***Update***
Alexa duduk dengan frustrasi di atas tumpukan baju yang berceceran di lantai. Ketika Renata masuk ke kamarnya, cewek itu menggelengkan kepala. Ditutupnya pintu kamar dengan pelan, lalu menghampiri Alexa yang sedang menggaruk kepala dengan kedua tangannya.
"Tumben kamar lo rapi bener? Habis gempa berapa skala ritcher, nih?" komentar Renata lebih ke arah menyindir.
"Rapi mata lo! Gue minta lo ke sini buat bantuin milih baju!" sungut Alexa sambil menarik salah satu baju, lalu kembali dilempar dengan asal.
Renata menahan tawa. Dia memaklumi kekhawatiran Alexa yang petama kalinya diajak kencan. "Iya, maaf."
Perlahan Renata berjalan menuju lemari dan mulai memilah-milah pakaian yang pantas. Kemudian dia menarik keluar dress selutut berwarna putih dengan model lengan Sabrina. "Pakai ini coba."
"Dress? Ribet banget, sih? Gue pakai itu pas kondangan, doang! Nggak bisa pake kaus dan jin aja?"
Renata membelalak dan berkacak pinggang. "Biar gue kasih tahu, ya! Pertama, lo diajak Kak Jovan yang notabene keluarga berada. Kedua, kalian bakal kunjungi tempat yang pastinya elite. Mau taruh di mana muka Kak Jovan? Kalau lo sih... emang nggak ada malunya."
Mulut Alexa mencebik. "Tega bener lo, Ta. Omelin yang halus, kek!"
Renata tidak menjawab dan hanya mengulurkan dress di tangannya. Terpaksa Alexa bangkit dari duduknya dan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya setelah mengambil dress tersebut.
Tiga menit kemudian, Alexa keluar dengan malas-malasan yang membuat Renata memelototinya. Alexa paham dan segera berjalan dengan tegak.
Kemudian Renata memaksanya duduk di depan meja rias. Rambut sepunggungnya disisir dan diikat rapi. Belum sampai di situ, wajah Alexa pun nggak luput dari kreasi tangan ajaib Renata. Alexa hanya bisa pasrah dan percaya dengan sahabatnya itu, walau dia didandani seperti Valak sekali pun.
"Sudah! Coba lihat penampilan lo sendiri. Gue yakin, Kak Jovan nggak bakal kedip lihat lo malam ini."
Alexa tersenyum lebar melihat pantulan dirinya di kaca. Renata benar-benar lihai mendandaninya dengan setipis mungkin sehingga wajah Alexa terlihat jauh lebih segar. "Gile, cantik juga gue! Mirip Yuki Kato," puji Alexa seraya tertawa terbahak-bahak.
Sebuah sentilan pelan mendarat di sudut bibirnya. "Jaga juga ketawa lo! Mirip Yuki Kato apaan kalau ketawanya macam Mak Lampir."
Belum sempat Alexa membalas kata-kata Renata, ponselnya berdenting dan mendapati pesan bahwa Jovan sudah di teras rumahnya.
Benar saja, tak lama terdengar bunyi bel rumahnya.
"Ta, gimana, nih? Gue jadi deg-degan terus. Jantung gue... aduh...."
Renata memegang kedua bahunya dan menatap dengan tajam. "Tarik napas yang panjang... lalu keluarkan pelan-pelan," pinta Renata yang dituruti Alexa sebanyak tiga kali seperti ibu hamil yang sedang kontraksi.
"Terima kasih, Ta! Doakan gue nggak malu-maluin." Alexa mencium pipi Renata yang kemudian berteriak protes sambil mengusap pipinya yang tertempel lipstick Alexa.
Alexa melihat Jovan tengah mengobrol dengan mamanya di ruang tamu depan. Diam-diam dia mengagumi ketampanan cowok yang memakai kemeja putih lengan panjang, dipadu dengan celana jin hitam dan sepatu cokelat.
"Gimana?" bisik Renata. "Lo lihat sendiri, kan, penampilan Kak Jovan malam ini? Coba kalau lo nekat pakai kaus. Apa jadinya?"
Alexa terkekeh tanpa suara. Dengan langkah perlahan, dia menghampiri mereka yang refleks menoleh. Alexa tersenyum malu-malu begitu menyadari Jovan terperangah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koala Prince: New Edition
Teen FictionNovel karya : @felislinanda Update : Lanjut di akun felislinanda Cover dari : @ulstuki_art Blurb: *Basket, Love, and Secret* Alexa punya dua misi maha penting saat memilih masuk ke sekolah St.Raphl: 1. Menemukan kakak cowoknya yang terpisah pasca...