18. Ulang tahun

2.3K 233 21
                                    


.
.
.
.
.
Fares menyandarkan tubuhnya pada pintu kamarnya, dia hanya ingin tertawa hari ini, tapi sepertinya tidak ada yang setuju akan hal itu. Fares menatap tumpukan kardus di salah satu sudut kamarnya, dia menghela nafas, sepertinya dia tidak akan menyerahkan itu pada mereka.

Tok

Tok

Tok

Fares terdiam saat mendengar ketukan dipintu kamarnya, disusul suara berat Tirta setelahnya.

"Fares, buka pintunya." Fares langsung berdiri dan membuka pintu kamarnya, dia tidak ingin membuat Tirta semakin marah padanya.

Cklek

Fares menunduk saat membuka pintu kamarnya, dia membiarkan Tirta masuk dan menutup pintu kamarnya.

"Maafin abang ya, abang beneran lupa kalau besok kamu ulang tahun." Fares menggeleng.

"Gak papa bang." Tirta menepuk kepala Fares pelan. Netranya dia edarkan pada kamar nya Fares, Tirta mengernyit saat menemukan banyak tumpukan kardus di salah satu pojokan.

"Itu kardus apa?" Fares ikut menatap tumpukan kardus itu.

"Itu, baju-baju ku yang udah gak muat bang, mau aku sumbangin kepanti asuhan."
.
.
.
.
.
Fares tersenyum penuh arti, saat ini dia sedang menonton film bersama teman-temannya juga Regis dan Tirta. Ini pertama kalinya Fares melakukan itu, karena biasanya dia hanya bisa mengikuti kemauan Raefal.

Bicara tentang Raefal, Fares tersenyum bahagia, jika Raefal sembuh Fares tidak akan dipukul lagi. Fares tidak akan kesakitan kaena papanya lagi, dia akhirnya bisa tersenyum.

"Happy birthday Faresta." Fares menoleh saat Tirta berbisik padanya. Fares segera melihat jam, benar saja sekarang sudah pukul 00.02, sudah berganti hari.

"Makasih bang." Fares tersenyum manis, membuat Tirta memeluknya gemas.

"Bang Fares!" Fares dan Tirta terkejut saat Regis berteriak.

"Happy birthday!!" Regis langsung memeluk Fares dari belakang. Ucapan Regis membuat yang lain menoleh dengan cepat kearah mereka.

"Loh iya sekarang ulang tahun Fares." Gio bergumam saat menatap layar ponselnya.

"Fares, selamat ulang tahun!" Fares tertawa saat Haris, Bayu, Angkasa dan Gio mengucapkannya secara serentak.

"Makasih." Fares merasa dadanya menghangat, hanya ucapan sederhana dari teman-teman nya juga Tirta dan Regis, sudah cukup membuat Fares merasa sangat bahagia.

"Sekarang tidur, besok malem kita lanjut lagi pestanya." Tirta menepuk pundak kelima remaja itu bergantian. Saat yang lain terlihat antusias, Fares justru tersenyum sendu.

"Bang Tirta terbaik emang!"
.
.
.
.
.
Fares tersenyum saat teman-temannya berpamitan untuk pulang padanya, mereka berjanji akan kembali berkumpul nanti malam, untuk merayakan ulang tahun Fares.

Fares menatap kedepan, melihat rumah milik keluarga sepupunya. Memutuskan pergi kesana, Fares hanya ingin meminta maaf pada Arum, tantenya itu sudah marah terlalu lama padanya.

"Tante bakal maafin aku kan?" Fares bergumam lirih saat tiba didepan pintu rumah Arum.

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Ada apa?" Fares mencoba tersenyum saat Arum membuka pintu, meskipun tantenya itu tampak masih dingin.

"Fa-aku mau minta maaf sama tante, maaf kalau aku udah bikin tante marah." Fares menunduk saat mengatakan itu. Arum tidak pernah marah padanya, ini pertama kalinya Arum marah, dan Fares tidak suka itu.

WächterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang