Chapter 7 - ' kita urus yaa '

34 5 0
                                    


" t-tapi.. aku mau hidup layaknya orang normal! Aku tak mau kakak pergaulan bebas seperti teman-teman kakak! "

" cukup, Johnny.. aku tak mau ibu tahu ini! Aku berharap kau mati, dasar beban!.. "

Aku kini tak berakal, ucapanku benar-benar tak terkendalikan. Maafkan aku, Johnny.

" m-mati? Apa? Kau meminta ku untuk mati?.. hiks.. jika memang itu mau mu, aku berharap aku mati karena penyakit ini! Aku bersumpah aku akan mati jika kau meminta itu! " ucap Johnny yang tampak kebingungan dan matanya yang berkaca-kaca.

Johnny akhirnya menangis kencang di hadapanku. Cukup puas ia menangis, mengeluarkan semua dendamnya padaku, aku benar-benar bersalah tetapi bukan itu maksudku. Aku hanya mau Johnny diam tentang urusan ini agar ia tak terlalu banyak berfikir dan jadi penyakitnya hilang.

" eh, tidak, Johnny.. maafkan kakak.. kakak tadi salah ucap.. maafkan aku.. "

" jahat! Kakak jahat! Hiks! Jahat!! "

Aku meraba rambutnya, ku elus secara perlahan hingga ia tertidur pulas. Aku tak kuasa saat melihat dirinya tidur dengan berberapa tetesan air mata.

Ku peluk dirinya agar hangat, sementara Hyunjin tengah memata matai ibu tua. Lagipula ia salah, meminum alkohol dimasa pensiunnya dan menghancurkan mental Johnny saat berusia 14 tahun.

" John, maafkan kakak.. kakak juga ingin berbahagia dengan lelaki itu.. kakak benar-benar minta maaf. kakak bersumpah dari semua bintang, kakak hanya ingin berbahagia "

Ku usap air mata yang mengalir dari semua mata, sekitar 70 tetesan air mata yang ku usap sejak Johnny tidur.

" Hyunjin, shh! Hyun! "  bisikku, aku melihat Hyunjin dari arah depan rumah ku.

" aku ingin berbicara dengan ibu " balasnya. Aku membuka pintu luar dan membiarkan Hyunjin masuk.

Aku membangunkan ibu yang tengah sedikit tertidur dengan nada pelan.

" Bu, aku ingin berbicara.. kalau.. "

" bicara saja langsung, lama! "  balas ibu sembari membuka selimut dan lalu mendorong ku.

Aku sedikit gugup awalnya, tetapi dengan percaya diri aku mulai mengungkapkan soal bayi ini.

" a-aku.. hamil, bu.. maaf.."  ucap ku secara pelan, aku menunduk malu. Begitu juga dengan Hyunjin ia memelukku dan berusaha untuk menenangkan ku.

" sudah tak apa, ini akan berakhir dengan bahagia.. "  balas Hyunjin ia tengah memeluk ku dan aku pun menangis malu serta takut. Takut, aku bahkan takut tak bisa mengurus Johnny secara baik.

Kami mulai berbicara tentang bayi ini, ibu marah bahkan sangat marah padaku. Tetapi Hyunjin tak peduli, ia mengatakan kalau ini semua wajar. Aku butuh istirahat dan butuh berbahagia layaknya orang diluar sana.

" dasar! Anak bodoh! Aku berharap akan segera pergi dari rumah tua ini " bentak ibu pada diriku

" pergilah dari rumah ini, manusia bajingan! " bentak Hyunjin, ia kesal dengan ibuku.

" hiks, Hyunjin.. maafkan aku.. " aku terus-terusan berbicara seperti itu hingga saat Johnny dengan rambut lucunya datang ke hadapanku.

" sudah, aku ada disini.. kita urus bayinya bersama-sama, ya " ucap Johnny secara tiba-tiba, ia memata-matai diriku saat aku dimarahi oleh ibu. Ia berlutut padaku serta memeluk lututku.

Flashback

" ha? Ada apa ribut-ribut? " Tanya Johnny sembari mengucek matanya. Ia melihat diriku saat dimana aku tengah dipukul oleh ibu menggunakan tangannya.

" ibu sialan itu lagi? Tak bisa dimainkan.. " bisik Johnny kesal, ia pun mendobrak pintu kamarnya dan mnghentakan kakinya dengan keras.

-

" iya, Johnny.. kita jagain adiknya Johnny, ya " balasku dengan suara yang sedikit tersedu-sedu.





TBC

I Just Want Live Happily [ Johnny suh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang