3|REIVARO

69 17 7
                                    

Reivaro menancap gas motornya membelah jalan agar lebih cepat sampai ke rumah, ia sampai ke sebuah kontrakan kecil yang sederhana.

Kontrakan bercat hijau muda di kawasan yang sepi. Reivaro membuka pintu rumah tersebut, dan disambut dengan Kalila yang sudah berwajah pucat.

"Dimana suratnya?" tanya Reivaro langsung ke inti.

"Itu bang" Kalila menunjuk kearah amplop berwarna putih diatas meja.

"Kamu udah buka suratnya?" Reivaro menatap Kalila.

"Belum, aku mau tungguin abang pulang dulu" Kalila memeluk pinggang abangnya itu.

"Yaudah, biar abang aja yang urus surat ini kamu dikamar dulu aja" cakap Reivaro sambil meraba-raba amplop tersebut dan dijawab anggukan oleh Kalila.

Terlihat di amplop itu tak ada alamat pengirim dan tak ada juga kejelasan kepada siapa penerimanya, Reivaro membuka amplop tersebut dan menemukan secarik kertas didalamnya, yang bertuliskan

-kamu sudah cukup bahagia kan selama ini, jangan lupakan apa yang kau dulu lakukan. akan kupastikan kau mendapat balasannya-.

Begitulah isi dari surat di atas secarik teras tersebut.

Kening Reivaro mengernyit aneh, mungkin ini hanya keisengan belaka tidak mungkin kalau memang benar dari dia. Pada akhirnya Reivaro memutuskan untuk tak terlalu memedulikan surat tersebut.

Kemudian pergi menuju kamarnya, terlihat Kalila sedang tidur bersandar di kepala kasur Reivaro sangat serius menatap ke arah ponselnya. di kontrakan ini memang hanya memiliki 2 kamar tidur jadi terkadang Kalila tidur dikamar nenek namun terkadang juga dikamar Reivaro.

"Lagi ngapain?" Reivaro mendatangi adiknya, ia duduk di atas kasur.

"Aku main catur online" jawab Kalila namun tak lepas matanya memandang gawai nya.

"Catur? kamu main catur sekarang?" Reivaro memiringkan dagunya.

"Hm, baru coba-coba aja" jawab Kalila.

"Semangat ya" Reivaro mengelus kepala Kalila.

"Hm".

tak lama kemudian Reivaro memejamkan matanya menuju kehidupan yang lebih indah.

*****

"JANGAN LARI LO!" Benza melotot dan menunjuk-nunjuk ke arah Reivaro dengan penuh amarah.

"Lo tuh kenapa si, sehari aja gak usah bikin gara-gara sama gue" Reivaro yang sedang men dribble bola nya harus berhenti.

"Lo duluan yang cari gara-gara!" Benza berjalan cepat menuju Reivaro.

"Gue kan gak sengaja, dah minta maaf juga kan sama lo" jelas Reivaro.

"Tapi maaf dari lo itu gak akan bisa mengubah kejadian yang tadi!" cakap Benza semakin menyolot.

Jadi, tadi bola yang Reivaro passing tidak sengaja terkena kepala Benza yang berada dipinggir lapangan, setelah kejadian itu Reivaro langsung meminta maaf namun Benza tetap saja masih keras kepala.

Reivaro meninggikan dagunya "lo jangan bikin gue naik pitam deh atau lo mau masuk ruang bk lagi?!" kini Reivaro mulai marah kepada Benza.

"Hey, hey. sudah-sudah lagi pula Reivaro udah minta maaf kan? udahan marahnya bentar lagi mau bel" cakap Devan menengahi.

Ketika melihat ke sekeliling sudah banyak orang yang menonton adu mulut mereka berdua, melihat hal itu tentu Benza merasa dipermalukan dan memutuskan untuk mengalah.

REIVARO [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang