Keputusan dan Alasan

841 93 1
                                    

Hari ini Taehyung berniat menemui Jihoon. Ia akan membicarakan secara tenang bagaimana baiknya hubungan mereka. Jihoon tentu saja tidak menolak, ia yakin Taehyung pasti tidak akan bisa berpaling darinya. Mungkin saja, Taehyung berniat meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka. Jihoon akan dengan senang hati menyambutnya. Mereka memutuskan berbicara di luar kampus, memilih salah satu restoran yang lokasinya tidak terlalu jauh dari wilayah kampus. Sekalian kencan, begitu pikir Jihoon.

Mereka pergi naik taksi dan sedari tadi Jihoon tetap bergelayut pada lengan Taehyung. Bahkan, ketika sudah berada di dalam taksi pun ia malah semakin menjadi, menyenderkan kepalanya pada bahu Taehyung seolah tidak terjadi apa-apa pada hubungan mereka. Namun Taehyung tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Ia berkali-kali meyakinkan bahwa nanti keputusan yang ia ambil adalah hal yang tepat.

Sampai di restoran yang dituju, Taehyung segera membayar taksi dan menuntun Jihoon memasuki restoran. Mendengar lonceng berbunyi tanda ada pelanggan masuk, salah satu pelayan segera menghampiri meja mereka. Taehyung dan Jihoon cukup terkejut dengan kedatangan pelayan tersebut, begitu pun si pelayan, ia juga sangat terkejut.

"Ah, jadi selain sebagai penjaga perpustakaan kau juga pelayan di restoran ?" Ucapnya merendahkan si pelayan.

Ya. Dugaan kalian tepat, Taehyung dan Jihoon berada di restoran di mana Jungkook bekerja. Taehyung sangat terkejut dengan hal ini, membuatnya terus menatap Jungkook yang tetap menunduk setelah menyerahkan buku menu. Menerka-nerka apa yang membuat Jungkook harus bekerja di tempat ini sementara dirinya sangat disibukkan dengan dunia perkuliahan.

"Sayang, kau mau pesan apa ?" Sengaja Jihoon memanggil Taehyung dengan sebutan sayang. Ingin menunjukkan pada Jungkook, di mana seharusnya batasannya.

"Samakan saja."

"Kau dengar itu, catat baik-baik. Awas saja jika keliru, aku akan melaporkanmu pada manajer di sini." Ancam Jihoon, namun Jungkook tidak terlalu peduli. Ia harus menegakkan profesionalitasnya. Taehyung sebenarnya sedari tadi sudah jengah akan ocehan Jihoon pada Jungkook namun ia harus bisa menahannya. Setidaknya setelah tujuannya membawa Jihoon kemari sudah terlaksana.

Setelah makanan yang dipesan Taehyung dan Jihoon sudah siap, maka Jungkook juga yang mengantar ke meja mereka. Jungkook dengan telaten menyajikan satu per satu makanan pada Taehyung dan Jihoon. Setelah mempersilahkan Taehyung dan Jihoon untuk menikmati makanan mereka Jungkook hendak melangkah berbalik sebelum Taehyung berucap, "Jungkook, kau sudah makan malam ?"

Jihoon yang menyicipi sopnya dibuat tersedak oleh perkataan Taehyung. Segera saja ia membanting sendoknya keras-keras pada meja. Menunjukkan bahwa ia sedang kesal. "Apa ini Taehyung ? Apa seakrab itu kalian hingga harus menanyakan dia sudah makan atau belum ?" Sontak saja mereka menjadi pusat perhatian akibat suara bantingan sendok dan amarah Jihoon. Jungkook yang paham situasinya membungkuk sejenak lalu meninggalkan dua sejoli tersebut.

"Jihoon, kau..keterlaluan."

"Lihat, kita baru saja berbaikan, dan gadis itu siapa tadi namanya..ya, Jungkook, dia menghancurkan semua." Tanpa pikir panjang Taehyung meletakkan beberapa lembar uang di meja dan menyeret Jihoon keluar restoran.

~~~

Taehyung memilih duduk di salah satu bangku yang berada di dekat trotoar, Jihoon lantas mengekori dan duduk di sebelahnya. Masih memepertahankan ekspresi cemberutnya, memberitahu Taehyung bahwa ia masih marah. Berharap Taehyung akan membujukkan dan mereka melanjutkan kencan mereka yang tertunda. Namun nyatanya khayalan tak selalu sesuai ekspetasi. Jihoon benar-benar tidak habis pikir dengan kata yang baru saja terucap dari mulut Taehyung.

"Kau..serius ?" Tanyanya tidak yakin.

"Ya. Lebih baik kita putus."

SCHOOL OF MEDICINE [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang