Alexa menoleh ketika pintu UKS terbuka dan melihat ketiga temannya tersenyum. Dia berusaha bangun dan melambaikan tangan agar mereka segera masuk.
"Bukannya istirahat malah bengong," komentar Karra.
Alexa terkekeh. "Gimana mau istirahat kalau barusan ada hal menyenangkan buat gue."
Ketiganya membelalak dan menatap Alexa dengan rasa penasaran. Wajah Alexa refleks memerah dengan sendirinya mengingat kejadian lima belas menit yang lalu.
"Tadi Jovan ke sini dan minta maaf atas nama Si Koala jelek itu. Perhatiannya juga manis banget. Gimana gue bisa tidur coba?"
"Ecieee...." Karra menggoda sambil menyenggol pelan bahu Alexa.
"Oh ya, Lex, ini dari Kak Cola sebagai permintaan maaf," ucap Nia sambil menyerahkan sebuah sandwich dengan selai cokelat dan sebotol air mineral. Sampai dibeliin ke minimarket sebelah, loh."
Mendengar itu, Alexa hampir tak percaya. "Kenapa bukan dia yang bawain? Gengsi?" Alexa berusaha untuk tidak luluh dengan kebaikan Cola.
Renata duduk di tepi ranjang dekat kaki Alexa. "Sebenarnya Kak Cola baik, Lex. Katanya setelah kita ke UKS, dia beneran seret Dani buat interogasi. Setelah itu dia keluar dan tahu-tahu samperin kita dan nitipin."
"Ya, kenapa nggak dia yang ngasih langsung gitu?" tanya Alexa sambil membuka botol minumnya.
"Hei!" tegur Renata sambil memelotot. "Masih mending dia mau interogasi dan minta maaf. Seenggaknya lo juga harus terima kasih sama dia. Lagian MOS bakal kelar hari ini."
"Mm... gue juga minta maaf atas nama Kak Raka, ya. Dia emang kadang nggak mikir dulu. Tapi, gue yakin dia hanya nggak sengaja."
"Njir! Lo lahir buat penebus dosa dia apa?" sanggah Karra sambil tertawa. "Lo benar-benar adek paling baik. Harusnya jadi adek gue aja, bukan dia."
"Ih, Karra! Gini-gini dia tetap kakak gue."
Alexa tidak terlalu memperdulikan ketiga temannya yang asyik membahas status Raka dan Nia, dia menatap pemberian Cola di kedua tangannya dan lebih sibuk memikirkan maksud dari cowok sengak itu.
Apa benar dia sampai interogasi Dani? Tapi... kenapa tadi kesannya gue tukang bohong? Duh, nggak jelas banget itu orang? Sedikit-dikit ngeselin, sedikit-dikit baik. Ya, meskipun lebih banyak ngeselinnya.
"Lex, woi!" panggil Karra sambil mencubit lengannya.
"Aw!" seru Alexa sambil mengusap lengan kanannya. "Kira-kira dong, Kar! Sakit."
"Habisnya dipanggil-panggil nggak nyahut! Lo udah kuat ikutan pembubaran MOS belum? Sebentar lagi, loh."
"Iya, udah, kok."
Dengan dibantu Renata, Alexa turun dari kasur. Alexa memasukkan roti dan botol air mineral ke dalam tasnya, lalu melangkah keluar bersama teman-temannya menuju lapangan.
"Eh, gue ke toilet sebentar, ya! Kebelet!" ngadu Alexa.
"Gue temenin, ya," tawar Renata yang digelengi Alexa.
"Toiletnya dekat gitu. Gue udah enakan, kok."
Alexa segera menuju pintu masuk dan bermaksud ke toilet. Namun, ketika matanya tak sengaja menoleh ke ruang Tata Usaha, tanpa sadar kakinya menuju ke sana. Sebelum menurunkan gagang pintu, suara pertengkaran terdengar cukup jelas.
"Harusnya lo belain gue, bukannya malah baikin cewek caper itu sampe beliin makanan pula. Lo baru kenal sama dia, Cola! Gue yang selalu bareng lo, ada buat lo, tapi gini balasannya? Lo anggap gue apa, sih?" omel suara perempuan yang Alexa yakini sebagai Daniella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koala Prince: New Edition
Teen FictionNovel karya : @felislinanda Update : Lanjut di akun felislinanda Cover dari : @ulstuki_art Blurb: *Basket, Love, and Secret* Alexa punya dua misi maha penting saat memilih masuk ke sekolah St.Raphl: 1. Menemukan kakak cowoknya yang terpisah pasca...