|| 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭

740 81 0
                                    

"Huwaaa!!! Hikari-chan!!! Kupikir kita tida akan bertemu lagi!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huwaaa!!! Hikari-chan!!! Kupikir kita tida akan bertemu lagi!!"

Anak bermarga Sano itu memasang ekspresi datface-nya dan pada akhirnya ia membantu menenangkan satu temannya itu.

Merasa keadaannya membaik, ia mengawali harinya dengan semangat penuh dan memikirkan cara untuk menyelamatkan kakak sulungnya, Shinichiro.

"Nee, apa kalian tahu di kelas sebelah ada anak yang tampan sekali tapi aku sangat kasihan dengannya" ujar anak perempuan berkepang dua itu, Takanashi Nami.

"Nami-chan, kau dapat informasi itu darimana?" tanya Chika menimpali.

"Ah ituㅡaku mendengarnya dari teman-teman, dia dibully oleh teman satu kelasnya tapi tidak berani melawannya" ujar Nami merengut malas.

"Nami-chan tahu nama anak itu?" tanya Chika.

Nami memainkan dagunya kemudian menoleh pada Chika, "Kalau tidak salah namanya Tachibana Naoto" final Nami.

Bola mata gelapnya melirik pada kedua temannya, satu nama yang tak asing untuknya tapi saat ini ia tak bisa mengingat nama anak itu.

Hikari ingat tempo lalu ia melihat seorang anak yang sedang menunduk dan beberapa orang yang mengelilinginya. Rupanya anak itu adalah anak yang diceritakan oleh Nami tadi.

Tak lama bel pun berbunyi dan pelajaran pun akhirnya dimulai.

Jarinya menyentuh kalung hanafuda miliknya, digenggam kuat olehnya bagaimana sebuah tangan yang enggan ia lepaskan begitu saja.

Hikari merindukan orang itu, tapi apakah dia mengingat dirinya.

'Tachibana Naoto ya... sepertinya aku pernah mendengar nama itu dulu'

Selepas pelajaran usai, Hikari dan kedua temannya meninggalkan ruangan kelas lalu tak sengaja melihat pemandangan yang membuat anak perempuan bermarga Sano itu jengkel.

Pembullyan bisa ditemui dimana saja bahkan bisa saja dilakukan oleh orang terdekat kita sendiri. Hikari sangat amat membenci orang yang seperti itu.

Kaki kecilnya melangkah kemudian menghampiri ketiga anak laki-laki yang sedang mengganggu ketentraman anak itu.

Chika dan Namiㅡmereka sudah panik lebih dulu karena takut jika Hikari terluka.

"Lepaskan anak itu!" ujar Hikari.

Ketiga anak itu menoleh lalu memandang sinis pada dirinya.

"Huh? Hanya anak perempuan?" seru salah satu anak itu.

"Hanya anak yang lemah, seperti si bodoh Naoto hahahaha" ujar salah satu temannya lalu tertawa kencang.

"Pelankan suara kalian, jika dia menangis bahaya lho" ujar temannya lagi.

Perempatan imajiner Hikari muncul di dahinya, ia tetap harus menahan untuk tidak menendang wajah anak-anak nakal itu. Meskipun memang mereka sangat menyebalkan.

𝑰 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒔𝒂𝒗𝒆 𝒚𝒐𝒖! [ ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ ˣ ᶠᵉᵐ ʳᵉᵃᵈᵉʳ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang