Banana

66 9 17
                                    

🍌
01.09

Suara riuh dari para penonton basket, Dika berkali-kali memasukan bola ke dalam ring kemudian menatap Aisyah seolah mengisyaratkan untuk dia fokus terhadap nya.

Berkali-kali juga para penonton berteriak ketika melihat tim mereka memasukan bola. Aisyah terpokus pada Dika dan tersenyum manis membuat Salsa sangat cemburu karenanya.

Semua pasangan memberikan minum pada pasangan nya. Salsa berlari ke arah Dika kemudian memberikan minum padanya. Aisyah sedikit mundur begitu pun dengan Daniel yang seketika berubah ekspresi.
Wira mendekatinya dan memberikannya minum.

"Gua tau lu suka kan sama Salsa." ucap Wira dan tebakanya tidak pernah meleset. Yahh Daniel sudah lama menyimpan rasa pada Salsa tapi Salsa hanya mengejar Dika yang jelas jelas sudah menolak nya.

Dika yang melihat Aisyah mundur mengabaikan Salsa lalu berjalan menggandeng tangan kecil Aisyah, menuntunya untuk duduk bersama. Dika menyentuh tangan itu kemudian memperhatikan setiap jengkal tanganya.

"Tanganmu, sangat kecil dan lembut bagaimana mungkin bisa main basket." sebuah ejekan datang dari mulut Dika membuat Aisyah mencubit pinggangnya.

"Awww sakit minion!" teriak Dika.

"Salah kakak, ntar aku buktiin kalau tangan kecil nan halus, lembut, bagai bidadari ini bisa main basket." ucap Aisyah menyombongkan dirinya.

"Hemm, tuh lebih baik kamu latihan sama yang lainya." tunjuk Dika.

"Kak Vico, kenapa bukan kakak yang jadi tutor kami?" tanya Aisyah melihat pelatih mereka adalah Vico. Senior yang terkenal karena mesum dan suka ngomong kasar.

"Kek body bagus aja bakal dicuil Vico, udah sana." jawab Dika kemudian Aisyah dengan kesal menuju ke lapangan. Sedangkan Daniel dan Wira bergerak duduk disamping Dika.

"Lu gak masalah minion lu sama kang mesum?" tanya Wira.

"Sekali lagi lu panggil dia minion, gua tabok mulut lu." ucap Dika.

"Nj*r posesif bangat yah pak?" ucap Wira setengah bercanda.

"Lu kek gak tau orang jatuh cinta. Minion kan panggilan sayang untuk Aisyi." lanjut Daniel membuat Dika menjauh dari kedua temen bangke nya itu.

Vico terus menatap Aisyah membuat Aisyah sangat tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Vico sangat ahli dalam hal mengajari itulah sebabnya Vico menjadi pelatih mereka hari ini. Ketika semua cewek menggiring bola ke arah ring, Dika sudah merasa jika Aisyah sedang dalam masa penglihatan jahat Vico.

Dika terus memperhatikan keduanya, karena Vico terus membuntuti Aisyah. Aisyah juga merasa tidak nyaman karena Vico selalu melihat nya.
Saat Aisyah melompat dan hendak memasukan bola ke ring tiba-tiba Vico dengan sengaja memegang pinggang Aisyah membuatnya terkejut kemudian tidak pokus.

Dika yang melihat itu tanpa sadar meremas botol aqua ditanganya kemudian membantingnya.

"Kau lihat nanti Vico, berani kau menyentuh nya!" geram Dika kemudian Daniel dan Wira datang disampingnya.

Aisyah menatap Vico heran dan takut sedangkan Vico menatap Aisyah dengan penuh nafsu. Aisyah menyelesaikan perhatiannya duluan kemudian duduk di pinggir lapangan.

Dika memasuki lapangan dan mengajak Vico untuk bermain berdua. Vico menyetujuinya karena Dika adalah orang yang sangat berpengaruh di kampus.

Dika menggiring bola sampai ke ring melemparnya dan mendapatkan poin. Bahkan Vico hampir kewalahan menghadapi Dika sampai akhirnya Dika mendorong Vico sampai dia terjatuh.

Daniel dan Wira yang sudah menduga ini terjadi sedangkan Aisyah langsung berdiri melihat kejadian itu.
Dika tersenyum smrik kemudian mendekat pada wajah Vico dan memberikannya peringatan.

"Gua diem bukan berarti takut. Sampai lu berani sedikit aja nyolek perempuan itu, abis lu!" ucap Dika memberi kan peringatan sembari menunjuk Aisyah.

"Ada hubungan apa lu sama junior itu?" tanya Vico menatap balik wajah Dika.

"Lu berani nanya juga rupanya." balas Dika.

"Denger yah Dhikaframanta. Gua gak akan percaya kalau bukan Aisyah sendiri yang bicara." ucap Vico menantang Dika.

"Kalian berdua cukup! Lu lagi Syah padahal masih junior udah bikin para senior lu berantem." ucap Salsa menatap tajam Aisyah.

"Lu jangan berani bentak Aisyah jelas jelas yang salah Vico." bentak Dika.

"Kak Ahmad, Aisyah gak apa-apa kok. Maaf kak Vico Aisyah cuma mau diajarin sama kak Ahmad aja." ucap Aisyah membuat Dika tersenyum penuh kemenangan.

"Lu denger itu!"
"Pasang telinga lu baik baik, mulai sekarang Aisyi bakal belajar sama gua sampai hari lomba itu dimulai." ucap Dika dengan tegas didepan Vico membuat Salsa lagi lagi merasakan cemburu.

Daniel dan Wira setuju dengan keputusan Dika, karena itu memang yang terbaik.

"Tunggu dulu, emang Dika bisa jadi tutor basket yang baik. Ntar dia gak sabaran ngadepin Aisyah." ucap Daniel baru sadar dengan exspresi yang tiba tiba berubah.

"Anj*r, lu bener. Ya allah selamatkanlah Aisyah dari singa itu." balas Wira ikut berubah ekspresi.

Dika menarik tangan Aisyah menjauh, mereka pergi dari tempat latihan. Dika mengajak Aisyah pergi ke toko es krim. Entahlah tapi saat ini Dika merasa bersalah terhadap Aisyah.

"Kakak mau beliin aku es krim?" tanya Aisyah polos dan dengan cepat Dika menganguk.

"Aisyah mau tiga rasa boleh?" tanya Aisyah seperti anak kecil.

"Dasar minion udah pesen apa yang kamu suka." ucap Dika dan dengan segera Aisyah berlari ke arah etalase yang menampilkan begitu banyak eskrim.
Dika tersenyum melihat tingkah Aisyah yang terkadang menggemaskan menurutnya. Dika berbalik menatap ikan hias di aquarium kemudian menghampirinya.

"Kakak sedang apa?" tanya Aisyah.

"Menatap mereka." jawab Dika tersenyum.

"Ikan hias? Apa bagusnya itu, mereka tidak bisa dimakan." ucapan Aisyah barusan membuat Dika kaget sekaligus bingung. Nih anak polos apa lugu.

"Hah? Ehh bocil ini ikan hias bukan ikan tongkol jangan lu samain!" ucap Dika sedikit kesal.

"Hehehhe, maaf kak bercanda." ucap Aisyah.

"Es krim lu mana?" tanya Dika.

"Masih dibuat."

"Emang lu pesen es krim apa?" tanya nya kembali.

"Es krim cokelat kak." jawab Aisyah.

"Katanya mau es tiga rasa?"

"Gak ada."

Aisyah cemberut kemudian pandanganya fokus pada aquarium berisi kura kura kecil dengan warna yang indah pada kakinya membuat Aisyah pergi kesana. Dika mengikutinya dari belakang.

"Kak liat kura kura nya cantik yah." pangil Aisyah antusias. Dika menghampirinya dan menatap kura kura itu dengan seksama.

"Hemm, kek kamu." pandangan Aisyah refleks menatap Dika yang menjawab begitu.
Mata mereka bertemu, seolah tidak bisa terlepas Aisyah terus menatap mata hitam milik Dika.



Bersambung
Jan lupa comen dan Vote 🤗
Jan lupa bersyukur 😊

The Little MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang