MWR -5-

15.5K 466 2
                                    

Semoga SUKAK 🧚

🌷

"Malam ini ada pertemuan keluarga di rumah mamih. Lu jangan keluar dulu."

Cowok yang tengah menyemprotkan parfum dibeberapa titik, sontak berhenti mendengar sesuatu yang sangat tidak ia sukai selama hidupnya di dunia.

Pertemuan keluarga dari dua belah pihak. Pihak Zidan dan pihak Ratu.

Zidan benar-benar tidak suka dengan acara itu. Acara yang mungkin saja akan ramai karena ada party dan banyak kerabatnya. Tetapi Zidan tetap tidak suka.

Lebih baik ia memilih keluar bermain bersama temannya atau pacarnya daripada menghabiskan waktu bersama keluarga besarnya, yang terkadang membicarakan sesuatu yang sangat dibencinya. Terutama salah satu anggota kerabatnya yang tidak ia suka begitupun sebaliknya.

"Gw cuma beberapa menit aja. Terlalu males buat gabung sama mereka." Jujur Zidan.

Di tempatnya, Ratu menghela nafas kasar seraya mengangguk. Mendengar kalimat terlewat jujur dari Zidan.

Seharusnya cowok itu bisa menyembunyikan ketidaksukaan nya terhadap kerabatnya di depan keluarga besar. Tetapi apa? Cowok itu tidak pernah melakukan nya. Zidan malah melakukan sesuka hatinya. Seperti berbicara dan melakukan perbuatan yang bisa mendapatkan tatapan tajam dari Papinya.

"Yaudah, yang penting jangan berbuat macam-macam. Gw capek."

Satu alis Zidan tertarik. Bermaksud penuh arti ke cewek yang tubuhnya bisa dilihat dari cermin.

"Capek ngapain lu? Capek ngelayanin gw?" Tanyanya sangat santai. Tidak menyaring ucapan nya lebih dahulu sebelum dipertanyakan ke Ratu yang sudah menatapnya penuh.

"Ngapain juga gw ngelayanin lu? Kayak nggak ada kerjaan aja."

Tubuh yang berada di depan cermin membalik. Mulai bergerak mendekati cewek yang sedang bersantai di atas ranjang sambil memakai hp.

Ah! Enak sekali kerjaan istrinya Zidan itu.

"Ngapain?"

Bibir mengkilap akibat polesan saliva dari lidah, tersenyum simpul. Tak lama senyuman simpul itu berubah sedikit tipis, seperti tarikan di kedua sudut bibirnya yang sudah tidak kentara.

"Enak banget ya jadi istri." Mengusap lembut rambut Ratu. Semakin menimbulkan suatu keinginan yang membuat Zidan mengukung tubuh Ratu dari atas.

Ratu sontak saja tidak bisa menggerakan tubuhnya kesana-kemari saat Zidan mulai mengusap rambutnya, jatuh ke pipi, bibir, dan terakhir leher.

Biasanya Ratu memberontak saat Zidan mulai berbuat macam-macam ke tubuhnya. Tapi ini? Tubuhnya sulit digerakan. Tubuhnya seperti ada yang mengikatnya menggunakan tali transparant di atas kasur. Sehingga membuat tubuhnya sulit digerakan dan berontak di bawah Zidan yang menatapnya lapar.

"Zidan.."

Hanya ada senyuman yang terpampang jelas di bibir cowok itu. Cowok yang saat ini menatapnya penuh damba, gelap akan sesuatu dan menginginkan sebuah sesuatu yang tidak pernah dilakukan nya.

Bibir yang menampilkan senyuman itu, mulai mengecup pelipis, kedua kelopak mata, kedua pipi, hidung dan terakhir bibir pink itu. Di bagian bibir, Zidan sedikit menempelkannya beberapa detik. Setelah itu melepaskan pertemuan kedua bibirnya yang saling menciptakan rasa manis.

"Kenapa harus lu?" Tanya nya menggunakan suara berbisik di depan bibir Ratu, sebelum mencium bibir itu kembali.

Tangan yang semula berada di leher, lama kelamaan bergerak ke bawah menyentuh bahu, siku dan jari-jari. Tapi sentuhan itu tidak berhenti disitu aja. Sentuhan itu Ratu dapatkan juga di perut dan bagian dadanya yang masih terbalut bra.

"Kenapa nggak nolak?"

Rasa-rasanya Ratu ingin berteriak dan mengumpat di depan Zidan. Tetapi lagi-lagi sepasang mata layaknya angel itu menghipnotisnya. Sepasang mata dibumbui bulu mata lentik itu, membawanya ke dasar jurang paling dalam, sampai tidak ada siapapun yang menolongnya untuk kembali. 

Bukan dimata saja Zidan menghipnotis istrinya, cowok itu juga menghipnotisnya lewat suara dan sentuhan di anggota tubuhnya. Sampai membuat suara berisi penolakan dan pergerakan tidak keluar dan ditunjukan malam ini.

"Aaaaakkkk! Zidan sialan!"

"Jangan ngumpat ke suami, nggak baik."

"Cowok tolol! Bego!"

"Gw pinter, btw."

Ratu langsung memejamkan matanya saat merasakan hembusan nafas di area telinga dan juga tengkuknya. Memberikan efek yang hebat buat dalam dirinya. Sampai-sampai membuat bulu kuduknya merinding.

Sementara Zidan hanya bisa tersenyum tipis berbentuk smirk, mengetahui Ratu menegang di tempatnya. Padahal ia belum berbuat sesuatu ke arah yang lebih intim dan panas. Tapi kenapa cewek itu sudah menegang saja? Apa setakut itu? Entahlah, yang pasti Zidan ingin sekali bersatu bersama Ratu.

"Aku mau kamu, Ra."

🌷

Semoga tidak mengecewakan 👩‍🎤

Oh ya aku cuma mau mengingatkan kalo part selanjutnya mungkin ada sedikitya begitulah.

Jadi vote n vote!!!

100 vote bisa nggak nih?!! 🤔
Ayolah GHOST READERS vote!!! CUKUP TEKAN TOMBOL POJOK KIRI KOK yang gambar bintang loh!!!! Skuyy!!!

MARRIED WITH RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang