MWR - 32

5.3K 233 7
                                    

Setelah berbicara dengan Raja lewat sambungan telepon, Ratu terdiam menikmati suara-suara yang mengusik pendengaran dan pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah berbicara dengan Raja lewat sambungan telepon, Ratu terdiam menikmati suara-suara yang mengusik pendengaran dan pikirannya.

Sebetulnya tidak ada yang harus Ratu khawatirkan selama ia percaya dengan hatinya. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kenapa dirinya menerima lamaran Zidan saat itu? Apa iya beneran jatuh cinta atau penasaran bagaimana adrenalinya membangun rumah tangga di usia muda?

Entahlah. Ratu pusing.

"Ra."

Ratu tersentak saat jari tangannya digenggam oleh Zidan di sebelahnya yang sedang mengendarai mobil.

"Tangan kamu dingin banget. Lagi mikirin apa, sampai bengong gitu?"

Ratu menggeleng dan tersenyum tipis.

"Nggak ada."

Cewek itu lebih menatap pemandangan jalan yang menemaninya dikala berpikir keras tentang semuanya.

"Kalo harus ada yang ditanyakan, tanya aja. Aku siap menjawabnya." Ucapnya sambil mengusap rambut Ratu.

Ratu mengangguk.

Sementara Zidan mengingat kembali sikapnya ke Ratu selama beberapa hari ini. Apa ada sikapnya yang buat cewek itu tak suka sampai mendadak terdiam seperti saat ini?

Kalo, iya. Zidan gelisah dan takut.

"Mau jalan-jalan nggak?"

Ratu menoleh, "Ya udah." Singkat, padat, dan jelas.

Pikiran cewek itu benar-benar terisi suara Raja. Lebih tepatnya ucapan Raja yang berhasil mengobrak-abrik hati dan perasaannya.

Matanya terpejam erat seraya berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak kuat ketika memikirkan semua kepingan puzzel. 

"Jangan tinggalin aku ya."

Ratu tersenyum kepemilik tangan yang menggenggamnya erat, seakan tak mau terlepas.

"Nggak akan."

.
.

Senyuman Ratu terukir indah ketika bisa melihat pemandangan kota bersama orang terkasih dari atas bukit.

"Seneng?"

Ratu mengangguk seraya memejamkan mata. Menikmati semilir angin yang menerpa raga. 

"Kamu? Apa kamu seneng berada di samping aku beberapa hari ini?"

"Kamu tau jawabannya."

"Aku nggak pernah mau menduga-duga."

Zidan terdiam menatap istrinya yang duduk disebelahnya.

"Aku bahagia."

Ratu tersenyum tipis, "Sepertiku."

Keduanya terdiam menikmati pemandangan alam.

MARRIED WITH RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang