Levi menuruti kemauan Petra, membopong sampai menuju sofa panjang di ruang tengah. Dengan cepat Levi mengambil kotak obat dan duduk di belakang Petra, membalut luka di punggung Petra karena sayapnya yang tercabut.
Petra menggeleng, "Tidak perlu Levi. Ini akan mengering dengan sendirinya. Aku masih setengah elf"
Tangan Levi tak jadi membuka ikatan di pakaian Petra. Levi terdiam.
"Kau setengah manusia. Kau sedang terluka""Ah iya. Ini malam terakhirku sebagai manusia. Ada satu hal yang belum aku rasakan" ujar Petra yang tak berani memandang wajah Levi. "Aku belum merasakan sebentuk cinta"
Kalimat yang paling ingin Levi dengar dari mulut Petra. Kepala Levi mendekat ke pundak Petra, menghirup aroma bunga dari tubuh Petra. Menghirup setiap inci kulit yang tak akan ada lagi sepertinya.
Petra berbalik badan, "Bukankah kau pernah bilang tidak tertarik pada siapapun"
"Di kerajaan, bukan di hutan ini. Aku kira kau mengerti perkataanku" Levi melanjutkan aksinya dengan mengecup bibir ranum Petra. Petra tersenyum sekaligus sedih menerima ciuman Levi. Air matanya mengalir membasahi pipinya dan juga pipi Levi. Tautan bibir terlepas sesaat, mata mereka bertatapan, Levi mengusap air mata itu.
"Ini bukan perpisahan, Petra. Kita akan bertemu lagi". Mendengar itu, hati Petra seperti teriris sembilu.
"Jangan nyanyikan senandung tidurmu. Aku ingin melewati malam bersamamu" Levi menyelipkan helaian rambut Petra ke belakang daun telinganya. Petra menggeleng pelan, "Kau aneh menyukai wanita setengah elf"
"Aku tidak melihat itu. Semenjak kau ada di mimpiku, aku tau kau adalah wanitaku". Petra memeluk erat Levi. Ia kan sangat rindu dengannya.
Sebentuk cinta yang ia inginkan sudah terwujud. Untuk segalanya, untuk dirinya yang terakhir sebagai manusia.**
Perlahan Petra melepaskan dekapan Levi agar Levi tidak terbangun. Waktunya sebentar lagi akan habis. Petra berjalan menuju meja kerja Levi dan mengambil kertas serta pena.
Setelah selesai, Petra berjalan keluar rumah menuju sisi sungai. Teman-teman elfnya sudah menunggu dengan wajah murung.
"Aku sudah meminta Dryad Ymir mengembalikanmu ke dalam bentuk semula tapi-" Oluo terhenti ucapannya setelah lidahnya tak sengaja tergigit.
"Aku tidak bisa kembali menjadi elf, Oluo"
"Aku sudah meminta pada dryad Ymir untuk menjadikanmu kembali dengan kelopak bunga matahari" ucap Eld menggenggam tangan besar Petra.
"Semoga Dryad Ymir mau melakukan itu" Gunter mengikuti dan Oluo juga.
"Kalau begitu kalian juga jangan bersedih. Ini bukan perpisahan"
"Tidak, ini sama Petra. Kita tidak bisa bertemu lagi" kali ini Oluo merengek.
"Emosimu sudah seperti manusia, Oluo"
"Sebentar lagi fajar. Terimakasih teman-teman, kita akan bertemu lagi" Petra berpamitan.
Oluo, Eld, dan Gunter tersenyum. Terdengar suara Levi memanggilnya, Petra menoleh.
Levi nampak terdiam dari tempatnya berdiri. Petra berjalan mendekatinya tapi waktunya hampir habis. Petra berbalik badan, merasakan sayap sebelah yang tersisa menghilang, juga lukanya.
Petra memejamkan mata, bulir air mata mengalir bebas di pipinya. Terdengar langkah kaki yang mendekat, Petra menoleh "Berhenti disitu, Levi".
Ia lakukan agar rak berlari memeluknya karena saat ini diinginkannya. Sebentuk cinta yang membuat dirinya ketagihan untuk berada di dekatnya. Sebentuk cinta yang membuat dirinya saling menggenggam tangan meski dunia sedang bergemuruh. Sebentuk cinta yang membuat dirinya tidak ingin ada kata perpisahan.
Petra menarik seulas senyum. Tak ada yang bisa ia katakan lagi. Kabut fajar perlahan menutupi dirinya dan berlalu bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind at Dawn
FanfictionMatahari mulai terbit menembus sela kabut Memberi secercah cahaya dan kehangatan Semilir angin berbisik menyatakan pertemuan Juga perpisahan bersamaan dengan kabut yang sirna Itulah gambaran tentangmu -- Celebrating RivetraMonth 2021 on December 31...