan Vira yang salah melainkan kembali ke Navied yang salah,Vira ngomong gini bukan karna kata-kata orang yang selalu bilang perempuan selalu benar sedangkan laki-laki selalu salah,jika perempuan salah maka semuanya kembali ke awal bahwa perempuan selalu benar.
Bukan karna itu tapi di sini Navied sendiri yang menentukan dari kedua hal,pertama Vira gak salah karna orang tua Navied lah yang salah mereka hanya tidak mau lepas dari tanggung jawab nya,kedua Vira gak salah karna anggota Navied lah yang salah Felix emang harus di banggakan karna sudah berani melaporkan seluruh anggotanya sendiri"jelas Vira panjang lebar sampe pegel tangan author ngetiknya.Vira nampak lega dengan ucapannya barusan beban yang ada di hatinya perlahan hilang dari tempat nya.
"Vira duluan kasihan pak Yanto udah berkali-kali nelpon tapi Vira gak angkat karna masih debat"ucap Vira terkekeh pelan.
Sudut bibirnya yang robek terasa perih setelah Vira berhenti berbicara padahal sedari tadi bibirnya tidak sakit sama sekali selama berbicara panjang lebar.
"Sstt darah bibir Vira amis"ucap Vira yang sedang melihat Navied yang diam kaku.
* * * *
Gimana sama part kali ini? Seru? Atau gak jelas?
Udah lama gak up soalnya lagi sibuk dan banyak pikiran,jadi baru bisa malam ini.
Nanti lanjut lagi yah jangan lupa.
Vote
Komen
Follow akun author juga.Kalo bisa sebar link/ceritanya biar banyak yang baca sama dukung juga.
Follow akun IG :
@Min_zizah