02.00

39 37 9
                                    

{Tentang Clara}

JAKARTA, 19.45

Seorang gadis dengan T-shirt kuning dan Hot Pants hitam, sedang sibuk berkutat dengan laptop dihadapanya, tangannya sibuk mengetik diatas keyboard seiring ucapan dari bibirnya yang bergerak.

"Lapar," gumaman gadis yang bernama Clara Yellysa Nacita.

Clara menuju dapur, memasak makanan yang sekiranya itu mudah. Clara bukanlah anak orang kaya lagi, dia hidup sendiri dari hasil penjualan novel dan rumah peninggalan mendiang orang tua-nya. Orang tua Clara sudah meninggal karena mobil yang mereka tumpangi telah disabotase, perusahaan ayah Clara telah direbut paksa oleh perusahaan lain.

Selesai makan, Clara kembali kekamarnya dan kembali menyibukkan diri dengan laptop miliknya agar ia tak terhanyut dalam kesepian.

Pandangan Clara jatuh pada foto kedua orang tuanya beserta dirinya yang masih balita. Sekelabat kenangan terlintas dipikirannya.

Seorang pasangan suami dan istri yang akan melakukan perjalanan bisnis keluar kota.

"Clara ikut ya?" Pinta sang anak yang akan menginjak usia 13 tahun itu.

"Nggak bisa sayang, kamu kan harus sekolah" ujar lembut Violet Nathasya.

"Tapi ma, masa' nanti Clara sendirian sih?"

"Iya, Clara kan udah gedhe."

"Clara ikut aja ya, ya, ya" paksa Clara.

"Anak papa yang manis, nanti setelah kami pulang pasti akan membelikan mainan untuk Clara," ucap Zuckerbeg Delon.

"Beneran pa? Nanti belikan Clara boneka yang besar ya?." Clara menjawab dengan antusias, tangannya ikut memperkirakan seberapa besar boneka yang ia inginkan.

"Loh? Boneka Clara yang besar kan udah banyak, jadi nanti papa beliin yang mungil."

"Boneka barbie? Gak mau ah," tolak Clara

"Ya enggak dong."

"Udah yuk berangkat," ajak Violet

"Clara bareng kalian aja ya?"

"Iya sayang"

Setelah mengantarkan sang putri, kedua orang berbeda jenis kelamin itu memulai perjalanan mereka.

"Kok perasaanku nggak enak ya?" keluh sang istri.

"Kenapa? Perasaan kamu aja kali," tukas sang suami.

Ditengah perjalanan, mobil yang mereka tumpangi tidak bisa di rem padahal didepan sana ada sebuah truk yang melaju.

"Remnya blong," panik Zuckerbeg, membuat violet juga ikutan panik.

Zuckerbeg berusaha membanting stir, tetapi naasnya mobil mereka malah menabrak pembatas jalan.

Clara yang berada di sekolahnya sedang melakukan pembelajaran hingga kepala sekolah memanggilnya. Clara mendatangi ruang kepala sekolah.

"Clara, orang tua kamu mengalami kecelakaan. Tadi, ibu ditelpon oleh pihak rumah sakit untuk menyampaikan kabar duka ini pada kamu," jelas wanita yang menjabat menjadi kepala sekolah.

"Ibu jangan bohong, orang tua Clara sedang melakukan bisnis," sangkal Clara.

"Saya tidak bohong, kamu yang tabah ya."

"Jadi benar?"

"Benar, mari saya antar ke rumah sakit"

Di rumah sakit, Clara bisa melihat mayat kedua orang tuanya. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata kematian kedua orang itu telah direncanakan oleh seseorang.

Masa duka Clara belum selesai sampai disitu, ia mendapat kabar bahwa data perusahaan papanya telah diretas dan sahamnya menurun. Clara harus memilih antara mengikuti pemakaman kedua orang tuanya atau menyelamatkan perusahaan papanya, tetapi pilihan Clara jatuh pada opsi kesatu.

"Kenapa harus ingat kejadian itu lagi," geram Clara Frustrasi.

"Kalo aja dulu Clara lebih milih nyelametin perusahaan papa, pasti usaha papa untuk mendirikan perusahaan itu dari nol tidak sia-sia"

"Clara emang bodoh ya? Bahkan dari dulu Clara gak pernah buat kalian bangga." Clara mengusap foto yang ada ditangannya.

"Maafin Clara ya? Clara akan bangkit untuk membalas dendam orang yang membuat Clara kehilangan semuanya." Mata Clara menatap pada berkas yang berisi data-data orang yang telah membuat kedua orangtuanya meninggal.

Clara membaca berkas itu dan menemukan sebuah foto. "Baik, jika tak bisa menghancurkan ayah-nya, maka menghancurkan anaknya pun tidak masalah."

———■■■———

Membosankan? Maaf kan author yang amatiran ini. Tulisan miring itu flashback ya.

Mbak Clara tuh guys, gimana? Cool, Cantik, Cocok ama mas Austin kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mbak Clara tuh guys, gimana? Cool, Cantik, Cocok ama mas Austin kan?.

REVENGE ARENA (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang