"Ahhh iyaa, itu dulu, sekarang negaraku sudah merdeka," ucap (name) dengan nada riang.
"Tapi... Bagaimana mungkin...?"
"Ah." Tiba-tiba Fred bersuara ketika layar smartphone (name) jadi hitam.
"Ah, sebentar."
Gilbert yang sedari tadi terdiam mendadak tersadar sesuatu dan membuka mulutnya, "Kakak, boleh aku bertanya sekarang tahun berapa?"
"Ah?" (name) yang mengotak atik smartphonenya terkaget ketika anak kecil itu bertanya padanya.
"Gil, kenapa kau menanyakan hal itu?" Albert penasaran dengan pertanyaan putranya.
Gilbert awalnya terdiam dan akhrinya menjawab, "Itu aneh, aku juga mengingat tempat itu masih wilayah kolonial, tapi kakak mengatakan bahwa itu sudah berlalu dan tanah kolonial itu sudah merdeka sekarang."
"Oh? Sekarang tahun 2021" (name) akhirnya menjawab pertanyaan Gilbert yang tadi.
Respon semua orang lagi-lagi membuat (name) merasa canggung, "Um... Apa ada yang sala—"
"Tidak, tunggu! Apa kau gila? Bukankah ini tahun 1879?!" Moran terkejut hingga suaranya membuat (name) kaget, benar-benar nyaris mengira dia melakukan kesalahan dalam menjawab.
Tapi (name) mencoba santai dan tertawa canggung, "Ahaha, Tuan, apa kau sudah ketinggalan jaman—"
(name) berhenti bicara dan sadar akan sesuatu.
Ruangan itu pun menjadi hening.
"Astaga! Siapa kalian sebenarnya?!" (name) kembali menjadi panik.
"Ah, tolong tenang, nona (name), sekarang kami mengerti apa yang terjadi," Louis mencoba menenangkan (name) yang panik, walau dia sendiri sedang merasa cemas.
"Hal 'itu' terlalu fantasi, tidak mungkin, bagaimana bisa kalian nyasar ratusan tahun dari masa lalu?!" tanya (name) yang merasa bahwa dia akan menjadi gila sekarang.
Dari kejadian dan pertanyaan tidak masuk akal (name), sekelompok orang dan bocah kecil itu hanya bisa menatap balik dengan canggung.
Tetap saja, mereka masih tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi.
Lagi-lagi tatapan mereka yang membuat (name) ingin menghilang saja. Bagaimana bisa ia tahan menghadapi kenyataan bahwa orang-orang asing yang ada di depannya ternyata dari masa lalu?! Masa lalu!
Hal-hal yang fantasi seperti melintasi ruang dan waktu, (name) memang pernah membaca dan mendengarnya. Namun itu hanya dari bacaan dan cerita fiksi, itu hanya imajinasi!
(name) pun memegang dahinya, sedikit syok dengan fakta tersebut. Dia menghela napas berat.
Semua orang merasa ikut tertekan.
"Oke, mungkin kita—"
Tring!
Smartphone (name) berbunyi, layarnya menyala dan pop up notifikasi pesan muncul di layar.
(name) memeriksa smartphonenya dan ekspresinya semakin panik.
"Umm, tunggu sebentar! Ada tugas yang belum aku kumpulkan!" (name) buru-buru membuka laptopnya dan melupakan hal tidak masuk akal yang barusan mereka bicarakan.
"Apa itu tugas sekolah?" William bertanya dengan penasaran.
(name) sedikit tremor dan mengetik dengan tergesa-gesa sambil menjawab, "Ah iya, ini tugas sekolahku."
"Sialll! Aku lupa belum mengumpulkan tugas matematika kemarin!" batin (name) penuh kepanikan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc :D—————
Sedikit gjls, sekian chap ini, maapkeun author lama apdetnya... :'

KAMU SEDANG MEMBACA
encounter.
FanfictionDini hari ketika jam mulai meraih pukul empat, (name) yang terbangun lebih awal dan selama ini tinggal sendirian menemukan bahwa ada orang lain yang tiba-tiba muncul di rumahnya.