1. Awal Mula

82.4K 1.9K 13
                                    

Hai chingu<3

Ini cerita pertama aku, jadi maaf kalau ceritanya gaje. Maklumin yaa. Dan kalau ada typo kasih tau. Kalau gak mau follow setidaknya vote dan komen ya.

[Cerita ini udah aku revisi beberapa part, tapi kalau misalkan masih ada typo, kata-kata yang salah, dan lain sebagainya kalian komen ya.]

Happy Reading

°°°°°°

Semilir angin membuat helaian rambut seorang gadis cantik menerpa wajahnya. Saat ini ia sedang menunggu seseorang, sesekali ia menggigit bibirnya sendiri karena panik.

Ia tersentak kaget kala sebuah tangan menepuk pundaknya. Sepersekian detik kemudian ia bernafas lega mengetahui siapa sang empu.

"Raka ngagetin tau gak," sebal Angel.

Raka terkekeh mendengar ucapan kekasihnya itu. "Maaf sayang, abisnya kamu ngelamun aja si," ucapnya sambil mencubit kedua pipi Angel.

Angel menepis tangan Raka masih saja mencubit pipinya dengan sedikit kasar.

"Aku mau ngomong sama kamu." Nada suara Angel kini sudah berubah menjadi lebih serius.

Raka kebingungan menatap Angel setelah mendengar ucapan Angel. "Ya ngomong aja, emang daritadi kamu gak ngomong ya?" Tanya Raka bercanda.

Angel sama sekali tidak menanggapi candaan Raka. Ia hanya menatap wajah Raka dengan tatapan sendu.

"Aku—"

"Ngomong aja sayang, jangan bikin aku penasaran," sela Raka cepat.

Angel memukul lengan Raka dengan keras, membuat sang empu meringis.

"Sakit sayang," ucapnya mengelus lengan yang baru saja di pukul Angel.

"Ya abisnya kamu nyebelin, orang lagi ngomong malah di potong gitu."

Raka berdiri tegap. "Yaudah, oke. Kamu ngomong aja aku bakal dengerin."

Angel hanya diam, beberapa detik kemudian Raka mendengar suara helaan nafas.

"Aku hamil," ucap Angel lirih.

Raka tertawa renyah. "Aku gak lagi ulang tahun jadi gak perlu di prank segala. Kamu bercanda kan?" Tanya Raka di akhiri dengan kekehan.

"Emang aku keliatan bercanda?" Tanya Angel balik. Seketika Raka langsung menghentikan tawanya saat melihat Angel yang masih saja terlihat serius.

"Bilang sama aku, kalo ini bohong," tanya Raka masih tak percaya ucapan Angel.

"Enggak Raka, enggak. Aku gak bohong!" Sentak Angel. "Aku beneran hamil, anak kamu," lanjutnya dengan suara pelan.

Raka menyibak rambutnya ke belakang menatap tak percaya ke arah Angel.

"Itu gak mungkin Angel! Sedangkan kita sama sekali gak pernah ngelakuin itu!"

Angel terkekeh lirih. "Gak pernah ngelakuin kamu bilang? Kamu gak inget apa yang terjadi di apart kamu waktu itu?"

Flashback on

Angel panik saat ia mendapat telfon dari Raka, apalagi di sana Raka hanya mampu mengucapkan kata tolong dengan lirih. Tanpa berpikir panjang Angel langsung bergegas menuju ke apart yang Raka tempati.

Tok...tok...tok...

"Raka, kamu di dalem?" Tanya nya namun tidak ada sahutan dari dalam.

Dengan perlahan Angel membuka gagang pintu kamar Raka. "Raka kamu gak papa kan?" Tanya Angel khawatir.

"Angel tolong aku..." Raka berusaha menggapai tangan Angel. Tubuhnya berkeringat hebat, badannya pun berasa panas.

"K—kamu kenapa?" Tanya Angel kebingungan.

"Tubuh aku panas banget rasanya, tolong.."

"Kok bisa sih?"

"Kayaknya aku salah minum, mungkin tadi aku minum obat perangsang."

"A—aku harus gimana Raka?"

Raka yang melihat Angel kebingungan langsung meraih tubuh Angel. Ia mendekatkan bibirnya, kemudian dalam hitungan detik kedua benda kenyal itu sudah menempel. Angel langsung mendorong kasar tubuh Raka.

Plak

"KAMU KURANG AJAR BANGET SIH!"

Raka tidak menghiraukan teriakan Angel. Ia kembali meraih tubuh Angel dan membawa Angel ke dalam kungkungannya.

Raka meraih kedua tangan Angel, kemudian ia meraih ikat pinggang miliknya dan menyatukan tangan Angel menggunakan ikat pinggangnya.

"Raka, lepasin!" Angel berusaha melepaskan ikatan tangannya.

Perlahan Raka mulai membuka pakaiannya sendiri, hingga ia benar-benar telanjang bulat di hadapan Angel. Angel yang melihat tubuh telanjang Raka, hanya mampu memalingkan wajah.

Ia kembali menoleh saat merasakan tangan Raka membuka satu persatu pakaiannya.

"Kamu mau ngapain?" Angel berusaha memberontak.

"DIEM!"

Ia tersentak kaget saat tiba-tiba Raka membentaknya. Raka menyeringai saat ia berhasil menelanjangi Angel.

Angel hanya bisa merapatkan kedua kakinya, mencoba untuk menutupi privasinya. Ia tersentak kaget saat tangan Raka dengan kasarnya meremas bagian atasnya.

"Raka s—sakit."

Raka kembali menyatukan kedua bibir mereka. "Gue udah gak tahan," ucapnya terakhir sebelum akhirnya ia mengambil mahkota Angel.

Flashback off

"Aku minta maaf." Tiga kata yang di ucapkan Raka membuat Angel yang sedari tadi menunduk kini mendongak menatap Raka.

"Minta maaf gak bakal ngembaliin semuanya." Angel menatap dalam mata Raka. "Aku cuma butuh tanggung jawab kamu," lanjutnya penuh tekanan.

Cukup lama Raka terdiam hingga akhirnya dia bersuara. "Aku gak tau, aku gak bisa."

"Kenapa?" Tanya Angel lirih menatap Raka dengan mata berkaca-kaca.

"Kita masih sekolah Angel!"

"Kita bisa nikah diem-diem Raka!" Sentak Angel.

"Nikah gak segampang yang kamu kira," ucap Raka. "Kita masih sekolah, dan kalo kita nikah itu artinya kamu bakal jadi tanggung jawab aku, sedangkan aku masih minta uang sama orang tua aku," lanjut Raka.

Angel menghela nafas. "Soal uang gampang Raka. Kita bisa cari bareng-bareng, aku yakin kalo kita mau usaha semua pasti akan lebih mudah."

"G—gimana kalo kamu gugurin kandungan kamu aja?"

Angel menatap Raka tak percaya. Dengan mudahnya laki-laki ini berucap seperti itu?

"Raka kamu jangan gila! Meskipun ini janin yang tak di inginkan, tapi mau gimana pun juga ini anak kandung kamu! Darah daging kamu sendiri, kamu tega?"

Raka mengacak rambutnya frustrasi, kemudian menatap Angel. "Mending kita sendiri-sendiri dulu. Kita butuh waktu untuk mikirin jalan keluar dari masalah ini. Sekali lagi aku minta maaf. Kamu pulang naik taksi ya? Nanti aku pesenin."

Raka mengecup kening Angel, kemudian memeluk tubuh Angel. "Kamu tunggu di sini, aku bakal pesenin taksi. Jaga diri kamu selama aku masih belum bisa nemuin kamu. I love you." Kalimat terakhir yang di ucapkan Raka, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Angel sendiri.

Runtuh sudah pertahanan Angel untuk tidak menangis. Ia begitu meratapi nasibnya yang malang ini. Hanya Raka satu-satunya yang ia punya.

Tangan Angel bergerak menyentuh perutnya yang masih rata.

"Aku harus gimana?" Batinnya.

CALON MERTUAKU SUAMIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang