|| 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐬

412 51 2
                                    

Pagi hari itu gadis bermarga Sano tersebut sedang melakukan peregangan, selama terbaring di rumah sakit otot-otot tubuhnya benar-benar kaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari itu gadis bermarga Sano tersebut sedang melakukan peregangan, selama terbaring di rumah sakit otot-otot tubuhnya benar-benar kaku. Hari itu Hikari memaksakan dirinya untuk keluar dari rumah sakit dan hendak melakukan rawat jalan di rumahnya saja.

"Hikari-chan"

Hikari menoleh lalu menyapa pria bersurai gelap itu. Pria itu nampak terkejut karena seharusnya Hikari tetap terbaring namun yang ia lihat sekarang Hikari yang sudah melepaskan infus tersebut.

"Keisuke, ohayo" sapa Hikari lalu tersenyum manis pada sang pria.

"Kenapa kau melepaskan alat itu? Kau seharusnya beristirahat total saat ini, Hikari-chan" ujar Keisuke.

"Keadaanku sudah membaik jadi aku akan pulang hari ini, Shin-nii sudah mengizinkannya jadi siang nanti mereka akan menjemputku" ujar Hikari.

Keisuke menghela nafas pelan lalu memberikan sebuah makanan hangat untuk gadis disampingnya tersebut. Hikari dapat menghirum aroma sedap yang terdapat dalam makanan tersebut.

Keisuke menyuapi Hikari sementara sang gadis yang pada akhirnya harus menurut saja karena Keisuke yang bersikeras ingin menyuapi Hikari bahkan menjaga Hikari karena janjinya ada ketiga kakaknya.

"Kau tidak makan? Jika lapar maka makan saja bubur itu, kita bisa memakannya bersama lagipula takkan masalah jika menggunakan sendok yang sama" ujar Hikari.

Mendengar kalimat terakhir itu tanpa sadar Hikari telah membuat pria berambut hitam itu memerah pada wajahnya. Gadis itu mungkin akan berpikir tidak masalah, namun tidak untuk Keisuke sendiri.

"Aku tidak lapar, aku sudah memakan yakisoba bersama Chifuyu sebelum aku datang kemari" ujar Keisuke.

"Matsuno-san? Ah, apa dia datang bersamamu juga? Aku belum melihatnya sejak terakhir ia datang menjengukku?" tanya Hikari.

Raut wajah Keisuke pun berubah menjadi masam, Hikari tak menyadari perubahan ekspresinya tersebut.

"Untuk apa menanyakan Chifuyu dan memangnya tidak cukup jika hanya aku yang menjengukmu hari ini?!" sahut Keisuke.

Hikari menoleh bingung, "Chotto, kenapa kau semarah itu sih? Kau cemburu ya?" Hikari menoleh dan mendapati wajah Keisuke yang kembali memerah karena ucapannya.

Keisuke yang jujur dan Hikari yang selalu memiliki hobi menjahili seluruh anggota Touman dengan ucapan yang membuat sang lawan bicara tak bisa berkata-kata lagi.

"B-Baka! A-Ak-Aku tidak cemburu!!" pekik Keisuke.

"Pffftㅡwakatta, wakatta, aku hanya bercanda saja kok, Keisuke memang orang yang sangat mudah kujahili ya" ejek Hikari.

Perempatan imajiner muncul pada pelipisnya, tangannya terulur lalu mencubit kedu pipi sang gadis hingga sang gadia mengaduh sakit. Karena terlalu asyik mencubit bahkan Keisuke tak menyadari jaraknya kini cukup dekat dengan Hikari.

𝑰 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒔𝒂𝒗𝒆 𝒚𝒐𝒖! [ ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ ˣ ᶠᵉᵐ ʳᵉᵃᵈᵉʳ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang