MWR - 15

8.2K 376 58
                                    

DISARANKAN BACA PAKAI EMOSI.

🌷

"Kak Zidan lama banget sih dikamar itu! Emang ada siapa terus ngapain aja?" Keponya yang ingin tau urusan orang lai—pacarnya.

Sebagai pacar, Aura harus mengetahui semua tentang Zidan bukan? Seperti tadi cowok itu masuk ke kamar sebelah sangat lama sekali. Menimbulkan rasa penasaran yang tidak bisa dibendung lagi.

Alih-alih menjawab. Cowok itu malah membahas topik lain. "Lu tempati apartemen gw aja. Nanti gw kasih card nya."

Wajah cerah Aura dengan ajaibnya bisa berubah masam dalam satu kali tepukan.

Bibir yang sedari tadi terlihat tersenyum ketika bersama Zidan, berubah tertekuk. Bahkan tidak ada bentuk melengkung. Hanya terlihat garis lurus saja.

"Kakak beneran mau putus sama aku?"

Argh!

Kalo bukan karena Ratu atau lebih tepatnya ancaman Ratu, Zidan tidak akan menyuruh pacarnya untuk menempati apartemennya terlebih dahulu.

Seharusnya seorang pacar harus setia menolong pasangannya bukan? Tapi Zidan? Cowok itu malah mengusir Aura dengan cara halus. Semakin meningkatkan jiwa keberengsekannya ke perempuan.

"Ra, nggak kayak gitu. Aku mau kamu tempatin apartemen aku dulu. Nanti aku sering ke sana. Lagian lebih enak di apartemen. Tenang."

Beberapa detik belum ada respon. Sampai ke menit pun belum ada respon juga. Membuat Zidan yang berada di depan Aura harus berkali-kali menghembuskan nafas lelah bercampur kasar.

Pusing dengan semuanya. Terutama dengan pilihannya yang malah menempati Aura ke apartemen nya, bukan mengizinkan cewek itu di rumahnya. Yang berarti Zidan lebih takut dengan ancaman Ratu daripada takut ancaman.

Nyatanya cowok itu lebih takut tidak dikasih jatah atau tidak menyentuh Ratu, daripada tidak berpacaran dengan adik kelasnya yang cantik.

"Ra, aku sayang kamu."

Aura menaiki satu alisnya. Dan ini pertama kali cewek itu berani menaiki alis di depan pacarnya.

Zidan tentu tidak suka dengan respon Aura. Biasanya cewek itu membalasnya lugas, bukan menaiki alis seperti tanda bertanya atau menanggapinya tidak serius.

Argh! Ini semua gara-gara Ratu!

Sialan!

"Ra, aku nggak suka respon kamu."

Bibir Aura tersenyum tipis seraya menyelipkan anak rambutnya yang menutupi pandangan nya ke pacar tampan nya.

"Ya, aku sayang kak Zidan juga."

Hembusan nafas lega akhirnya Zidan bisa keluarkan. Senyuman leganya pun ditampilkan di depan mata yang selalu menatapnya lembut.

"Gw suka kalo lu ngerespon." Lalu menarik cepat perempuan yang akhirnya berada dipelukan nya.

Setelah beberapa hari terlewati tanpa Aura, Zidan akhirnya bisa memeluk tubuh mungil Aura juga.

"Aku kangen."

Menyalurkan rasa kerinduan lewat pelukan hangat yang selalu Zidan berikan ke Aura dikala cewek itu membutuhkan nya. Seperti saat ini.

Bibir keduanya saling tersenyum. Menjabarkan perasaannya masing-masing saat ini setelah adanya sedikit bumbu-bumbu pertengkaran dihubungan.

"Jadi kamu mau tinggal sementara di apartemen aku?"

Kepala yang tadi bersembunyikan dibalik dada, mendongak sedikit menatap cowok yang berhasil memasuki hatinya.

"Yaudah mau."

Ciuman bertubi-tubi langsung Aura dapatkan dari pemilik bibir yang menempel di dahi dan pipinya sampai beberapa kali. Sedikit menimbulkan efek kegelian di area pipinya saat mengenai bulu-bulu halus di rahang Zidan.

"Ih kakak punya jenggot."

Zidan terkekeh pelan, "Bukan jenggot ya! Aku nggak punya jenggot. Tapi sedikit lagi mau numbuh sih." Ujarnya sambil mendekatkan dagu ke pipi Aura. Membuat suara tertawa menggelegar di penjuruh rumah.

"Ih geli!"

Dagu itu sedikit Zidan jauhkan, "Mau cukurin nggak?"

"Mau!"

"Tapi nggak jadi putus,'kan?"

Aura menggelengkan kepala pelan, "Nggak dong!"

🌷

"Ra, aku sayang kamu." Sksksksksksksks Greget!!!! 😤😭

Ngetiknya biasa aja, tapi bacanya pake esmosi!!!👹
_

Btw, menurut kalian Aura jadi nge-goda atau yang di godain??

100 vote sama 50 comment, langsung update!!

Selamat menjalankan ibadah puasa gengss!!

MARRIED WITH RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang