"EHHH..."
Farhan melompat kaget ketika mendengar seorang pria berteriak dari balik selimut yang akan dia buka.
"Aw..." Ringis Farhan kesakitan sembari mengelus punggungnya yang menabrak dinding.
"ARGH..." Laki-laki di atas brankar masih menggeliat kesakitan.
Farhan berdiri dan mundur perlahan memasuki ruangan kecil di belakangnya.
"Duh, ini gue harus ngapain?" Tanya Farhan -entah kepada siapa dengan ekspresi panik.
Farhan berjalan tak tentu arah di dalam ruangan kecil. Suara laki-laki di luar ruangan masih terdengar jelas. Farhan kembali melihat beberapa polaroid yang menggantung pada dinding.
"Tangan merupakan jalan keluar pertama." Farhan membaca penjelasan pada foto pertama dengan suara bergetar. "Gue bawa aja deh semuanya." Akhirnya, Farhan memutuskan untuk membawa seluruh polaroid yang ada.
Satu...
Dua...
Tiga...
Tiba-tiba saja laki-laki tadi berhenti teriak. Hening.
Farhan melangkahkan kakinya perlahan. Farhan mengintip sekilas di balik plastik besar yang memisahkan kedua ruangan tersebut. Sepi. Semua kembali seperti semula. Farhan berjalan ke arah brankar laki-laki tadi.
"Permisi." Dengan hati-hati, Farhan mengambil kunci dalam genggaman tangan laki-laki tersebut. "Makasih, kak." Tanpa menunggu lama, Farhan berlari dan langsung membuka gembok yang mengunci pintu.
Setelah terbuka, Farhan mendorong pintu dan langsung menutupnya kembali hingga rapat. Perlahan, Farhan melangkah menuju kaca besar pada salah satu sisi ruangan. Gelap. Sepi. Sudah tidak ada cahaya matahari.
"Kok gue bisa ada di sini sih?!" Omel Farhan sembali membalikkan tubuhnya, berjalan menuju tangga.
Farhan turun ke lantai bawah sembari memeriksa beberapa foto yang dia bawa. Saat kaki Farhan akan mencapai anak tangga terakhir, tiba-tiba...
Srettt...
Srettt...
Srettt....
Terdengar sesuatu benda menggesek lantai dan beberapa daun kering. Refleks, Farhan menarik kembali kakinya dan langsung menyandarkan tubuhnya di balik dinding, berusaha untuk sembunyi.
"Ada apalagi sih?" Bisik Farhan sembari menelan air liurnya kasar.
Dengan hati-hati, Farhan mengintip dari balik dinding. Farhan sedikit menyipitkan matanya agar dapat melihat dengan jelas. Seseorang berpakaian operasi warna hijau menyeret dua orang laki-laki berpakaian putih -seperti Farhan. Orang tersebut menggenggam dengan erat bagian belakang baju dua laki-laki itu dan berjalan ke ujung lorong. Setelah sampai di depan sebuah pintu, orang berpakaian operasi tersebut melepaskan genggamannya pada salah satu dari dua orang yang sedari tadi dia seret. Tanpa menunggu lama, orang itu membuka pintu dan kembali menyeret baju kedua laki-laki berpakaian putih ke dalam ruangan tersebut. Ketika merasa orang berpakaian operasi itu menyadari keberadaannya, Farhan langsung menarik tubuhnya untuk kembali bersembunyi.
Brakkk...
Pintu ruangan pada ujung lorong dibanting. Farhan menutup matanya rapat, ketakutan.
Satu...
Dua...
Tiga...
Hening. Farhan membuka matanya perlahan dan kembali mengintip ke arah lorong. Sepi.
"Siapa sih tadi?" Farhan menghela nafas panjang. "Kenapa pake topeng? Ngapain dia nyeret dua orang itu?" Farhan melontarkan banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLON1NG || UN1TY [END]
غموض / إثارةDi tengah maraknya berita kehilangan orang yang cukup menggemparkan, tiba-tiba seorang peneliti muncul dengan membawa sebuah pernyataan yang jauh lebih mengejutkan masyarakat. Ketika delapan pemuda terperangkap dalam sebuah eksperimen gila dari beb...