Brownies

658 54 6
                                    


Felix  X Jeongin

.








.










.










Happy Reading!

















"Gimana? Kemanisan ga?" Felix bertanya dengan nada cemas. Menatap jeongin dengan pandangan ingin tahu.

"Enak kok!" Jeongin menjawab dengan senang.

"Aku suka bagian isi coklat nya, kaya lumer gitu" Jeongin menambahkan. Mengunyah kue yang belum sempat habis.

"Syukurlah kalo kamu suka" Felix tersenyum lega. Ga sia-sia perjuangan hari libur nya untuk membuat brownies.

"Eh tapi kamu mau kasih ini ke siapa?" Jeongin penasaran, soalnya waktu itu ia gak sengaja lihat Felix sedang memilih kartu ucapan di online shop, bergambar love dan bintang.

"Emm, untuk orang yang spesial.." Felix menggaruk pipi tembang nya dengan kikuk.

"Wahh!! Udah aku duga Felix punya orang yang disukai! Siapa orang nya??" Jeongin yang sudah selesai makan menyeka tangannya di celana yang ia pakai.

Felix berdehem sedikit untuk mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba datang.

"I-itu rahasia" Jawab Felix.

Jeongin yang mendengar jawaban Felix seketika tertawa.

"Curang ih main nya rahasia" jeongin cemberut.

"Nanti kamu tau sendiri kok" Felix berusaha menghibur.

"Oke deh! Awas aja, nanti aku selidiki diam-diam!" Tunjuk jeongin pada Felix.

Felix menggeleng kan kepalanya, tertawa pelan.

Mana mungkin kamu tahu jawabannya,
Kamu nya aja gak peka :)
-hati Felix .

"Wihhh ada wangi yang sedap nih!"
Tanpa ada salam, Minho tiba-tiba masuk ke kamar jeongin.

"Kak!" Jeongin berlari, memeluk nya dengan erat.

"Eyyy~~ manjanya masih ada rupanya" Minho menepuk punggung jeongin.

"Iya dong! Masa enggak" Jeongin semakin mengeratkan pelukannya.

"Haha iya iya" Minho mencium pucuk kepala jeongin dengan sayang.

Felix yang melihat kejadian itu mencengkram seprei yang ia duduki.

"Brownies ya? Mau dong!" Minho yang melihat sekotak makan penuh kue seketika menjadi lapar.

"Boleh kan Felix??" Jeongin menatap dengan mata memohon.

"Terserah, kan udah aku kasih kamu" Felix menggaruk tengkuknya.

"Yeay! Nihh ayo buka mulutnyaaa" Jeongin mengambil sepotong brownies dan menyuapkan nya ke mulut Minho.

"Makasih" Minho tersenyum dan membuka mulutnya. Tangan kekar nya memeluk pinggang kecil jeongin.

Felix merasa menjadi figuran disini, melihat mereka berdua asik bermesraan. Ditambah posisi mereka sekarang lebih intim, dengan jeongin yang berada di atas pangkuan Minho.

"Brownies nya enak nih, boleh lah nanti buat lagi" tanya Minho.

"Tapi gak gratis, mahal beli bahan nya" jawab Felix agak jengkel. Dia buat brownies khusu untuk orang spesial nya. Bukan orang lain.

"Iya santai aja, nanti ku beli" Sahut Minho. Tangan nya gak berhenti mengelus pinggang jeongin.

Felix jengkel sama geram.

Orang di depannya sengaja kah???

"Oh iya jeongin, minggu ini kamu ada acara?" Tanya Felix, mencoba mengajak tujuan utamanya.

"Maaf ya Felix, aku udah janji sama kak Minho." Jeongin menatap Felix dengan tidak enak.

"O-oh iya, gapapa kok" Felix tersenyum, walau hati nya merasa tercubit.

Minho yang dirasa suasana nya tidak enak mencoba mencairkan suasana.

"Kalau itu penting gapapa kok lix, aku ngalah" ucap Minho.

"Tapi gapapa kak? Soalnya kamu bilang mau ke rumah ibu kamu di kampung, sekalian mau rayain hari jadi kita sebulan" Jawab jeongin, ia merasa tidak enak pada keduanya.

Felix yang mendengar perkataan jeongin mematung segera.

Apa katanya? Perayaan satu bulan jadian?

Jadian??

Mereka pacaran???!!

Felix merasa hati di dalam dirinya pecah berkeping-keping. Sakit sekali mendengar langsung dari orang yang ia sukai.

"Gapapa, nanti aku bilang ke ibu" Minho mencubit pipi jeongin yang cemberut.

"T-tapi--"

Felix menghela nafas, padahal ia baru mau memulai, tapi sudah kandas duluan. Lagi pula sejak kapan??? Kenapa dia tidak tahu??

"Gak usah ka, gapapa kok. Kalian lanjutin aja acaranya. Omong-omong sejak kapan kalian pacaran..?" Felix menahan untuk tidak menjerit kesal.

"Oh!!" Jeongin menutup mulutnya, merasa keceplosan.

Minho yang melihat kekasih nya terkejut tertawa kecil, gemas sekali pacarnya.

"Ya sudah satu bulan, kita memang belum bilang pada yang lain. Tapi rencananya pas kumpul lusa nanti mau di kasih tau." Jelas Minho pada Felix.

"Ohh iya, selamat ya.." Felix memberikan selamat karena ia teman yang baik.

"Terimakasih Felix! Maaf ya baru kasih tau kamu" Jeongin mengambil tangan Felix. Menggenggam dengan erat.

"Iya, aku paham kok hehe" Felix melepaskan genggaman tangan itu dengan pelan. Merasa tidak nyaman.

"Syukurlah.." jeongin mengelus dadanya, tidak terlalu memperhatikan raut wajah Felix.

"Kamu gapapa lix? Mukanya jadi pucet gitu" tanya Minho khawatir.

"Aku baik. Seperti nya aku harus pulang nih, udah janji sama bunda mau temenin belanja" Felix berdiri dengan tergesa.

"Nggak makan disini dulu?" Tanya jeongin.

"Enggak dulu, udah ya aku pamit pulang. Jaga yang baik Jeongin nya kak" Felix memberikan kedua jempol pada pasangan baru itu.

"Pastinya!" Minho membalas dengan jempolan juga.

"Dadah Felix!" Jeongin dadah dari pangkuan Minho.

Felix tersenyum lalu membalikkan badannya. Menutup pintu kamar jeongin. Berjalan dengan cepat ke arah pintu keluar.

"Ah! Sial! Kenapa nangis sih??" Felix menyeka air matanya yang turun dengan cepat.

"Pantas saja mereka dekat banget, taunya sudah jadi kekasih" Felix tertawa miris.

Disaat dia sudah mau memberanikan mengungkapkan perasaan tapi sudah diterpa dengan kenyataan.

"Semangat buat move on.." Felix menyemangati dirinya sendiri.

Menaiki sepeda dan pulang. Ia mau meluapkan perasaan nya sampai puas.

"Maaf brownies, aku gak mau makan kamu lagi.."

Brownies membawa perasaan nya terombang-ambing.









End.




















Kasian Felix jadi sad boy :((
Yang sabar ya lix..

Jangan lupa vote dan komen nya ya!
Terimakasih sudah baca!
Jika ada salah kata mohon dimaafkan :D

Affetto [All x Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang