Tidak ada kesempatan lainnya

1.2K 84 8
                                    



Seungmin x Jeongin














Happy reading!






"Mau apa lagi kesini?"

Jeongin dengan tampang bosan nya memandang sosok berpakaian kantoran.

"Aku hanya ingin melihat anak kita." Sosok itu Kim Seungmin, menatap jeongin dengan memohon.

"Apa kemarin gak cukup? Aku muak melihatmu yang setiap hari datang memohon seperti ini"

Jeongin sangat benci dengan mantan suami nya itu. Hubungan mereka sudah selesai 2 tahun lalu. Tapi kenapa beberapa bulan belakangan ini Seungmin selalu datang setiap hari?

"Beri aku satu kesempatan lagi. Aku masih sayang sama kamu, aku janji akan memberikan yang terbaik untuk keluarga kita kedepannya." Seungmin tanpa permisi menarik paksa tangan jeongin untuk di genggam nya.

"Sayang? Jangan bercanda! Dulu kamu yang sudah membuang dan menelantarkan aku dan anak kita. Jangan membuatku tertawa Seungmin" jeongin menarik kembali tangannya. Ia tidak sudi disentuh oleh orang yang sangat ia benci seumur hidup.

"Jeongin, aku minta maaf. Aku menyesal. Aku memang bodoh telah membuang harta yang paling berharga. Aku--"

"Cukup! Aku gak mau denger penjelasan kamu. Sekarang kamu pergi dan angkat kaki dari sini. Aku muak dengan kasih sayang yang kamu beri!" Jeongin mendorong tubuh Seungmin hingga terhuyung ke belakang.

Masuk kedalam rumah dan menutup pintu dengan kencang, tidak lupa jeongin mengunci pintu nya.

"Jeongin! Aku mohon buka pintu nya!" Seungmin dari luar sana menggedor pintu.

"Pergi atau aku lapor polisi!" Teriak jeongin.

"Mamah?"

Jeongin membalik badannya, disana berdiri seorang anak kecil berumur 5 tahun sedang mengucak matanya, tidak lupa memeluk boneka penguin yang sangat jeongin tahu itu dari mantan suaminya.

Melihat anaknya sangat sayang kepada barang pemberian mantan suaminya membuat hati jeongin merasa tercubit.

"Kenapa sayang? Kamu bangun gara-gara denger teriakan mamah ya?" Jeongin menghampiri anak itu, menggendong nya ala koala.

"Eung.. ga papa mamah, unho  ga ngantuk lagi" anak bernama yang Junho itu menggeleng di atas gendongan mamahnya.

"Mau makan siang? Mamah udah masakin pie kesukaan Junho" jeongin membawa anaknya ke dapur, mendudukkan nya di bangku meja makan.

"Unho mau" angguk Junho, tangannya terangkat untuk menutup mulut nya yang menguap.

"Bentar ya, mamah ambil dulu" jeongin berjalan ke arah kulkas, membuka dan mengambil pie yang sudah ia potong.

Menaruh nya didepan Junho. Sebelum itu, jeongin mengambil tisu basah lalu mengelap tangan anaknya.

Junho sudah siap memegang sendok ditangannya.

"Mamah, tadi unho denger suara papah diluar" Junho bersuara sambil memotong kue pie itu.

"Nggak sayang. Papah lagi kerja, gak mungkin kesini" jeongin membelai kepala anaknya dengan sayang.

Ia tidak mau sampai anaknya mengetahui papah nya kesini.

Junho menganggukkan kepalanya dan melanjutkan makanya. Membuat jeongin bernafas lega, ia tidak tahu harus menjawab apa kalau anaknya bertanya macam-macam.

Affetto [All x Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang