🍓
01.10Dika merebahkan tubuhnya diatas kasur kemudian membelai Ame dan Muffin di sampingnya.
Sejenak Dika merasakan kehangatan bersama mereka sampai akhirnya dering telpon mengagngu. Dia mengambil handphone nya mendapati Thanaya menelpon berulang."Ada apa kak?"
"..."
"Apa, kok bisa? Sekarang kakak dimana?" tanya Dika dengan nada khawatir.
"..."
"Okey Dika otw sekarang." Dika menutup telpon sepihak kemudian berlari menuju motornya yang terpakir di teras rumah.
Dika pergi kerumah sakit, ternyata Khanaya mengalami masalah. Dalam penuturan Thanaya, Khanaya mengalami pembegalan di jalan tapi ketika Dika melihat lengan Khanya yang terluka dia merasa kurang yakin dengan penjelasan kakaknya.
Dika mendekati Tharn yang duduk di samping tempat tidur Khanaya, sangat terlihat dari sudut pandang Dika jika luka di pergelangan tangan Khanaya sangat aneh dan anehnya Tharn seperti berusaha menutupi luka itu."Tharn, apa lu gak barengan Khanaya waktu dia balik dari kantor detektif?" tanya Dika.
"Gua ada kerjaan Dik, waktu kejadian gua lagi di cafe Khan." jelas Tharn.
Yah, Khan memiliki cafe yang sering dikunjungi anak kilking sedangkan Tharn memiliki restoran yang tidak jauh dari cafe Khan.
"Gua rasa ada yang aneh. Luka itu kelihatanya seperti sengaja dibuat." batin Dika terus menatap lengan Khanaya.
Daniel dan Wira ikut memikirkan hal yang sama, pasalnya mereka tadi pergi ke markas kilking dan melihat sekilas Tharn ada disana, jadi untuk apa dia berbohong ada di cafe Khan terlebih Khan yang saat ini tidak ada membuat Daniel dan Wira bingung.
Anak Kilking yang lain sudah pulang terlebih dahulu.
Khanaya sadar kemudian menangis ketika melihat Thanaya dan Dika disana. Thran memeluknya memberikanya kehangatan, jari telunjuk Tharn menyentuh punggungnya seolah memberi isyarat atas sesuatu. Membuat Khanaya seketika berhenti menangis.Dika pulang dari rumah sakit ketika melihat Khanaya yang nampaknya sudah mendingan. Daniel hendak mengejar Dika berusaha memberi tahu sesuatu tentang Tharn yang berbohong soal dirinya tadi. Tapi motor Dika terlanjur sudah melaju jauh membuat Daniel mengumpat kesal.
"Tenanglah Niel, masih ada besok." ucap Wira.
"Apa perlunya Tharn berbohong pada Dika?" ucap Daniel.
"Niel jangan beritahu siapapun, kita harus ungkap misteri ini baru beritahu Dika." ucap Wira dan Daniel sangat setuju denganya.
Dika kembali membuka handphone ketika dirumah, dia menelpon seseorang tanpa sadar.
"Hallo Assalamualaikum," ucap seseorang dibalik telpon.
"Waalaikumsalam bocil." balas Dika sedikit menahan tawa.
"Ihh Aisyah udah besar kak." ucap Aisyah kesal.
"Okeh minion, maaf yahh." balas Dika kembali.
"Ada apa kak? Tumben banget nelpon?" tanya Aisyah kembali.
"Gak apa apa, iseng aja." balas Dika sembari tertawa.
"Ihhh modus, Aisyah gak terima modus tapi kalau kakak bawakin bakso Aisyah terima kok." jawabnya polos.
"Astagfirullah Aisyahhh masih bisa mikir makanan?" ucap Dika terkejut dengan manusia satu ini.
"Iya dong." balas singkat Aisyah kemudian telpon mati karena handphone Dika habis batre. Dika kemudian mengambil charger dan tidur setelah mengcas handphone nya .
_Ahmad_Dan_Aisyah_
Tempat yang sunyi, ruangan yang gelap, seseorang membuka pintu menampakan sosok berdiri disana.
Seseorang bertopeng masuk dengan membawa beberapa barang yang sangat familiar, yahhh semua itu adalah barang bukti yang hilang.Dia membuka komputernya dan sepertinya sedang melakukan hal yang sangat mencurigakan.
Di layar komputernya terlihat Khanaya yang berada dirumah sakit sendirian. Diruanganya dan semuanya terlihat jelas disana.Bahkan poto Dika terpampang jelas di samping komputer dengan coretan silang merah yang tebal.
"Akan kulindungi mereka, bagaimanapun caranya." ucapnya terus memperhatikan layar komputer.
Husein dan Fatimah mengintip Aisyah di balik pintu karena suara senang dan bahagianya siang ini membuat dua saudaranya itu curiga.
"Kenapa kita ngintip ngintip begini sih, kenapa gak langsung nanya aja?" ucap Husein kesal dengan ide bodoh adiknya.
"Abang diem dulu, dasar cowok emang gak peka sama cewek." gerutu Fatimah.
"Ehhh, abang pula yang salah?" tanya Husein menunjuk dirinya.
"Emang cowok pernah bener?" tanya balik Fatimah.
"Gimana mau bener, kalau ceweknya gak mau ngalah." ketika keduanya sedang adu mulut, Aisyah membuka pintu membuat keduanya terloncat kaget dan tersenyum.
"Kalian ngapain?" tanya Aisyah.
"Gak ngapa-ngapain syah, ohh yah Ayah bilang dia pergi ke tempat bibi, jadi kakak kesini mau kasih tau itu." ucap Fatimah setengah berbohong.
"Aisyah udah tau kak, kan Ayah kasih tau Aisyah terus disuruh kasih tau kakak. Abang sama kakak tau dari Aisyah kan ayah tempat bibi?" tanya Aisyah membuat Fatimah dan Husein saling memandang.
"Punya adek satu gak pinter bohong satu polos banget, udah cocok!" batin Husein.
"Heyy iya kakak lupa, biasalah Syah Abang udah tua." ucap Fatimah merangkul bahu Husein.
"Loh kok aku kena juga?" ucap Husein tak terima.
"Udahlah bang ikutin aja." bisik Fatimah.
"Yahhh cowok selalu salah, hanya cewek yang benar." ucap Husein kemudian mendengus lesu.
Sedangkan Aisyah hanya tersenyum.
Bersambung
Hallo, jangan lupa vote dan comen yah.
Jangan lupa bersyukur 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Mafia
Humorpara pangeran surga menatap gadis soleha nan polos itu. Ahmad dan Aisyah dua sosok manusia yang sangat berbeda. Ahmad dengan sikap tegas dan egoisnya sedangkan Aisyah dengan sifat polos dan lembutnya. Glapp "Aaa." teriak Aisyah. Aisyah sangat takut...