Kata orang bila selalu betemu itu tandanya kita berjodoh
-Regan Adiwijah-"Aaaa!" Kania tersentak kaget rasanya jantungnya mau copot. Begitu pun Dengan Humairoh.
"Hahahaha!" Ardi tertawa sambil memengangi perutnya
Humairoh menoleh ke arah Ardi "Astagfirullahalazim, om kecil ngagetin aja" ujarnya dengan tangan yang masih menyetuh dada.
Kania menatap tajam ke arah Ardi yang hanya tertawa."Lo ngagetin orang! Kalau orang serangan jantung gimana? lo yang tangung jawab?!" sembur Kania seraya bangkit dan berkaca pingang.
Ardi cengengesan."Hehehe maaf, ya habis kalian terlalu serius, emang bicarain apa?"
"Kepo lo!" ketus Kania galak sambil membuang mukanya.
"Om Ardi jangan dua kali gitu dong. Bisa-bisa kita serangan jantung." Nasehat Humairoh yang berubah posisinya menjadi berdiri.
"Jangan panggil gue om, gue kan masih mudah."Tutur Ardi tak terimah.
"Emang fakta lo omnya, kan?" Ledek Kania besedekap dada.
Ardi memutar bola mata malasnya."Iya memang gue omnya, tapi gue ngak suka di panggil om."
"Terus panggil apa?, kakek?" tanya Kania dengan nada mengejek.
Mendengar perkataan Kania wajah Ardi berubah masam.
Humairoh sebenarnya ingin tertawa namun ia tahan.
Lucu ya, kalau melihat mereka beradu mulut?. Tapi, jengah juga melihat mereka yang tidak kujung berhenti.
"Berhenti berdebat." Lerai Humairoh.
Kedua manusia berjenis kelamin beda tersebut saling diam. Kania terus membuang mukannya dengan hati yang kesal.
Ardi menghela nafas, dia sadar bahwa dia salah."Gue minta maaf sama kalian." Ucapnya tulus.
"Iya, jangan ulangin lagi." Sahut Humairoh.
"Ngak semudah itu." Ujar Kania dingin.
Kania bukanlah seperti Humairoh yang mudah memaafkan.
"Terus gue harus bagaimana biar lo maafin?" tanya Ardi merasa bersalah.
Seketika ide dalam otak Kania muncul."Lo harus temani gue bersama Humairoh ke Supermarket."
Sebelumnya Kania sempat mempunyai niat untuk pergi ke Supermarket membeli cemilan, tapi niatnya ia tunda.
"Okek, ke betulan gue juga mau beli cemilan." Ujar Ardi setuju.
Semudah itu?, Kania kira Ardi akan menolak, ternyata tidak.
"Kuy! Kita pergi" ucap Ardi riang seraya merangkul Humairoh, meninggalkan Kania yang masih berjalan menyusulnya.
Humairoh berjalan menujuh teras, ia meletakan bukunya di meja lalu menghampri Fatimah yang menyiram bunga.
"Bunda, Humairoh mau pergi ke Supermarket bareng Kania sama om Ardi," pamitnya mewakili keduanya.
"Kami pergi ke Supermarket dulu Kak," sabung Ardi
KAMU SEDANG MEMBACA
Will you?(On Going)
Fiksi Remaja(Follow sebelum baca) REVISI SETELAH TAMAT Siapa yang tak kenal Regan Adiwijayah?, seorang ketua geng Halilintar yang berkuasa di SMA GARUDA. Ia memiliki paras nyaris sempurnah bak dewa Yunani. Tak sedikit siswi memuja ketampanannya seolah melihat...