Rasa

937 71 31
                                    

Changbin x Jeongin






.






.








.









Happy Reading!






















Changbin,dengan hobi barunya, bersepeda pada sore hari.

"Sepeda lagi?" Ujar mamah changbin, begitu melihat anak semata wayangnya mengeluarkan sepeda gunung dari garasi mereka.

"Iya mah, hitung-hitung olahraga" ucap Changbin, memarkirkan sepeda hitam di halaman rumah mereka, yang sudah dinamai Rosemary.

"Kalo olahraga kenapa pakaian nya begitu?" Mamah changbin heran, melihat outfit anaknya yang bisa dibilang agak nyentrik?

Celana kotak kotak bewarna hitam putih, kaos putih lengan pendek,kalung rantai yang menggantung, beserta topi hitam yang diujung nya juga terdapat piercing.

"Ini tuh gaya mah. Udah ya, Changbin pergi dulu. Sebelum matahari tenggelam" Changbin pamit pada mamah nya yang sedang menyiram tanaman.

"Yaudah hati-hati"

Changbin mengangguk lalu menjalankan Rosemary keluar dari pekarangan rumahnya.



...




Changbin sudah berputar sebanyak lima kali di taman dekat rumahnya. Tapi sosok yang ia tunggu tidak kunjung datang.

"Apa terjadi sesuatu dengan nya?" Gumam changbin.

Tak berselang lama, muncul sosok yang Changbin tunggu.

Yang Jeongin, pemuda yang baru beberapa Minggu pindah ke depan rumahnya.

Changbin sudah jatuh hati ketika mereka pertama kali bertemu.

Dengan Changbin yang saat itu sedang asik berjalan sehabis pulang dari warung, di kejutkan dengan tabrakan sepeda, membuat dirinya terdorong kesamping hingga menyusruk tanaman orang.

Pelaku tersebut tidak lain adalah yang jeongin. Changbin masih ingat wajah lugu nya. Ketika ia meminta maaf dengan terbata-bata sambil melirik nya dengan takut, hampir juga menangis kala itu. Apa mungkin karena Changbin menatap nya dengan tajam?

"Kak Changbin!" Seru jeongin, sepeda yang berwarna merah di genjot kencang. Menuju tempat Changbin berada.

Changbin yang melihat hal itu tersenyum.

"Jangan ngebut-ngebut, nanti kalo nabrak, siapa yang nangis?" Ejek Changbin.

Jeongin yang baru sampai sudah di ejek mengerucutkan bibirnya.

"Ish! Aku gak nangis!" Sargah jeongin.

"Gak nangis tapi berkaca-kaca"

"Sssttt! Diem! Jangan ungkit itu lagi" jeongin menodongkan jari telunjuknya. Meminta Changbin untuk tutup mulut.

"Oke-oke, aku diam" Changbin mengangkat kedua tangannya.

Jeongin tersenyum puas. Ia turun dari sepeda, menuntun sepeda nya parkir di samping sepeda Changbin.

"Gak biasanya telat. Kenapa?" Tanya Changbin. Begitu jeongin sudah mendudukkan dirinya di bangku taman, tepat di samping dirinya.

"Humm, ada urusan sedikit tadi" Jeongin menggoyangkan kaki nya.

Affetto [All x Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang