11. Rasa penasaran Regan

52 10 3
                                    

Perempuan betah dirumah itu bukan kuper tapi sunnah
-Humairoh Az-Zahra-

Setelah pulang  sekolah Humairoh menganti seragamnya menjadi pakaian santai, ia turun kebawa melalui tangga, tanganya mengengam buku. Gadis itu lalu duduk di sofa sambil membaca buku, Muezzah yang tadinya berada di sofa kini duduk di pangkuan Humairoh. Sambil membaca buku ia mengelus kucing kesayangannya.

Keadaan rumah terasa sepih, sebab Fatimah tidak sedang berada di rumah, ia pergi menghadiri pesta kerabatnya. Sebelum Humairoh berangkat ke sekolah, ia suda memberi tahu putrinya bahwa ia akan menghadiri pesta pernikahan dan nantinya pulang sore.

Humairoh menegang saat pundaknya di tepuk oleh tangan kekar entah milik siapa.

"Hei cuk, temani nenek kebayang," ujar suarah itu membuat Humairoh merinding.

Perlahan tapi pasti, Humairoh menengok ke belakang.

"Ih! Om kecil ngesilin bangat." Ia memukul-mukul Ardi memakai buku.

Ardi terbahak-bahak."Hahahaha lo masih takut sama nenek kebayang? ngak nyangkah udah gede masih takut sama Nenek kebayang." Semasa kecil Ardi sering menceritakan tentang nenek kebayang untuk menakuti-nakuti Humairoh. Humairoh yang polos nan luguh mempercayai setiap omongan Ardi, ia jadi sangat takut dengan nenek kebayang.

Humairoh berheti memukulkan Ardi, wajahnya berubah cemberut.

"Lagian sih, lo ngak bosan apa baca buku mulu?" tanyanya bersedekap dada.

"Ngak." Balas Humairoh cuek, ia masih kesal dengan Ardi. Gadis itu kembali duduk.

"Yaelah ngambek, lo sebelah dua belas sama Adam, kerjanya baca buku mulu. Kalau Menurut gue lo versi Adam wanitanya. Si kutu buku," Ucap Ardi panjang lebar namun Humairoh tak menanggapinya.

"Lo denger gue ngak?"

"Hm" jawab Humairoh malas.

"Gue datang kesini mau ajakain lo jalan-jalan."

Humairoh nampak bergeming."Malas, lebih baik aku belajar dari pada jalan-jalan."

"Hee, lo jangan cuma di rumah muluh kuper tau."

"Aku ngak kuper, wanita betah dirumah itu sunnah," ucap Humairoh tanpa berpaling dari bukunya.

"Bener juga sih. Kalau wanita keluar rumah tanpa mahrom bisa bahaya, tapi, kan sekarang ada gue. Ayolah temani Om gantengmu ini. Nanti gue teraktirin," bujuk Ardi.

Humairoh menghela nafas, ini Omnya sangat pemaksa."Hm, iya." ucapnya terpaksa.

Ardi merasa senang mendengarnya, ia lansung menarik tangan Humairoh.

"Entar dulu," kata Humairo menghentikan pergerakan Ardi.

"Aku cuma pake baju daster nih."

Ardi menatap Humairoh dari bawah sampai atas."Ngapapa yang penting aurat lo udah ke tutup." Meski mamakai daster tapi tidak terlalu kelihat, karna baju daster yang Humairoh kenakan tertutup dengan khimarnya, sehingga baju daster nampak seperti rok. Ardi juga malas menunggu Humairoh menganti pakainan, yang ada nanti malah lama.

Ardi suda berada di atas motor, sedangkan Humairoh masih memasang helemnya.

Humairoh menaiki motor."Awas, ya jangan ngebut," peringatnya.

"Iya iya." Balas Ardi kemudian menjalankan motornya.

Sepanjang perjalanan rupanya Ardi masih saja ngebut, ia seakan lupa dengan peringatan Humairoh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Will you?(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang