Chapter 12 - ' perban di tangan '

30 4 0
                                    


" pagi, John.. bagaimana dengan mimpi mu? "

" Hoammm~.. baik-baik saja, Pak dokter.. " balas Johnny, ia menguap karena baru saja bangun dari tidurnya yang pulas. Aku tampak tak tega saat melihat Johnny bangun dengan belasan suster di depannya.

" Johnny siap? Dokter tak akan membunuh Johnny, kok... dokter mau membuat Johnny sembuh.. "

" benar? Wah, terima kasih banyak.. pak dokter " balas Johnny dengan polosnya, ia memakan biskuit yang diberikan oleh suster. Biskuit itu berisi obat tidur karena Johnny akan melakukan operasi pengangkatan tangan kirinya yang terkena zat kanker.

" selamat berjuang, John " gumamku dengan Hyunjin, Hyunjin memeluk ku serta mengelus pinggang ku. Berharap Johnny bisa secepatnya sembuh.

" Karina.. sedang apa kau disini, bukannya kau harus di  dalam kamar. " ucap seseorang yang tampak familiar, ternyata itu Wendy.

" ah, itu.. sedang menunggu Johnny untuk dioperasi.. "

" astaga! Johnny terkena apa? Kau bilang Johnny terkena DBD waktu itu.. "

" aku berbohong, Wendy.. Johnny terkena kanker jantung, kini tangan kirinya sedang diamputasi karena kankernya tengah menyerang bagian itu. " balasku dengan penuh kesedihan yang meyelimuti diriku ini.

" astaga.. semoga cepat sembuh, ya.. aku salut denagn perjuangan kalian.. Johnny harus sembuh " ucap tegas Wendy, ia memeluk ku lalu memeluk Hyunjin juga.

Perlahan kami bertiga mulai berpisah, Hyunjin pergi membeli makan sementara Wendy pergi untuk ke kamar rawat adiknya yaitu Jaemin.

" Johnny lama sekali.. oh iya kan ia sedang diamputasi, tentu saja lama "

Aku berbicara sendiri denagn angin, hingga saat seorang dokter keluar dengan gumpalan koran yang berisikan potongan tangan Johnny. Aku pun mulai pergi pulang serta mengubur tangan itu disamping rumah ku.

" baik, dokter.. bagaimana dengan kondisi adikku? " tanya ku dengan cemas, begitupun juga dengan Hyunjin yang datang dari arah depan rumah sakit.

Dokter pun menarik tangan kami berdua dan menyuruh melihat Johnny yang tengah pingsan di kursi roda yang ia duduki. Aku menangis melihat tangannya yang diperban.

Perbannya masih terlihat dengan sedikit darah yang mengalir dari sana. Aku menangis secara pelan serta tak berdaya saat melihat tangan Johnny.

" hiks, Johnny.. Hyunjin aku tak kuat! Aku tak kuat! Hiks! " isak ku pada saat dokter menaruh foto terakhir kali Johnny dengan lengannya diatas bingkai foto.

Tubuhku bergemetar hebat.

" Johnny kini sudah lumayan membaik, Bu.. maaf kalau kami semua membuat nyonya Karina menangis " ucap salah satu suster dengan sangat sopan.

TBC/SORRY FOR TYPO

I Just Want Live Happily [ Johnny suh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang