06 The Return of The King

954 82 7
                                    

Rionaldi


Aku pasti nolong kamu, aku enggak akan ninggalin kamu.

Suara itu adalah hal terakhir yang aku ingat. Ketika mendengarnya aku merasa aman, seakan semua bebanku hilang dan aku yakin semua akan baik-baik saja.

Aku membuka mataku, terbangun dengan kepala pusing dan badan kaku. Hal pertama yang aku sadari adalah aku tidak mengenali dimana aku sekarang, semua terasa asing. Disampingku ada seorang cowok yang tertidur di kursi, ia terlihat sangat letih, sinar dari jendela menyinari wajahnya yang agak pucat. Aku melirik ke luar jendela. Langit di luar terang. Sudah pagikah? Jam berapa ini? Aku mengerang, memejamkan mata sejenak. Rasanya masih capek sekali. Badanku menolak untuk bergerak. Pelipisku berdenyut-denyut.

Aku memaksakan diri untuk duduk. Lalu tanpa sadar aku kembali mengamati cowok disebelahku. Kenapa dia tidur disamping tempat tidurku? Apa dia sedang menungguiku? Apa dia kenal aku?

Cowok itu membuka matanya lalu tersentak melihatku.

“Oh udah bangun ya. Gimana? Masih ada yang sakit?” katanya cemas.

Suaranya. Aku ingat suara itu. Aku ingat.

Akhhh .. tiba-tiba kepalaku sakit ..

“Jangan, kepalamu masih sakit, baru saja diperban,” cowok itu menahan tanganku.

Aku menatapnya lagi. Siapa orang ini? Kenapa dia begitu peduli ..

“Kenapa? Ada yang sakit?”

Aneh sekali. Otakku tidak mengenalnya. Aku yakin tidak mengenal cowok itu. Tapi kenapa hatiku berkata sebaliknya? Kenapa hatiku seakan berkata bahwa aku menginginkan cowok itu? I want him for some reasons ..

“Rion?”

Aku terkesiap. I want him? how ridiculous.

“Di mana aku?” aku memaksakan diri untuk melihat sekelilingku tapi entah kenapa aku hanya ingin melihatnya lagi. Dia bilang apa tadi? Rion? Siapa Rion?

Aku menatapnya bingung, “Siapa kamu? Siapa Rion?”

Wajahnya langsung berubah, dia berlari keluar dan memanggil seseorang. Beberapa saat kemudian dia masuk lagi bersama seorang cowok. Sepertinya cowok itu dokter karena dia langsung memeriksa keadaanku. Menanyaiku macam-macam hal. Memberitahuku berbagai macam hal juga. Katanya aku mengalami kecelakaan dan kepalaku terkena benturan hebat.

“Hmmmmmm, Sam kelihatannya temanmu hilang ingatan,” dokter itu memberitahu.

“A .. Apa Kak? Kenapa?”

“Amnesia paling banyak diakibatkan benturan atau guncangan terhadap otak. Amnesia bersifat sementara dan selektif. Enggak banyak yang bisa aku lakukan sekarang. Kita cuman bisa menunggu. Pelan-pelan ingatannya pasti kembali.”

Dokter menyuruhku agar banyak istirahat lalu mengajak cowok yang tadi menungguiku untuk keluar, namun aku bisa mendengar ia berkata pelan, “Temanmu baik-baik saja. Kamu juga harus istirahat Sam.”

“Iya Kak.”

Cowok tadi masuk kamar lagi. Aku menyadari kalau bibirnya terluka, pipinya lebam, sepertinya dia dipukul oleh seseorang. Siapa yang begitu tega memukul orang sebaik dia? Menurut cerita Dokter, dia yang telah menolongku dari kecelakaan.

Ia menatapku gugup. Ia mendekat dan duduk di kursi di sebelah tempat tidurku. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu tapi ragu. Ragu dan takut. Tapi kenapa dia takut padaku?

“Siapa kamu?” kataku memecah keheningan.

Dia tampak terkejut. “Oh .. Ummm .. Aku Sam ..”

Ninja Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang