Prolog 1

322 28 9
                                    

Gadis itu menatap hamparan awan di tengah lapangan. Merasakan udara yang berhembus dan merasakan bebatuan kecil yang tengah ia duduki. tidak, sebenarnya bukan awan yang sedang ia perhatikan sejak tadi.

Namun ditengah lapangan pasir terdapat seorang lelaki berkaos putih dengan sedikit debu yang mengotori bajunya. Dan seorang perempuan cantik berambut sebahu yang berdiri didepan lelaki itu.

Gadis itu terus menatap keduanya tak hentinya, hingga lupa petang telah datang menyambar.

Kemudian, lelaki yang ditengah lapangan tadi datang menghampiri gadis yang sedang duduk dengan senyumnya.

"Mau main?" tanya lelaki itu.

Gadis tadi menggeleng, dan mengalihkan pandangannya dari lelaki itu.

"Sebenarnya, kamu mau sama dia atau aku?" tanyanya entah pada siapa.

Sebuah pertanyaan yang tak akan pernah terjawab.

*****

"Kalila, kamu jangan sedih abang ada disini buat Kalila kalau Kalila sedih nanti abang pergi, " Reivaro mengelus pelan pipi Kalila yang basah karena air mata. 

"Mereka semua benci aku! bukannya lebih baik aku pergi aja dari sini bang?!" teriak Kalila penuh emosi. 

"Enggak semuanya benci kamu Kalila, masih banyak yang sayang sama kamu!" Reivaro mendongak kan kepala Kalila agar bisa menatap matanya. 

"Aku ga suka hidup kayak gini, kenapa aku ga bisa jadi manusia normal seperti yang lain. Kenapa aku ga bisa hidup bebas kayak abang!" Kalila melepaskan tangan Reivaro dari wajahnya dan menghentakkan kaki menuju kamarnya, yang pastinya masih dengan emosi membara. 

"Jangan pernah bercita-cita untuk jadi kayak abang la-" Reivaro mendongakkan kepalanya keatas menatap lampu yang bersinar terang. 

"Karena kalau kamu jadi abang, kamu gak akan kuat".

*****

tungguin yaa~'√

REIVARO [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang