7| REIVARO

55 7 12
                                    


"Aldi, tadi Kalila jambak rambut gue" adu Vanya kepada Alditho dengan wajah memelas nya.

"hah? kok bisa?" Alditho membelai rambut Vanya dengan lembut.

"lo tanya aja sama Kalila sendiri!" jawab Vanya keras.

"kenapa?" kini Alditho menatap Kalila yang sejak tadi berdiri menunduk di depannya. sungguh, tatapan tajam yang seperti itu selalu membuat Kalila gugup.

"bukan gue Di, Vanya tadi narik baju gue. jadinya buat lepasin diri gue harus tarik baju Vanya" jelas Kalila berusaha meyakinkan.

setelah mendengar penuturan dari Kalila, Alditho kembali menatap Vanya,"lo duluan yang mulai Nya?"

"bukan gue, dia aja yang ngeles terus. udah Di, gue juga dah MAAFIN dia kok. temenin gue aja ke kantin yok Di" Vanya berkata dengan angkuhnya dan menarik lengan cowok itu pergi jauh dari hadapan Kalila.

"gue lagi gak mau ke kantin dulu Van, lo duluan aja gue mau ketempat lain" Alditho menghentikan langkahnya dan pergi meninggalkan Vanya dengan wajah yang sudah cemberut.

"ah! bego lo Aldi, kapan peka nya sih!" umpat cewek itu ketika melihat Alditho sudah semakin jauh.

sedangkan Kalila masih diam ditempat menatap Alditho dengan tatapan yang sulit diartikan ada perasaan yang bertanya-tanya kenapa Alditho tidak mau ke kantin? kemana Alditho mau pergi? kenapa dia khawatir akan Alditho? atau ini rasa suka?

*****

"lo kenapa Di? kok diem baek" ucap Dala melihat Alditho yang melamun aneh sejak tadi. kini Alditho dan Dala sedang ada di bangku taman sekolah yang ramai dikunjungi.

"hah? gak papa" jawab Alditho ketika tanya Dala membuyarkan lamunannya.

"masa? pasti ada sesuatu nih" ucap Dala yang duduk di atas bangku taman sekolah.

hening sejenak diantara mereka "gue bingung deh La, si Kalila kok pendiem banget sih kalo di gangguin siapa aja harusnya ngelawan gitu kek" cakap Alditho dengan wajah frustasi.

"lah,cuma masalah itu lo sampe termenung kek abis diputusin?" jawab Dala menatap serius orang disamping nya.

Alditho menatap malas Dala "gue serius ini"

Dala terkekeh. "ya lo tanya sendiri lah ke orangnya kenapa dia diem aja, jangan lo tanya ke diri lo sendiri kan yang punya badan dia"

"bener juga si, tumben pinter lo" jawab Alditho.

"lah, Dala dilawan" ucap Dala sembari menepuk dadanya bangga.

"dih, tai!"

"heh, serius juga ini gue. btw kapan lo mau nyatain?" tanya Dala dengan cengiran dan menarik turunkan alisnya menggoda.

"hah? nyatain apaan njir?" balas Alditho kaget.

Dala mengernyitkan dahinya "lo suka sama Vanya kan?"

"engga tuh" jawab Alditho cepat.

"terus lo benci sama dia?" tanya Dala lagi.

"engga juga si"

"kalo gitu suka namanya" ucap Dala menepuk paha Alditho.

Alditho meringis kesakitan "dih, lo ngadi-ngadi banget bego"

"gue tunggu interaksi manisnya" Dala tersenyum menggoda. menepuk bahu Alditho dan pergi meninggalkan cowok itu sendirian.

"kok jadi gini?" gumam Alditho pelan berusaha mencerna hal tadi.

*****

Kini Reivaro dan para kawannya sedang berada di kantin SMA Nusa Kala yang ramai, ia sedang sibuk menatap Kiara yang sedang menyantap makanannya.

"makasih ya Rere" ucap Kiara sembari asik melahap mie goreng kesukaannya.

"jangan banyak-banyak makan mie, nanti kalo sakit si Alvino marah ke gue" jawab Reivaro mengusap rambut Kiara gemas.

Kiara mengerucut kan bibirnya,
"ihh, gue dah berusaha makan mie cuman seminggu sekali buat Alvino. padahal biasanya gue makan mie tiap hari,"

memang benar tadi Reivaro diam-diam mentraktir Kiara membeli mie goreng. di kantin karena biasanya Alvino yang menemani Kiara makan, tidak memperbolehkan Kiara terlalu banyak makan mie karena berbahaya bagi kesehatan, namun kini Alvino tak menemani Kiara karena harus ada urusan OSIS.

"iya itu dah bagus kok" balas Reivaro dengan senyumnya.

"giliran Kalila lo traktir kok gue engga" Devan menatap malas Reivaro disampingnya. 

"dih, ogahan deh gue traktir lo" Jawab Reivaro.

"sahabat macam apa lo Rei? pilih kasih" Devan menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"gue kan orang spesial, kalo lo mah cuman nyamuk!" komentar Kiara dengan sombongnya pada Devan.

"tauk lah!" jawab Devan dengan wajah cemberut nya, ia sudah malas berbicara dengan Reivaro dan Kiara.

"lo gimana Var? mau traktir gue gak?" kini Devan beralih menatap Varel yang sedang sibuk menatap layar handphonenya.

"no, thanks" jawab Varel singkat tanpa beralih dari layar HP nya.

Devan menghela napas panjang "ah, lo juga sama aja Var" ucap Devan dengan wajah lelah.

*****

Setelah pulang sekolah, Reivaro ia mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan dirumah saat itu Kalila juga ikut bersamanya disana. dari atas motor Reivaro, Kalila turun di parkiran supermarket tersebut rambut panjangnya sedikit ia selipkan di telinganya.

diparkiran, Benza juga kebetulan ada di sana tak sengaja melihat Kalila dan Reivaro sedang berjalan berdampingan dengan Kalila, ia sedikit menajamkan penglihatannya dan melihat ada setitik alat bantu dengar yang terpasang pada telinga Kalila dari jarak jauh. kemudian menghampiri keduanya.

"engga punya orang tua, miskin, punya adek cacat lagi" gumam Benza seolah berpura-pura berjalan melewati mereka berdua.

Kalila yang mendengar itu cuek dan tak terlalu ambil pusing dengan kata-kata yang tadi Benza lontarkan, toh ia juga sudah terbiasa mendengarnya. namun berbeda dengan Reivaro, mendengar hal itu ia tak diam saja.
Reivaro menarik kerah baju yang sedang Benza gunakan dari belakang.

Reivaro menonjok wajah Benza tanpa ada tanda-tanda sampai Benza tersungkur ke aspal, membuat Kalila bahkan orang-orang disekitar sana juga ikut kaget.

"bangsat lo!" ucap Reivaro dengan mata tajam.

*****

Hai semuaaa gimana kabarnya? semoga baik yaaa... jangan lupa komen dan share cerita ini yaa maaciwww💘💘💘

REIVARO [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang