I Call This Ten

183 20 0
                                    

⚠︎ Cerita ini mengandung bahasa kasar dan vulgar. Diharapkan kebijaksanaan dalam membaca cerita ini.

Klik ☆ and don't forget about the comment

Happy reading ( ˘ ³˘)♥︎✌︎

***

"Alice Manoban. 26 tahun. Lahir dan besar di Thailand sebelum berpindah kewarganegaraan Italia sejak tujuh tahun lalu. Bersekolah di St.Mary Private Girls School, kota terpencil di Italia, namun keluar setahun setelahnya. Keluarga dan orang terdekat tidak diketahui, selain dia asuh oleh bibinya yang sudah meninggal tiga tahun lalu."

"Roseanne Mancini. 26 tahun. Orang Italia yang berwarganegara Australia sejak lima tahun lalu. Setelah berpindah kewarganegaraan riwayat kehidupannya di italia seolah dihilangkan, tidak ada riwayat pendidikan, alamat, pekerjaan, keluarga atau orang terdekat. Di Australia dia terdaftar sebagai mahasiswa sekolah musik dan lulus dua tahun yang lalu, setelah itu keberadaannya tidak diketahui baik oleh kerabat ataupun teman dekat."

"Sebentar, Mancini? Nama itu tidak terdengar asing?" ujar Hilbert. "Kurasakan aku pernah melihat dan mendengarnya di suatu tempat."

"Tentu saja kau pernah, ibumu dekat dengannya. Selina Mancini, mantan model tahun 90-an." sahut Clive. "Namun sayangnya tidak, tidak ada kaitannya selain kebetulan nama keluarga mereka yang sama." terang Clive lagi sekaligus mematahkan isi pikiran yang memenuhi kepala teman-temannya.

"Lalu, bagaimana kau menemukan dan yakin bahwa itu mereka, Andreas?" tanya Daniel.

"Mudah saja, mereka penari tiang." ujar Andreas menambahkan penjelasan singkat Clive.

"Shit!"

"Imperium Club, mereka penari level SS bukan orang sembarang. Disitulah kami pertama kali melihatnya setelah dua tahun bergumul dengan sia-sia. Mereka ada didekat kita." ujar Loey menanggapi umpatan Jeremy.

"Aku yakin setelah Ryann mengirimkan foto temannya." tambah Andreas. "Yang kalian kenal sebagai Leone Annette ada di sana, malam itu."

"Kapan?"

"Seminggu yang lalu, mereka berbincang seperti teman lama."

Pintu diketuk tidak lama dan suara Daniel terdengar dibaliknya memanggil nama Annie. Kedua wanita itu langsung terperanjat dan saling bertatapan kaget namun dengan cepat menguasai diri. Mereka tidak menyangka bahwa para pria yang memilih mendekat lebih dahulu.

"Dani?" teriak Annie mencoba memastikan dan mendapat sahutan dari Daniel yang membuat kedua wanita itu memekik tertahan.

Annie mengambil kesempatan ini untuk menepuk kedua pundak Kim. "Good luck," bisiknya. "Kau tau aku membantumu dari belakang." lanjutnya lagi, sedetik kemudian pintu terbuka.

"Dani! Kau sudah tiba?! God! I miss you so much!"

Dua insan dan dua perilaku yang kontras menyambut kedatangan tiga pria diambang pintu yang terbuka lebar. Annie dengan memekik segera bangkit dari kasur dan berlari kearah pintu dengan senyum sumringah menelusup masuk kedalam dekapan Daniel, tunangannya. Sedangkan, Kimberley masih berada di posisinya, duduk di atas kasur, menghadap kearah pintu dengan bantal dalam dekapannya. Memandang kedua pria tersisa yang juga balas menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Joseph Hellion, Daniel Hewlett, dan Vincentius Greystone—kakaknya.

Mengalihkan pandangan, Kim mengulas senyum miring sembari turun dan mendekat. "Kami baru saja akan turun setelah ini, namun kalian sudah kemari. Terlalu merindukan tunanganmu, Tuan Hewlett?" Kim bersedekap menatap kedua pasangan yang hampir menutupi keseluruhan pintu namun tidak diindahkan. Kedua pasangan yang akan segera menikah—tidak tau kapan—itu masih tanpa malu mengumbar kemesraan.

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang