13. One day w/ Kak Jake

2.6K 267 7
                                    

special chapter's

~adek~
.
.
.
.

Brakk~

"Gimana?! "

"Astaga Kak Jake! "

Jake membuka pintu ruang kesehatan dengan brutal dan menimbulkan suara dentuman keras yang membuat semuanya terlonjak kaget. Tadinya, Jake berada di taman kampusnya sebelum berniat pergi ke kantor untuk membantu Heeseung karena kelasnya sudah selesai. Namun, Jake mendapat Telepon dari Sunoo.

"Haloo? "

'Haloo. Kak Jake bisa minta tolong ke sekolah?'

"Hmm, kenapa Noo? "

'Ni-ki jatuh di lorong tadi. Bisa anterin pulang gak? Nafasnya juga masih agak berat nih gara-gara tadi' ucap sunoo panik.

"Apa! Kakak kesana sekarang. Posisi kalian dimana?" Sahut Jake yang juga panik.

'UKS gedung SMP!'

Jake langsung menutup panggilannya dan berlari menuju mobilnya. Sampai dimobil Jake pun langsung melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang kencang.

Kembali ke UKS. Jake dengan nafasnya yang tersengal-sengal karena berlarian di lorong kini berada didepan adik bungsunya. Mengusak Rambutnya dan bertanya bagaimana keadaannya.

"Ada yang sakit? Nafas kamu masih sesak?"

"Gapapa" Hanya mengucapkan satu kata saja. Nafas ni-ki sangat berat.

"Ki, jangan bohong! Kerumah sakit ya? " Sahut Jungwon dan dibalas gelengan dari Ni-ki.

"Ni-ki-- gapapa kok--" Ucapnya sembari tersenyum.

"Ck! Jangan keras kepala! Kamu bicara aja udah lemes" Decih malas Sunoo.

"Ni-ki, keadaannya tuh udah jelas banget. Kamu bohong terus nanti hidungnya panjang loh" Celetuk Jeongwoo dan mendapatkan jitakan dari Jungwon.

"Sakit Anj--

"Mulut lo bisa diem aja gak woo? Jangan sampe mulut lo gue lem pake Alteco!" Ancam Jungwon.

Jeongwoo pun tak berkutik ketika Jungwon sudah mengeluarkan ancamannya. Karena waktu Jungwon sudah mengeluarkan ancamannya dirinya sudah seperti seorang psychopath.

"Hihi.. Kak Jeongwoo mah ada-ada aja. Memang niki Pinokio kalau bohong hidungnya jadi panjang" Daniel terkikik geli melihat kelakuan seniornya itu.

"Diem lo bocah! "

Meninggalkan mereka, kini Jake sudah tak dapat menahan lagi. Keadaan adiknya saja sudah jelas seperti ini tetapi kenapa dirinya tak mau dibawa ke rumah sakit.

"Riki.. "

"Bicara sama Kak Jake! Kamu tadi kenapa? "

Sedikit terkejut ni-ki mendengar Jake menyebut nama aslinya. Sudah sejak lama, ni-ki rindu panggilannya tersebut.

"Aku-- takut. Ni-ki-- apakah.. Pembunuh? " Jelas ni-ki terputus-putus dan matanya kini sudah memerah.

"Kalau-- kaya gini-- kenapa. Kalian biarin aku-- hidup. Harusnya-- biar aja. Aku mat--

"Stop! It's not your fault. Mereka gak tau yang sebenarnya. Kamu baik, kamu bukan apa yang seperti mereka bilang. Ini bukan kesalahan kamu" Jelas Jake.

Cross The Line - Enhypen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang