S L O W U P D A T E
Minerva itulah kelompok yang dicari-cari Dispater, kelompok misterius yang hilang selama hampir lima belas tahun lamanya. Dan kemudian tiba-tiba muncul setelah meninggalkan jejak kecil di komputer utama Dispater.
Akankah Dispat...
⚠︎ Cerita ini mengandung bahasa kasar dan vulgar. Diharapkan kebijaksanaan dalam membaca cerita ini.
Klik ☆ and don't forget about the comment
Happy reading ( ˘ ³˘)♥︎✌︎
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paris, Prancis. 10:12 AM waktu setempat.
Kamar itu lenggang, penuh dengan warna putih teduh yang menenangkan. Sinar matahari merembes dari sela-sela tirai tipis yang menarik untuk ditarik terbuka, guna menerangi suasana remang walaupun matahari sudah tinggi menjulang sejak beberapa jam silam.
Namun, dibalik kondisi kamar yang terlihat sunyi dan sepi itu, dibalik keremangan kamar tanpa penerangan selain sinar matahari yang malu-malu mencuat.
Tepat di atas kasur yang luas dengan bantal dan guling yang berpencar acak, terdapat gundukan besar di sana. Tertutupi oleh selimut putih tebal yang samar-samar memancarkan cahaya redup dibaliknya, ada bisik-bisik rendah terdengar.
"Dia kemarin datang ke rumah," suara itu gumaman.
Lalu selimut ditarik terbuka hingga sebatas kepala dengan rambut hitam panjang menyembul keluar, diikuti seperangkat laptop bercahaya terang dengan ponsel berwarna hitam metalik disampingnya, yang kini mengeluarkan suara tawa rendah.
"Aku tidak kaget," ucapan itu terdengar kemudian. "Namun, mereka tau lebih cepat dari yang kukira,"
Wanita itu menghela nafas. "Justru itu, bukankah kita terlalu memudahkannya?" lalu mengidikan bahu, "Yah, mereka pantas untuk level yang lebih sulit, seperti mengebom kantor atau markas mereka mungkin?"
Suara diseberang kembali tergelak. "Yah, aku juga menginginkan hal itu, tapi kau tau, Kim, kita hanya menjalankan tugas saja. Lagipula kita mencari kawan bukan lawan, sayang."
Kimberley, wanita itu baru saja bersiap akan menyanggah sebelum suara diseberang kembali melanjutkan ucapannya.
"Dan bukankah itu malah merepotkan untukmu, mereka mengetahui siapa kau sebenarnya."
"Oh, tidak! Malahan itu yang lebih menarik," Kim menyahut penuh semangat, "Aku sangat berterimakasih karenanya, sudah berapa lama aku menantikan saat ini. Saat dimana kakakku mengetahui siapa aku sebenarnya."
"Ya, itu kau." Kim tergelak kecil, dan sosok itu kembali berkata. "Jadi, karena itu ... ketua memberikan misi khusus untukmu, akan tiba sebentar lagi lewat kau-tau-apa."
Mata Kim yang sedari tadi menatap layar laptopnya sontak membelalak, tangannya berhenti berpusat dari tombol-tombol yang dia kerjakan selama hampir satu jam kebelakang—sedari dia membuka mata.
"Kau yakin—maksudku bagaimana caranya? Glafx tidak mungkin tau daratan Paris." sahut Kim tidak percaya, keningnya mengerut tanda dia keheranan.
Glafx sendiri adalah burung hantu peliharaan milik ketua mereka yang dirawat sejak burung betina itu kecil, sama seperti namanya yang diambil dalam bahasa Yunani γλαύξ, yang berarti burung hantu. Adalah salah satu penghubung utama mereka—misi, kabar, berita, ataupun informasi untuk satu sama lain.