=•✓€®0•~=
•
•
•
•
=°=°=°=°=
•
•
•
•
"mau apa lagi kau kemari-?!" ucapnya bright dengan tatapan dingin penuh akan kebencian. "Masih punya muka ya, ckk." sambungnya. "Bright aku rindu denganmu" ucap Lisa yang siap-siap ingin memeluknya, namun sudah di cekal dulu oleh Bright. "Cihh, rindu kau bilang? kemana saja kau dulu waktu diriku dalam keadaan terburuk?" dan Lisa hanya mampu diam mendengar penuturan Bright.
"See, kau hanya diam tidak bisa menjawab bukan?" sambung Bright. "Bukan begitu Bright, aku punya alasan kenapa aku meninggalkanmu dulu" bela Lisa. "Karna aku jatuh miskin dan sudah tidak bisa untuk memenuhi kebutuhanmu. Itu alasanmu bukan?" ucap Bright.
"Sekarang kau keluar karna kita sudah tidak ada hubungan lagi-!!" ucap Bright mengusir Lisa. "Tidak Bright, kau tidak bisa mengusirku, ingat kita masih punya hubungan, yaitu anak kita." perkataan Lisa barusan sukses membuat tubuh Bright menegang.
"Kenapa Bright? apakah kau terkejut? Bagaimana ya kalau sampai keluarga mengetahui hal ini?" ucap Lisa menyeringai dan tanpa permisi memainkan jemari lentiknya dengan membuat pola abstrak di dada Bright.
"Hahahaha, kau bilang anak kita? Bahkan kau sendiri saja dari dulu tak mengurusnya. Apakah kau lupa dengan hal itu? Dan tak akan ku biarkan kau memberitahu keluargaku tentang hal ini" ucap Bright dan langsung menyeret Lisa keluar dari Mansionnya.
Kejadian tadi sore terus menerus berputar di memori Bright. Hah, baru saja ia merasakan kebahagian, Namum lihat sekarang, mungkin kebahagiaan itu tak akan bertahan lama. TIDAK-!! tak akan ia biarkan siapapun merusak kebahagiaannya apalagi mengusik keluarganya serta orang tersayangnya. Jika memang orang itu masih nekat, katakan Welcome untuk ajalnya.
~Pyaaarrrr~ suara pecahan kaca terdengar di ruangan itu. Siapa lagi kalau bukan Bright pelakunya "SIALAN TAK AKAN AKU BIARKAN KAU MENGACAUKAN KELUARGAKU LISA-!!! HAHAHAHA LIHAT SAJA, BAGAIMANA PERMAINAN YANG AKAN KAU LAKUKAN."
•
•
~TUAN TULI //17~
•
•
Keesokan paginya, Winnie terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang mungkin bisa dibilang cukup kacau. Bagaimana tidak, mata sembab karena menangis semalaman, badan menggigil, tubuhnya pun panas, ditambah dengan telinganya yang sakit juga. Winnie pun melepas alat yang terpasang di telinganya dan berusaha untuk bangkit mengambil obat yang berada di kotak obat di kamar tersebut, namun belum sempat ia bangkit dari kasur, tubuhnya kembali tumbang ke kasur karena tidak kuat berdiri saking lemas tubuhnya itu. Alhasil ia kembali merebahkan tubuhnya dan berusaha untuk tidur kembali.
Di kamar lain, Bright mulai terusik dari tidurnya. Ia terbangun dengan keadaan yang masih sama seperti semalam dan berusaha untuk mengumpulkan nyawanya. Setelah sedikit terkumpul nyawanya, ia kembali mengingat kejadian semalam yang dimana ia membentak kekasihnya itu. Seakan tersadar, ia langsung bangkit dari kasur dan berjalan keluar menuju kamar atas.
Sesampainya di kamar atas, ia berusaha membuka kenop pintu namun masih sama seperti semalam, pintu itu terkunci dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN TULI •|• BRIGHTWIN
Fanfiction°•° Win Metawin ~ pria manis bergigi kelinci yang memiliki kekurangan dalam pendengarannya harus rela disiksa setiap hari oleh keluarga pamannya setelah kematian kedua orangtuanya. Puncak dari penderitaan Winnie yaitu ketika ia dijual oleh pamannya...